Kini mereka sudah berada di rumah Yuna. Semua paralegal sedang menyiapkan untuk reka adegan.
"Disini panas sekali." Keluh Mark sambil mengipaskan buku.
"Bantu kami, dong Mark!" Keluh Haechan yang sedang menyiapkan kamera di sudut ruangan. Mark berjalan menghampiri Haechan.
"Butuh bantuan apa, Nyonya Lee?" Tanya Mark. Haechan mendelik kesal pada Mark.
"Aku Tuan! Bukan Nyonya!" Gerutu Haechan sambil memukul pundak Mark.
"Dasar tidak tau tempat." Umpat Lucas yang selesai menggelar matras di lantai tempat korban meninggal.
"Membuat reka adegan seperti ini apa gunanya?" Tanya Renjun sarkas.
"Semuanya harus sama persis jika ingin reka adegan." Ucap Mark. "Pembunuh datang kemari pukul 21.00 dan membunuh Yuna, mencuri kunci ruangan, mengunci pintu kemudian melarikan diri." Jelas Mark.
"Sekarang Lucas, kau memerankan menjadi Jaemin." Ucap Mark sambil memberikan nametag bertuliskan Jaemin.
"Baik." Ucap Lucas sambil memakai nametag itu dan berjalan keluar ruangan.
"Dan kau menjadi Yuna." Ucap Mark sambil memberikan nametag bertuliskan Yuna.
"Kenapa aku? Tidak mau!" Tolak Renjun.
"Kau tidak berhak menolak. Sekarang kau adalah pengacara sama seperti kami, 'kan?" Ucap Mark sambil mengalungkan nametag itu pada Renjun.
"Tidak ada gunanya melakukan ini." Ucap Renjun sambil melepas nametag nya.
"Tidak ada yang tidak berguna di dunia ini." Ucap Mark sambil membereskan foto TKP. "Jika reka adegan berjalan sesuai dengan laporan, maka kita tau kalo itulah kebenarannya." Lanjut Mark. "Jika tidak, maka kita akan menemukan hal baru."
💮💮💮
"Sekarang kau duduk disana dan mulai bersiap." Ucap Mark sambil menunjuk sofa. Renjun dengan kesal menuruti perintah Mark.
Hendery sudah siap dengan kamera di sudut ruangan, Winwin dengan kamera di samping ruangan dekat matras, Haechan dengan kamera di tangan, dan Jungwoo yang siap menulis laporan hasil reka adegan.
"Menurut laporan, korban Yuna dipukul di kepala bagian depan dan ambruk di depan pintu masuk." Ucap Mark.
"Kamera A sudah menyala." Ucap Hendery.
"Kamera B sudah menyala." Ucap Winwin.
"Kamera C sudah menyala." Ucap Haechan.
"Baik, Lucas kau masuk." Ucap Mark.
"Iya, iya." Jawab Lucas dari luar.
Tok tok!
Lucas mengetuk pintu. Renjun yang diberi aba-aba langsung berdiri dan berjalan menuju pintu.
Setelah pintu dibuka, keduanya hanya saling tatap. "Halo." Sapa Lucas.
"Apa yang kau lakukan? Cepat pukul!" Gerutu Renjun.
"Ah, palunya." Lucas langsung mengambil palu mainan yang ada di tasnya, membuat Renjun kaget, dan segera Lucas memukul Renjun dengan palu mainan itu. Setelah itu, Renjun terjatuh di matras sesuai pola.
"Tunggu sebentar." Ucap Mark.
"Matikan kamera." Ucap Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
99,9% truth from a lawyer
FanfictionHanya menceritakan kisah kisah para pengacara saat menghadapi kasus Warn! BxB Bahasa semi baku Kalo gak nyaman, jangan dibuka ;) Selamat menikmati~