Makasih gais 😭😭
Hari sudah gelap. Lampu di kedai Taeil pun menyala. Di dalam sana hanya ada Taeil dan Kun yang sedang membereskan meja, Doyoung yang sedang membereskan dapur, serta Mark yang berada di lantai atas, lebih tepatnya di kamarnya.
Ia menatap keluar jendela. Langit malam ini terlihat sedikit bersinar dengan bintang yang cukup banyak.
"Appa..." Gumamnya. Setiap hari ia selalu mengingat ayahnya. Bahkan saat persidangan. Selalu merasa terdakwa adalah ayahnya.
"Mark? Kenapa lampu kamarmu masih menyala? Segeralah tidur." Suara Doyoung terdengar dari luar kamar.
"Iya, Ahjumma." Jawab Mark. Ia pun menutup jendelanya dan mematikan lampu.
Segera ia rebahkan dirinya di kasur single yang sudah ia gunakan selama ia hidup.
"Aku akan tahu kebenarannya."
💮💮💮
Di lain tempat, Haechan, Jaemin, dan Renjun sedang berada di kamar Haechan. Mereka menginap selama semalam disana untuk mendengarkan curhatan Haechan.
"Jadi, bagaimana, Chan?" Tanya Jaemin yang kini memakai piyama berwarna biru muda dengan motif buah strawberry.
"Emm a-aku malu." Ucap Haechan sambil menutup wajahnya.
"Tak apa. Ayo ayo." Desak Renjun. Sungguh ia penasaran dengan Haechan.
"Se-sebenarnya aku suka sama seseorang..."
"HAH?! SIAPA?!"
"Hei uke-uke, jangan terlalu berisik. Ini sudah malam."
Ketiganya menoleh dan mendapati seorang yeoja paruh baya yang datang dengan membawa sepiring kue kering dan 3 gelas susu.
"Terima kasih, Eomma." Ucap Haechan.
"Terima kasih, Aunty." Saut Jaemin dan Renjun.
"Sama-sama. Kalian segeralah tidur setelah pillow talk, okay?" Ibunya Haechan pun keluar dari kamar Haechan.
"Jadi, siapa yang kau suka?" Tanya Renjun sambil mengambil satu kue kering, diikuti oleh Jaemin.
"M-Mark..."
"MA-ummpphh!!"
Jaemin hendak berteriak, tapi mulutnya disumpal dengan kue kering lain oleh Renjun. "Jangan berisik!" Gerutu Renjun.
"Kau suka si Mark menyebalkan Lee itu?" Tanya Renjun tak percaya.
"Ya-ya." Jawab Haechan.
"Bagaimana bisa?" Tanya Jaemin yang sudah berhasil menelan kue kering.
"I-itu terjadi begitu saja." Jawab Haechan lesu. "Tapi, dia itu seperti bercanda. Makanya aku ragu." Ucap Haechan.
"Tenang saja, Haechan. Aku akan memastikan apa Mark bermain-main atau serius padamu." Ucap Renjun menggebu-gebu.
"Benar! Aku tak akan membiarkan sahabatku terluka!" Susul Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
99,9% truth from a lawyer
FanfictionHanya menceritakan kisah kisah para pengacara saat menghadapi kasus Warn! BxB Bahasa semi baku Kalo gak nyaman, jangan dibuka ;) Selamat menikmati~