📸 Case 6.5

778 112 9
                                    

Mereka sudah berada di penginapan, lebih tepatnya di tempat makan penginapan itu, berkumpul untuk membahas tempat selanjutnya.

"Ini tempat seni budaya dimana?" Tanya Hendery sambil meminum soda.

"Banyak yang ku tahu sih di Seoul." Jawab Haechan sambil memainkan handphone nya, melihat sosial media nya.

Winwin yang sudah menelan makanannya langsung berucap, "Apa si pelaku meminta kita kembali ke Seoul?"

"Kita baru seminggu ini jalan-jalan, masa udah pulang lagi?" Tanya Lucas.

"Kau pikir uang kita masih cukup untuk berjalan-jalan?" Geram Renjun yang teringat jika uangnya hampir habis. Dia belum menarik uang lagi dan kartu atmnya berada di lemari rumahnya.

"Mending kita pulang dulu ke Seoul deh, biar nyiapin yang lain juga." Usul Jungwoo.

"Mark, bagaimana menurutmu?" Tanya Lucas sambil menatap Mark yang tengah lahap memakan nasi kari.

"Hm? Yasudah kalau mau pulang." Kata Mark tak acuh.

"Hei, kamu kayak gak semangat lanjutin kasus ini aja." Kata Haechan menatap bingung pada Mark.

Mark mengangkat bahunya dan kembali fokus pada makanannya.

💮💮💮

Esok harinya, mereka sudah sampai di Seoul dan pulang ke rumah masing-masing. Mark yang baru sampai di kedai milik Taeil, langsung disambut oleh Doyoung.

"Lho, Mark? Kamu udah pulang?" Tanya Doyoung sambil menuntun Mark duduk di kursi bar.

"Iya, mau siap-siap buat berangkat lagi, Ahjumma." Kata Mark.

"Pasti kasusnya susah, ya sampai lama begini?" Tanya Guanlin sambil menyerahkan minuman untuk Mark.

Mark mengangguk. "Lumayanlah. Tapi seru jadi jalan-jalan."

Taeil keluar dari dapur dan menghampiri keponakannya itu. "Kalau gitu kamu istirahat sana. Biar besok fit buat lanjut kerja kamu." Kata Taeil.

Mark mengangguk dan membawa barang-barangnya menuju lantai atas.

Sedangkan ditempat lain, tepatnya di rumah Haechan, si pemilik rumah tengah menahan amarah karena Renjun ikut ke rumahnya untuk merusuh, dalam artian mengobrak-abrik isi kulkasnya.

"Njun, kau ini punya rumah, kenapa malah ke rumahku sih!?" Geram Haechan.

"Rumahku sepi. Aku juga belum belanja makan. Daripada belanja terus masak, mending ke rumahmu yang udah ada bahan makanan." Kata Renjun santai sambil membawa bahan makanan ke meja makan.

"Kau bisa beli diluar lah!" Kata Haechan sewot.

"Gak mau. Gak higienis." Kata Renjun sambil mencuci sayuran.

"Kamu pikir selama seminggu ini kita makan dimana?" Gerutu Haechan sambil mengusak rambutnya kesal.

"Sst! Jangan dibahas." Kata Renjun yang mulai fokus mengolah sayuran.

"Untung temen."

💮💮💮

Berbeda dengan para pengacara yang pulang ke rumah, paralegal kesayangan kita ini kembali ke kantor karena diminta oleh Johnny.

99,9% truth from a lawyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang