📸 Forth

1.4K 192 5
                                    

Hai hai!!
Aku up lg ini^^
Semangat karena ada yang komen dan kasih masukan^^
Ugh senang aku^^
Nikmatilah markhyuck shipper~

Mark baru saja hendak pergi keluar sebelum Taeil memanggilnya.

"Ada apa, Taeil Samchon?" Tanya Mark.

Taeil memberikan 1 kotak berisi penuh potongan kimbab. "Ini dari Doyoung." Ucap Taeil sambil tersenyum sendu.

Mark terdiam. Ia mengambil kotak itu. "Terima kasih." Ia pun berjalan keluar dari kedai Taeil.

Doyoung datang dari dapur dan menghampiri suaminya. "Apa kau yakin ini baik-baik saja?" Tanya Doyoung.

Taeil merangkul pundak Doyoung. "Aku harap ya." Keduanya terdiam cukup lama.

"Ahjussi dan Ahjumma, segeralah buka toko. Jangan bermesraan terus."

Kun baru saja datang setelah belanja bahan makanan.

"Dasar kau ini." Keluh Doyoung yang langsung mengambil belanjaan Kun dan membawanya ke dapur.

💮💮💮

Mark menaiki bis. Ia melihat keluar jendela dengan tatapan kosong.

'Appa...'

Ia kembali mengingat ayahnya yang 13 tahun lalu terseret sebuah kasus yang cukup berat.


"Mark?"

Mark menoleh dan menatap Haechan yang kini duduk di sebelahnya. "Kau kok keluar? Bukankah hari ini libur?" Tanya Haechan.

"Aku ingin pergi ke suatu tempat." Jawab Mark sambil kembali memperhatikan jalan.

Haechan menatap Mark lekat. Memang setelah kasus kemarin, Mark jadi sering diam.

"Hei, ada apa?" Tanya Haechan.

"Tidak ada." Jawab Mark.

Haechan tak kehabisan akal agar Mark mau menceritakan masalahnya.

"Bagaimana jika aku ikut denganmu?" Tawar Haechan.

"Terserah."

Bis berhenti di halte. Mark pun bergegas turun, diikuti oleh Haechan. "Kita akan kemana, Mark?" Tanya Haechan.

"Kau akan tahu nanti."

💮💮💮

Keduanya kini sampai di sebuah pemakaman. Haechan hanya diam melihat Mark yang sedang berdo'a setelah menaruh 3 potong kimbab di depan sebuah nisan.

Tertulis nama 'Lee Hyungmin' disana. Haechan menduga ini adalah salah satu keluarga Mark.

Setelah berdo'a, Mark mengajak Haechan ke sebuah taman yang tak jauh dari pemakaman.

Mereka hanya diam duduk di kursi taman. Haechan menunggu Mark bercerita, tapi sepertinya Mark harus dipancing dulu.

"Mark."

Mark menoleh pada Haechan. "Apa makam yang tadi kita ziarah adalah makam salah satu keluargamu?" Tanya Haechan hati-hati.

"Itu makam ayahku."

99,9% truth from a lawyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang