📸 Case 4.3

1.3K 183 5
                                    

Setelah bercerita banyak, mereka mulai memesan dan makan bersama masakan doyoung. "Oh, ya. Taeil samchon, boleh kita mengobrol sebentar?" Tanya Mark.

"Tentu, ada apa?" Tanya Taeil menatap Mark bingung.

"Apa kau kenal dengan yeoja bernama Han Kwanju?" Tanya Mark.

"Han Kwanju?" Taeil mencoba mengingatnya.

"Siapa dia, Mark?" Tanya Haechan penasaran.

"Korban kasus ayahku." Jawab Mark.

"Ah! Aku ingat!" Ucap Taeil antusias. "Dia adalah pelanggan setia disini saat itu. Dulu ayahmu yang selalu melayaninya." Tambahnya.

"Ayah? Kenapa tidak dilayani oleh pelayan lain?" Tanya Mark.

"Aku juga tidak tahu. Setiap mendiang Kwanju datang kemari, pasti ayahmu yang melayani." Ucap Taeil.

"Apa saja yang ia beli disini, samchon?" Tanya Mark.

"Biasanya ia hanya beli tteoboki, tapi jika ada stok banyak, ayahmu selalu memberikan seporsi kimbab padanya." Jawab Taeil.

"Mendiang ayahmu baik, ya Mark." Ucap Winwin dengan tersenyum. Mark hanya mengangguk dan membalas senyum.

"Kalo gitu, apa ahjussi tahu dimana tempat tinggal keluarga Han Kwanju sekarang?" Tanya Renjun.

"Hmm... Kalau tidak salah..."

💮💮💮

Esoknya, mereka sudah berada di depan rumah keluarga Han. Yang datang hanya Mark, Haechan, dan Renjun. Paralegal akan mencari informasi tentang kasus itu dilain tempat.

Ting Tong

Haechan menekan bel.

Cklek

"Ya? Siapa?" Seorang yeoja yang terlihat berumur 25 tahun membuka pintu.

"Kalian si-ooh kau anak dari pembunuh itu." Yeoja itu menatap tajam kearah Mark.

"Anu, apa anda Han Junya?" Haechan menyahut. Yeoja itu menatap Haechan.

"Iya, benar." Ucap Junya.

"Kami ingin memperjelas kasus yang terjadi pada kakakmu." Ucap Renjun tenang.

"Kenapa diperjelas? Sudah jelas bahwa ayah dari namja ini yang membunuh Eonnieku!" Ucap Junya sambil menunjuk Mark.

"Ka-kami merasa ada yang janggal dengan kasus kakakmu, maka dari itu, kami akan menyelidikinya kembali." Ucap Haechan.

Junya hanya menghela nafas. "Baiklah, silahkan masuk."

💮💮💮

"Jadi, Han Junya-ssi, bisakah anda menceritakan kembali tentang kakakmu sebelum kejadian?" Tanya Renjun.

"Ya. Malam itu, Eonnie meneleponku. Ia bilang pulang telat karena hujan. Ia berteduh di emperan toko. Dari telepon, aku mendengar seseorang menabrak Eonnie dan meminta maaf. Eonnie memanggil dia 'Lee Ahjussi'."

"Berarti ayahku bertemu kakakmu itu sebelum kejadian?" Tanya Mark.

"Iya. Terus Eonnie mematikan teleponnya." Lanjut Junya. Ia menatap Mark. "Paginya, rumah kami didatangi oleh polisi. Mereka bilang kalo Eonnie dibunuh di hutan kota."

99,9% truth from a lawyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang