Di ruang tamu, Hendery dan Lucas sudah menyiapkan kamera dan perekam suara untuk bukti penyelidikan.
Mark, Haechan, dan Renjun sudah siap dengan buku catatan masing-masing dan Minju yang menjadi saksi pertama.
"Jadi, saat kejadian, anda baru saja keluar kamar mandi?" Tanya Mark.
"Iya. Saat itu aku mendengar suara seperti nampan yang terjatuh dari atas. Karena penasaran, aku langsung lari dan melihat pintu ruang Tuan Hwang terbuka. Tanpa pikir panjang, aku langsung masuk dan melihat kejadiannya." Kata Minju sedikit menunduk.
"Sebelum kejadian, aktivitas apa saja yang kau lakukan?" Tanya Haechan.
"Tidak banyak. Dari siang hari sampai sore aku hang out dengan teman-temanku. Saat baru sampai, aku berbincang sebentar dengan Mama Jimin dan izin ke toilet. Itu saja." Kata Minju.
"Kemana kau hang out saat itu?" Tanya Renjun.
"Ke Honey Sugar Cafe. Cukup jauh dari sini bukan?" Kata Minju.
Mark mengangguk dan langsung mengambil handphone nya. Mengecek jarak dari kediaman Hwang ke cafe Honey Sugar.
Di google maps, tercatat sekitar 7 km. Butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai disini.
"Jika boleh tahu, jam berapa anda kemari?" Tanya Mark.
"Sekitar jam 5 sore." Jawab Minju.
Mark berpikir ulang. Itu sangat dekat dengan waktu kematian Tuan Hwang.
"Ada yang bisa membuktikannya?" Tanya Rejun.
"Kau lihat saja dipostingan media sosialku."
💮💮💮
"Jadi, saat kejadian, benar anda di ruang keluarga?" Tanya Mark sambil menatap Jimin.
"Iya. Kenapa kau masih menanyakan itu?" Geram Jimin.
"Hanya memastikan kembali." Jawab Mark tak acuh.
"Oh, iya, bagaimana anda sadar jika saat itu Jeongin melakukan pembunuhan?" Tanya Haechan.
"Aku mendengar suara sesuatu jatuh dari lantai atas. Karena lantai atas saat itu hanya dihuni oleh suamiku, maka aku langsung berlari kesana." Kata Jimin.
"Apa sebelumnya kau melakukan kegiatan lain? Seharian itu?" Tanya Renjun.
"Aku hanya mengecek ulang data perusahaan suamiku saat siang hari, saat sore, aku berada di ruang keluarga." Jawab Jimin dengan tenang.
"Oh, iya. Senjata pembunuhnya itu dasi, 'kan?" Tanya Mark yang dibalas anggukan oleh Jimin. "Kenapa Jeongin memilih dasi? Jika dipikir-pikir, ada banyak alat yang lebih mudah dipakai seperti garpu."
"Aku tidak tahu kenapa Jeongin memilih dasi."
💮💮💮
"Hari itu, dari pagi sampai sore aku kuliah." Kata Yeji dengan tenang.
"Benarkah? Lalu, kapan kau pulang dan setelah pulang, apa yang kau lakukan?" Tanya Mark.
"Aku pulang sekitar jam setengah 5 sore. Setelah sampai rumah, aku meminta Jeongin untuk mengambilkanku cemilan. Aku langsung mengerjakan tugasku." Kata Yeji.
"Baiklah, apa ada hal lain? Apapun itu? Sesepele apapun?" Tanya Haechan.
Yeji berpikir. Apa yang ia lewatkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
99,9% truth from a lawyer
FanfictionHanya menceritakan kisah kisah para pengacara saat menghadapi kasus Warn! BxB Bahasa semi baku Kalo gak nyaman, jangan dibuka ;) Selamat menikmati~