✨Chapter 39✨

63 12 0
                                    

Happy Reading!

🌼🌼🌼

Waktu berlalu begitu cepat. Tinggal menghitung hari, Athala dan Nia akan bertemu dengan buah hati yang selama ini mereka nantikan. Selama itu juga, Athala semakin protektif pada istrinya yang sangat aktif.

"Sayang, jalannya pelan saja. Tukang batagornya enggak akan kemana-kemana," ujar Athala.

Saat ini mereka berdua tengah menikmati jalan sore di taman tak jauh dari rumah mereka. Acara ngidam Nia belum berakhir. Seperti sekarang, ibu hamil itu tengah menginginkan batagor.

"Nanti enggak kebagian," kata Nia.

Athala menggeleng pelan sesekali meringis melihat istrinya yang jalan tiga langkah di hadapannya. "Sabar, Nak. Sebentar lagi kamu enggak merasakan guncangan hebat di dalam perut Mama," batinnya.

"Pak, batagornya satu yang pedas," ujar Nia saat mereka sudah sampai di depan penjual batagor.

"Jangan terlalu pedas, Pak," sahut Athala.

"Siap!" balas penjual.

Keduanya duduk di kursi plastik yang di sediakan oleh penjual. Nia sibuk memandangi sekitar sementara Athala sibuk memandangi Nia. Merasa diperhatikan, Nia menoleh ke arah Athala. Pipinya terasa panas. Nia salah tingkah dibuatnya. Hal itu membuat Athala terkekeh.

"Malu ih!" kata Nia.

Meskipun bukan pengantin baru, tapi Nia selalu merona apabila diperhatikan Athala secara intens.

"Kenapa malu? Kita bahkan sudah pernah lebih dari sekedar pandang-pandangan," kata Athala.

Nia memukul lengan Athala. "Mesum!" balasnya.

"Enggak mesum anak enggak mungkin jadi," kata Athala mengusap perut Nia yang besar.

Pembicaraan mereka terhenti karena tukang batagor mengantar pesanan Nia. Setelah itu, tukang batagor pergi setelah Athala membayar.

"Kamu mau, Sayang?" tanya Nia pada Athala.

Athala menggeleng. "Buat kamu saja. Nanti kalau pengen aku pesan sendiri," jawabnya.

Nia kemudian memakan batagor yang dilumuri bumbu kacang itu dengan lahap. Bahkan ujung bibirnya tak luput dari cipratan bumbu kacang membuat Athala menyekanya dengan ibu jari lalu menjilatnya. Perilaku Athala membuat beberapa perempuan yang melihat jadi histeris sendiri.

"Pelan-pelan makannya," ujar Athala lembut lagi-lagi membuat para kaum hawa menjerit tertahan.

"Kapan suamiku bisa romantis kayak gitu?"

"Sayang sudah sold out."

"Istrinya hamil lagi."

"Maksud hamba yang seperti ini Ya Allah."

"Bismillah dapat jodoh macam Mas ini."

"Yuk lah! Saya siap jadi yang kedua."

"Dia yang enggak ikhlas kalau yang kedua modelannya kayak lo!"

"Istrinya cantik, suaminya ganteng, anaknya pasti good looking!"

"Mbak, cari tipe suami kayak suami Mbak dimana?" tanya seorang perempuan yang duduk tak jauh dari kursi mereka.

Nia tersenyum membalas senyuman orang tadi. "Enggak bisa dicari lagi, Mbak. Tinggal satu, itupun sudah jadi suami Saya," jawabnya membuat yang lain kecewa.

Athala tersenyum mendengar jawaban dari mulut istrnya.

"Tapi saya punya tips," ujar Nia membuat beberapa kaum hawa tertarik mendengarkannya. "Perbaiki diri kalian dulu. Dekatkan diri pada Allah. Insya Allah, jodoh kalian pasti baik dan beriman," katanya.

INDESTRUCTIBLE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang