📸 After Case

1.2K 181 5
                                    

Dalam persidangan kasus Ilhwa, Mark sama sekali tidak tertarik. Ia bahkan tidak datang meskipun menjadi audiens.

Haechan pun sama. Ia masih tak menyangka ibu tiri nya itu adalah ibu Mark dan orang yang telah membunuh ibu kandungnya.

Yang mengurus persidangannya pun Johnny dan Jaehyun.

"Mark."

Mark menoleh pada Lucas. Mereka sedang berada di kantin kantor.

"Sendirian saja. Tidak ajak Haechan?" Tanya Lucas.

Mark menggeleng. "Bahkan ia tidak datang ke kantor." Kata Mark.

"Ya. Bagaimana setelah kau mengungkapkan kasus ayahmu ini?" Tanya Lucas.

"Aku cukup lega. Orang yang aku sayang memang tak bersalah." Kata Mark sambil tersenyum.

"Lalu, hubunganmu dengan Haechan bagaimana?" Tanya Lucas sambil menaik turunkan alisnya.

"Hmm itu akan menjadi urusan panjang lagi, mungkin?" Kata Mark sambil terkekeh. "Lalu, apa kabarmu, hm? Bagaimana dengan Jungwoo-ssi?" Tanya Mark.

"Aku masih berusaha. Tapi, dia selalu menjaga jarak." Kata Lucas lesu.

"Lagian kau selalu saja menggoda orang lain di depannya. Bagaimana dia tidak ilfeel?" Kata Mark.

"Itu kan hanya iseng. Kalau cintaku untuk Jungwoo itu asli." Kata Lucas.

"Berdosa banget."

💮💮💮

Di rumah, Haechan sedang bersama Renjun dan Jaemin.

"Sekarang kau merasa lebih baik, Chan?" Tanya Renjun.

"Iya." Haechan mengangguk. "Tak kusangka aku di rawat oleh pembunuh ibuku sendiri." Kata Haechan.

"Tapi, aku harap ibu tirimu itu diberi hukuman yang setimpal." Kata Jaemin. Renjun dan Haechan mengangguk.

"Sudah, sudah jangan sedih terus. Ayo bersenang-senang." Kata Renjun.

"Memang mau apa?" Tanya Haechan.

"Kita bicarakan tentang pernikahan Jeno dan Nana saja." Kata Renjun.

"Lho? Kok aku?!" Jaemin merengut tak terima.

"Kan itu sedang jadi perbincangan, Na." Kata Renjun.

"Serius Nana dan Jeno akan menikah? Kapan, Na?" Tanya Haechan tak percaya.

"Ti-tiga bulan lagi." Jawab Jaemin dengan muka memerah.

"Sebentar lagi, dong? Wah tega Nana gak bilang-bilang." Kata Haechan.

"Benar. Ia dilamar sama Jeno waktu kita lagi mengurus kasus ibumu. Kan kita jadi gak bisa lihat." Kata Renjun.

"Eh, ngomong-ngomong soal nikah, aku juga mendengar Winwin-ssi sudah dilamar oleh Tuan Nakamoto. Bahkan mereka akan menikah bulan depan!" Kata Haechan.

"Masa sih? Kok Winwin-ssi mau ya sama Tuan Nakamoto?" Tanya Jaemin.

"Gitu-gitu juga Tuan Nakamoto tampan, lho." Kata Renjun.

💮💮💮

Mark meregangkan ototnya kala merasa pegal di bahu dan punggungnya. Ini sudah jam 5 sore. Pekerjaannya tidak terlalu banyak, jadi ia lebih memilih langsung pulang.

"Mark-ssi."

Mark menoleh dan mendapati Hendery sedang tersenyum lebar. "Apa? Kenapa kau tersenyum begitu?" Tanya Mark bingung.

"Nanti malam, datanglah ke rumahku." Hendery menepuk pundak Mark.

"Kenapa? Ada acara?" Tanya Mark.

Hendery mengangguk. "Hari ini adalah anniversary pernikahanku dan Xiaojun yang pertama." Kata Hendery.

"Benarkah? Langgeng, ya." Mark tersenyum. Ia berdiri dan memeluk Hendery.

"Terima kasih. Kau kapan menyusul, hm?" Goda Hendery sambil menaik turunkan alisnya.

"Tunggu tanggal mainnya saja." Kata Mark sok misterius.

"Kalian aneh." Winwin yang melihat keduanya hanya menggelengkan kepalanya.

"Oh, iya. Kau mau ambil cuti kapan, Win?" Tanya Jungwoo yang baru saja membereskan berkas miliknya.

"Mungkin bulan depan. Seminggu sebelum aku menikah." Kata Winwin sambil tersenyum.

"Ciee calon pengantin." Kata Lucas sambil tersenyum konyol ke arah Winwin.

"Wajahmu aneh, Lucas." Kata Winwin membuat mereka semua tertawa.

💮💮💮

Sesuai undangan dari Hendery, Mark sudah datang ke rumah Hendery. Disana, sudah ada rekan-rekan kerjanya dari unit kriminal.

"Mark, kau sudah datang? Ayo, masuk." Xiaojun yang membuka pintu untuk Mark.

"Ramai sekali." Kata Mark saat melihat Lucas yang tersedak saat minum jus jeruk.

Ia memilih duduk di sebelah Haechan. "Halo, adik." Sapa Mark.

"Diam, Mark." Kata Haechan kesal.

"Hayolo, ini anak muda kapan buka lembaran barunya?" Goda Winwin.

"Apa sih, Winwin-ssi. Tuh, harusnya kau tanya juga pada Renjun!" Kata Haechan.

"Aku diam lho daritadi." Kata Renjun kesal. Ia mengambil sepotong kue bolu yang disediakan oleh Xiaojun.

"Lagian, kau sedang tidak tertarik pada siapa gitu? Betah sekali sendiri, Jun." Kata Jungwoo sambil terkekeh.

"Aku itu masih kecil. Gak boleh pacar-pacaran, apalagi menikah." Kata Renjun.

"Halah." Haechan berakting muntah.

"Kau juga, Jungwoo-ssi. Kau terus menolak Lucas-ssi." Kata Hendery setelah membawakan minum untuk Mark dari dapur. Ia duduk di sebelah Xiaojun.

"Apa sih, kok jadi aku?" Jungwoo memajukan bibirnya.

"Benar kata Dery, Woo. Gimana sama aku?" Lucas menaik turunkan alisnya.

"Apa sih, jijik." Jungwoo menjauhkan wajah Lucas.

Mereka pun bercanda tawa diselingi makan malam yang sudah disediakan oleh Xiaojun.

Haechan tersenyum. Setelah bertemu unit kriminal, hidupnya cukup berwarna. Apalagi saat bertemu dengan Mark.

Manusia satu itu tidak ada habisnya membuat ukiran di hati Haechan. Apa Haechan harus melupakan fakta mereka saudara tiri?

Bersambung...

Hai hai hai~
Gimana gaes??
Dimulai dari sini sudah tidak ada kasus berat, ya
Gak capek apa otak kalian dibawa mikir mulu? :')

Btw, kalian suka Renjun di ship sama siapa??
Kasihan dia masih jomblo disini :(

Makasih udah baca^^
Jangan lupa vomment nya^^
Maaf kalo ada typo :'v
Sampai jumpa~

99,9% truth from a lawyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang