✨Chapter 10✨

119 15 0
                                    

Ekhem!

Tekan dulu tombol bintang yang ada di pojok kiri bawah

Udah?

Udah belum?

Lanjut baca kalau udah vote!

Makasih💜

Happy Reading💋

🌼🌼🌼

"Apa kabar?"

Nia memandang sosok jakung di sampingnya dengan tatapan sulit diartikan. Nia mengulas senyum tipis ke arah lawan bicaranya. "Baik," jawabnya singkat. "Kamu sendiri apa kabar, Arkie?" lanjutnya bertanya.

"Seperti yang kamu lihat, Nia," jawab laki-laki itu. "Tapi hatiku tak baik-baik saja karena masih terisi oleh satu nama."

Nia menundukkan kepalanya. "Maaf," ujar Nia lirih.

Arkie menggeleng pelan. "Kamu tidak perlu minta maaf. Aku sekarang hanya berusaha untuk menerima takdir yang sudah digariskan. Aku akan berusaha untuk lebih ikhlas lagi meski aku tau itu pasti akan membuatku semakin sakit."

Keduanya sama-sama terdiam dengan memandang orang-orang yang tengah berlalu-lalang di taman. Nia tadi sempat terkejut saat Arkie mengatakan bahwa dia sedang ada di Jakarta dan mengajaknya bertemu. Nia mengiyakan permintaan Arkie, hitung-hitung untuk bersilaturrahmi karena sudah lama putus kontak dengan teman kuliahnya itu.

"Apa ada hal yang membuatmu kembali ke Jakarta?" tanya Nia masih memandang lurus ke depan.

"Aku hanya ingin memastikan kamu dalam keadaan baik," dan juga aku ingin memastikan perasaanku. "Sama ada pekerjaan disini."

"Do you have a boyfriend?" pertanyaan dari Arkie membuat Nia menoleh sekilas ke arah laki-laki itu.

Nia tersenyum tipis. "No, I don't have a boyfriend."

Arkie menaikkan sebelah alisnya. "Why?"

Nia mendengus pelan. "Karena aku nggak tertarik pacaran. Bagiku itu hanya buang-buang waktu. Lebih baik aku pacaran dengan berkas-berkas perusahaan yang lebih menguntungkan," jawabnya membuat Arkie tergelak di tempatnya.

Arkie menghentikan tawanya. "Tapi aku curiga kalau tidak ada pria disini yang menyukaimu," godanya.

Nia sudah menggeplak Arkie dengan sling bag milik perempuan itu. "Jangan sembarang kalau ngomong!"

"Iya-iya, aku hanya bercanda. Kamu semakin garang saja setelah kita tidak bertemu sekian lama," kata Arkie.

"Celline kok nggak ikut kesini?" tanya Nia.

Arkie mengedikkan bahunya acuh. "Entahlah, aku sendiri juga sudah tidak berhubungan lagi dengannya. Dia hilang begitu saja seperti di telan bumi."

Nia menolehkan kepalanya pada Arkie. "Aku kira hanya aku yang sudah lost contact sama Celline," ucapnya. "Dia memblokir seluruh akun media sosialku," sambungnya.

"Sama," balas Arkie.

"Apa dia sedang dalam masalah?" tanya Nia.

Arkie menghembuskan nafas berat. "Waktu aku berkunjung ke rumahnya, dia juga sudah pindah dan tidak lagi tinggal di rumahnya yang lama."

Keduanya lalu diam menikmati suasana sore yang sejuk ini.

"Sudah lama kita nggak duduk berdua kayak gini," ucap Arkie dengan terkekeh diakhir kalimatnya.

INDESTRUCTIBLE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang