✨Chapter 29✨

75 9 0
                                    

Happy Reading!

Jangan Lupa Vote dan Komen!

🌼🌼🌼

Nia tidak mempertanyakan kenapa Athala berbohong kepadanya waktu itu. Berbohong soal ada rapat bersama Kenand. Nia hanya berpikir mungkin Athala ada urusan yang tidak bisa di tinggal dan sangat penting. Rumah tangga mereka berjalan dengan normal seperti biasanya. Semakin hari, Athala semakin memperhatikan keadaan Nia dan calon anak mereka.

Usia kandungan Nia sudah menginjak usia tiga bulan lebih, hampir empat bulan. Itu membuat Athala, Andreas, Afya, Desti, Naya, Ares, Shiva, dan sahabat-sahabatnya selalu mengingatkan Nia untuk berhati-hati dan tidak telat minum vitamin.

Di sore hari yang cerah ini, ibu hamil itu memutuskan untuk menyiram tanaman di halaman rumahnya. Athala tadi izin keluar untuk bertemu dengan Devan, kali ini Athala tidak berbohong karena Devan sendiri yang meminta untuk bertemu dengan Athala tiga hari yang lalu.

"Nyonya tidak istirahat?" tanya Bi Ratih.

Nia mengulas senyum kepada asisten rumah tangganya itu. "Baru dapat sebagian, Bi. Saya juga belum capek," jawab Nia. "Bibi mau pulang?" tanyanya.

"Iya, Nya. Jam kerja saya sudah habis," kata Bi Ratih.

Nia menganggukkan kepalanya. "Ya sudah, Bibi hati-hati di jalan."

"Saya disini saja dulu sambil menunggu Tuan Athala pulang. Saya takut ninggalin nyonya di rumah sendirian dalam kondisi hamil," papar Bi Ratih.

"Tidak masalah, Bi. Saya akan baik-baik saja. Mas Athala sebentar lagi juga pulang," jelas Nia.

Namun Bi Ratih masih terlihat enggan meninggalkan majikannya di rumah sendirian.

"Serius, Bi. Insya Allah saya baik-baik saja," kata Nia meyakinkan. "Banyak tetangga juga yang sedang beraktivitas di luar," imbuhnya meyakinkan.

Bi Ratih menghela nafasnya. "Kalau begitu saya pamit pulang, Nyonya," ujarnya.

"Tunggu, Bi!" kata Nia membuat Bi Ratih menghentikan langkahnya.

Nia meletakkan selang yang ia gunakan untuk menyiram tanaman diatas pot bunga lalu berjalan ke arah meja yang terletak di teras.

Nia menyerahkan paper bag pada Bi Ratih. "Ini, saya ada camilan untuk buat Bibi dan keluarga," ujarnya.

Bi Ratih menerima dengan tidak enak. "Saya jadi tidak enak karena Nyonya baik pada saya dan keluarga saya," katanya.

Nia tersenyum. "Saya senang bisa berbagi," ujarnya.

Bi Ratih mengucapkan terima kasih lalu beranjak pergi dari rumah besar milik Athala dan Nia untuk kembali ke rumahnya.

Nia berniat melakukan kegiatan menyiram tanaman namun terhenti karena sebuah mobil berwarna merah yang masuk di halaman rumahnya. Pemilik mobil keluar, dan ternyata itu adalah Shella.

Nia heran kenapa Shella datang kemari. Dalam hati dia was-was kejadian waktu itu terulang lagi. Namun, dia kembali meyakinkam dirinya untuk kali ini tidak akan terpancing emosi lagi.

"Apa kabar Nia?" tanya Shella basa-basi.

"Seperti yang kamu lihat. Aku baik-baik saja dan bahagia tentunya," jawab Nia memamerkan senyuman pada Shella.

Shella berdecih dan menatap Nia dengan pandangan yang sulit diartikan. "Mana Rai?" tanyanya.

"Untuk apa kamu menanyakan suamiku?" Nia balas bertanya.

INDESTRUCTIBLE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang