📸 Case 6.6

1.1K 116 20
                                    

Esok harinya, mereka semua berkumpul di kantor untuk melanjutkan diskusi tentang kota selanjutnya.

"Jadi, sudah ada tujuan kita akan kemana?" Tanya Lucas yang tengah makan sarapannya.

"Belum. Kemarin Dejun mendapatkan petunjuk lain yang kita lewatkan di kertas ini." Hendery menunjukkan angka '731' yang tertulis di bawah kertas.

"731? Apa ini?" Tanya Renjun.

Hendery menggeleng. "Akupun tidak tahu." Jawabnya.

"731... Apa ini menunjukkan huruf?" Tanya Haechan.

"Kalau benar huruf, dalam alfabet itu berarti GCA. Tapi, apa itu?" Tanya Winwin.

"Ini, aku sudah mendata beberapa tempat pusat seni budaya." Jungwoo memberikan beberapa lembar kertas. Semua mengambil masing-masing satu dan membacanya.

"Tidak ada yang menunjukkan 731 disini." Kata Lucas sambil membaca lembaran itu.

"Hmm 731..." Gumam Mark.

Renjun meregangkan tubuhnya karena pegal. "Ish harusnya si pelaku ini memberi petunjuk yang lebih spesifik biar mudah." Geram Renjun.

"Kalau gitu akan ketahuan dong, Njun. Gimana sih." Gerutu Haechan.

"Argh! Aku menyerah." Lucas menyimpan kertas itu di meja dan lanjut memakan sarapannya.

"Baru sebentar, lho Cas. Udah nyerah aja." Ledek Hendery sambil menggelengkan kepalanya.

Lucas mengendikkan bahunya. "Lebih baik makan dulu." Kata Lucas sambil mengambil sebuah kotak bekal makan siang.

Mark yang sedaritadi menyimak, berdiri dan mengambil tasnya. Semuanya langsung fokus pada Mark. "Mark, kau mau kemana?" Tanya Haechan bingung, mewakili yang lain.

Mark hanya mengangkat tangan kanan dan memberi kode untuk mengikutinya. Mereka pun tak punya pilihan lain selain mengikuti Mark.

"Baru juga mau makan." Ucap Lucas yang merana karena ia baru sempat membuka tutup bekal makannya.

💮💮💮

Sekarang mereka sudah berada di stasiun kereta api karena mengikuti Mark. "Mark, jelaskan kalau kamu itu udah nemu tempatnya. Jangan bikin kita kayak orang bodoh, ya." Kata Renjun kesal karena sedaritadi tidak menemukan jawaban yang tepatkenapa mereka ke stasiun kereta api.

Mark menatap Renjun dengan ekspresi terkejut. "Kau baru menyadarinya?" Tanya Mark.

Renjun yang sadar Mark mengatainya, sudah bersiap untuk melemparkan tas yang ia bawa, tapi ditahan oleh Lucas dan Hendery.

"Sabar, Njun sabar." Kata Hendery sambil mengusap bahu Renjun yang naik turun.

Lucas mengangguk dan menepuk pelan kepala Renjun. "Kau tahu sendiri dia kayak gimana, udah udah.".

Jungwoo dan Winwin yang baru datang setelah membeli tiket menatap heran pada mereka bertiga. "Mereka kenapa?" Tanya Jungwoo dengan kening mengkerut.

Haechan hanya menggeleng dan mengambil satu lembar tiket. "Jinju? Kenapa Jinju?" Tanya Haechan.

Mark mengambil tiketnya dan mengeluarkan kertas petunjuk. "Lihat baik-baik." Kata Mark. Semua langsung berfokus pada Mark.

"Di kertas ini ada tulisan 'Pusat Seni Budaya' dan angka '731'." Mark mengeluarkan kertas yang berisi data lokasi-lokasi pusat seni budaya di Korea Selatan. "Di salah satu lokasi ini, ada yang menjawab petunjuk ini."

99,9% truth from a lawyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang