📸 Case 3.2

1.4K 198 4
                                    

"Winwin~"

Yang merasa namanya dipanggil, hanya bergidik ngeri kala seorang namja tampan berdarah Jepang menghampirinya di kantor.

"Emm ada apa, Tuan Nakamoto?" Tanya Winwin ramah.

"Sudah lama aku tidak melihatmu dikarenakan pekerjaanku yang menumpuk. Aku sangat rindu padamu, Winwinie~" Ucap namja bernama lengkap Nakamoto Yuta.

"Menggelikan." Ucap Hendery.

"Hei, aku mendengarmu." Ucap Yuta kesal.

"Tuan Nakamoto, seharusnya anda di ruangan anda. Kenapa malah disini?" Tanya Johnny yang kebetulan sedang lewat.

"Ah, Tuan Seo. Tidak apa, saya hanya sedang menyapa calon masa depan saya." Ucap Yuta berbunga-bunga sambil menatap Winwin.

"Seharusnya kau menghibur Jeno. Kasian pacarnya tertuduh sebagai terdakwa." Ucap Lucas sambil memainkan ponselnya.

"Eh? Nana?" Yuta kaget dan langsung berlari menuju ruang kantor pengacara hukum perdata.

💮💮💮

"Tunggu, Mark-ssi!"

Mark tidak memedulikan panggilan Renjun dan berjalan lurus menuju kantor. Haechan yang melihat tingkah keduanya hanya menggelengkan kepalanya.

"Lucas, ini hasil wawancara." Mark terdiam kala Lucas sedang tidak berada di mejanya.

"Dia baru saja ke toilet." Jawab Hendery.

"Kalo boleh, biar aku saja yang menyalinnya." Tawar Jungwoo.

"Mustahil kau bisa membaca tulisan Mark." Ucap Winwin.

Jungwoo melebarkan matanya kala melihat deretan hangul yang acak-acakan. Mark hanya tersenyum lebar dan kembali ke mejanya.

"Hei, kau tidak mengerti situasi?" Tanya Renjun.

"Kau bukan klien ataupun pengacaranya." Ucap Mark santai dan mulai memakan permennya. Haechan yang jengah sedari tadi keduanya tidak bisa akur hanya duduk sambil menelungkupkan wajahnya di meja.

"Jika tidak menuntut keringanan, kemungkinan besar dia akan dihukum seumur hidup!" Tegas Renjun.

"Aku tidak peduli dia bersalah atau tidak. Aku hanya mencari kebenarannya." Ucap Mark yang membuat Renjun terdiam.

"Itulah gayanya, Renjun. Maka dari itu, ikuti saja alurnya." Ucap Haechan. Renjun hanya mendengus pelan dan duduk di mejanya.

"Ah, benar juga, Haechanie, aku belum menyapamu pagi ini." Ucap Mark.

"Ini udah siang, bodoh."

💮💮💮

"Kau bisa membaca tulisannya dengan baik." Ucap Hendery saat melihat Jungwoo menulis dengan rapi tulisan di buku Mark. "Apa kita tidak membutuhkan Lucas?"

"Sembarangan kau." Sarkas Lucas.

"Aku akan menjelaskan detail kasusnya." Ucap Jungwoo.

"Minggir." Ucap Mark sambil menggesturkan tangannya. Lucas yang paham, langsung menyingkir dan duduk di kursi.

"Hendery." Panggil Mark. Hendery menoleh. "Papan tulisnya." Lanjut Mark.

99,9% truth from a lawyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang