✨Chapter 3✨

111 16 0
                                    

Happy Reading💋

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!!!

🌼🌼🌼

"Nia! Bangun!"

"Apasih, Kak!?" kesal Nia karena tidurnya terganggu akibat teriakan kakaknya.

"Lo nggak kuliah!?" Naya ikut-ikutan kesal juga karena adiknya susah dibangunkan.

Sehabis shalat subuh tadi, Nia melanjutkan tidurnya kembali karena semalam kakak dan kakak iparnya mengunjungi dirinya. Nia yang biasanya sehabis shalat subuh menyibukkan diri dengan memasak, tapi berbeda dengan hari ini yang malah menyibukkan diri dengan asik bergelung di bawah selimut hangatnya.

"Nggak, dosen gue hari ini nggak masuk. Cuma dikasih tugas doang," jawab Nia yang masih memejamkan matanya.

Naya kini menatap adiknya dengan berkacak pinggang. "Bangun! Ayo sarapan!"

Mendengar kata sarapan, Nia langsung membuka kedua matanya dan mengubah posisi menjadi duduk.

"Soal makanan aja langsung bangun!" sindir Naya lalu keluar dari kamar adiknya menuju dapur.

Nia beranjak menuju kamar mandi untuk membasuh muka. Setelah itu keluar dari kamar dan langsung menyambar hijab instan yang tersampir di kursi belajarnya. Nia kemudian menyusul kakaknya menuju dapur.

"Masak apaan, kak?" tanya Nia yang kini sudah duduk di salah satu kursi di samping Ayesha.

"Masak racun," jawab Naya asal membuat Nia mendengus sebal.

"Racun kok dimasak, langsung diminum juga mungkin langsung ngefly!" balas Nia. "Sulastri udah cantik," ucap Nia pada Ayesha yang kini berumur hampir empat tahun.

Ayesha tersenyum malu-malu menatap Nia. "Makacih, Aunty!" balasnya.

Nia tergelak melihat tingkah Ayesha yang malu-malu kucing. Nia lalu mencubit pelan pipi Ayesha.

"Kamu lucu banget sih, Lastri," puji Nia.

Takkk!

Nia meringis pelan saat punggung tangannya dipukul oleh Ares menggunakan spatula kayu.

"Nama anak gue Ayesha bukan Sulastri," ucap Ares.

Nia menatap sebal Ares. "Anak lo fine-fine aja kalau gue panggil Sulastri," balas Nia. "Iya 'kan, Lastri?" tanyanya pada Ayesha.

Ayesha mengangguk semanagat menatap papanya. "Adek suka dipanggil Lastli!" pekiknya senang.

Nia mengelus kepala Ayesha dengan sayang. Dalam hati, Nia tertawa mendengar jawaban yang keluar dari mulut keponakannya itu dan melihat wajah pasrah kakak iparnya.

Ares menghela nafasnya pelan. Naya datang membawa makanan di tangannya dari arah dapur.

Ayesha memekik senang karena balita itu perutnya sudah keroncongan sedari tadi. "Mama makan!"

"Makan! Makan!" ucap Nia tak mau kalah.

"Beri aku makan! Beri aku makan!" Ares yang sudah duduk pun ikut-ikutan seperti Nia dan Ayesha.

Naya menghela nafasnya pelan menatap tiga orang yang kini tengah duduk dihadapannya. "Untung hamba sayang mereka bertiga, Ya Allah. Kalau nggak, mungkin sudah hamba buang mereka jauh-jauh hari," katanya dalam hati.

"Udah-udah," tengah Naya. "Sekarang makan! Nggak usah banyak omong!"

Ketiga orang dihadapan Naya menurut tanpa protes setelah mendengar ucapan Naya.

INDESTRUCTIBLE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang