part 2.Adam akan bertunangan

17.6K 803 3
                                    

Saat aku keluar dari mobil, aku tau kafe ini di khususkan bagi mareka yang mempunyai uang banyak, dan aku tidak termasuk di dalam nya.

"Ayo,, " ajak adam karna aku sempat terdiam memandangi sekitar.

Adam membukakan pintu utk ku, dia sgat manis bukan.
Saat kami masuk,di sebelah kanan ada banyak meja dan kursi di susun rapi, dan di sebelah kiri ada beberapa meja kasir dan di dindingnya tertempel beberapa jenis menu, dari makanan hingga minuman juga.

"Ana,,,,,disini.. " Nia sedikit berteriak memanggilku dan membuat pengunjung yang lain melirik kami, sudah ku bilang, nia itu sangat bersemangat.

Saat Kami menghampiri nya,aku melihat Nia tidak sendirian,Aland dan Dail juga ada disana,mereka teman Adam,Alan yang selalu terlihat rapi dan bersih dan Dail dengan rambut panjang sampai leher,dan jaket kulitnya,tapi dia laki laki,meskipun berambut panjang.katanya gayanya harus mendukung pekerjaannya, dia seorang pengawas di sebuah club malam,dan dia sangat baik. Saat kami sudah sampai di meja tempat Nia berada,  dia menarikku agar aku duduk di samping nya, dan jelas Adam tidak suka itu, tapi dia diam tidak protes dan duduk di samping Aland. Sementara aku duduk di samping Nia dan berhadapan dengan Adam, Aland, dan Dail.

"Kita tidak perlu memesan,aku sudah bilang, supaya temanku langsung mengantarkan makanannya kalau kalian sudah datang,dan Gail akan sedikit terlambat katanya, dia menyusul saja", Nia menjelaskan.

" maaf ya Nia, apa kalian menunggu terlalu lama? "Kataku tidak enak.
 
"kami juga baru sampai.. " Dail yang menjwab.
"Baguslah..." jawabku tersenyum.

Dua orang palayan datang mengantar kan makanan dan minuman kami.Mereka memesan sangat banyak.sementara pelayan menyusun makanan di meja kami, Adam meletakkan sepiring pasta di depan ku
"Makanlah Ana, kita harus pergi lagi,kalau tidak kau akan terlambat bekerja,, " katanya seperti perintah.

" hei, biarkan dia menikmati makannya" kata Nia,

"tidak usah terburu buru Ana, nikmati makananmu ", lanjut Dail.

Aku menjawabnya tersenyum, aku memandang Adam dengan heran.ada apa dengan Adam? Apa dia tidak suka di sini? Dia seperti ingin cepat cepat menjauhkan ku dari sini.

" aku hanya tidak mau kamu terlambat bekerja Ana",katanya tidak enak.

"Aku tau.. " jawabku singkat dan mulai makan.

"Hei, kalian sudah mulai tanpaku? "
Itu Gail, dia mengatakannya dengan raut wajah seolah terluka. Dia baru saja datang dan langsung duduk di samping ku.

" hai Nia,, "sapanya sekedar,

" dan hai Anastasya,, "sapanya mengelus kepalaku sambil tersenyum.Gail memang selalu memanggil ku dengan nama lengkap, ktanya dia mau beda dari yang lain,panggilan sayang katanya. Aku mengenal Aland,Dail dan Gail karena mereka teman Adam,

" makanlah yang banyak Anastasya, agar kau cepat besar" lanjutnya sambil terkekeh, aku hanya tersenyum.

"Dia bukan anak kecil Gail, dan jauhkan tanganmu dari pacarku" perintah Adam dingin.

"Hahhh, Adam dengan obsesinya,kenapa kau bisa bertahan dengannya Anastasya? Dia bertingkah   seakan akan dia mampu mempertahankanmu... " Gail seolah berbicara dengan dirinya sendiri.

Tapi apa maksudnya dengan Obsesi Adam dan tidak mampu mempertahankan ku? Tiba tiba persaan tidak enak dan gelisah yng sudah ku alami belakangan ini, kembali membuatku bingung dan aku sekarang merinding. Aku melihat Aland dan Dail seketika berhenti makan dan melihatku tidak enak, apa maksudnya ini?
Aku melihat Nia, tapi dia masih makan dengan santai, apa dia tidak mendengar ucapan Gail? tapi saat aku melihat Adam seolah meminta penjelasan, Adam memandangku dengan wajah datar tanpa ekspresi, tapi aku tau dia sedang marah,

marah? Tapi marah kapada siapa? Gailkah? Tapi kenapa?.

Aku kembali melihat Gail
"apa maksudnya itu Gail? " tanyaku pelan.
Tapi sebelum Gail menjawabku,

"Selamat siang nona Hamilton".
Seseorang datang dari belakang menyapa Nia, Hamilton adalah nama keluarga Nia, nama lengkapnya Nia
Hamilton.

"oh, selamat siang juga tuan Adam" lanjutnya menyapa Adam. Dia seorang wanita, berpakaian rapi, memakai jas biru muda senada dengan celana nya.khas orang kantoran.

"Selamat siang grace", jawab Nia, sementara Adam hanya diam, aku melanjutkan makanku.

"Maaf nona, aku hanya berniat menyapa, tidak berniat mengganggu makan siang anda sekalian" katanya sopan.

"Tidak apa,tapi kami sudah kehabisan kursi" kata Nia lagi.

"Oh, aku sudah memesan tempat ku sendiri, terimakasih, silahkan di lanjutkan,,,,,, dan..." dia menjeda

"aku dengar anda akan bertunangan dengan tuan adam? "

apa? Bertunangan dengan Adam? Adam siapa? Aku tidak tau kalau Nia akan bertunangan. Dengan wajah kaget aku melihat Nia, dia sedang memandang grace dengan tersenyum dan menjawab ,

"iya , kami akan bertunangan"jawab Nia santai.

" oh, berarti saya tidak salah mendengar kabar, saya ucapkan Selamat untuk kalian berdua,kalian memang pasangan yang serasi,,, dan selamat tinggal". Pamitnya.

"Terimakasih banyak" jawab Nia.

Aku kembali dengan makanan ku, tapi apa yang ku dengar barusan? Kenapa Nia dan Adam bertunangan?

Kalau itu benar, bagaimana denganku? tangan ku gemetar,bahkan memegang sendok pun sudah tidak mampu.

Aku tau Adam yang mereka maksud adalah Adam pacarku. Jadi apa aku sudah di hianati? Tapi siapa yang menghianatiku? Pacarku? Temanku? Aku tidak bisa berfikir, aku ingin pergi dari sini, dari Adam maupun dari Nia.

sejak kapan? Sejak kapan pertunangan ini di rencanakan? Apa sudah lama? Aku sibuk dengan keterkejutanku.

"Maaf Ana, kami tidak berdaya, aku dan Adam tidak bisa menolak. Ini kehendak orang tua kami" Nia menjelaskan.

Tapi aku tidak bisa mengangkat kepala ku lagi. Aku sangat malu, dan sangat marah. Kenapa tidak ada yang memberitahukannya padaku? Apa mereka semua mempermainkan ku?

Kalau aku tau mereka akan bertunangan, aku akan lebih cepat sadar akan posisi,tidak, bukan itu yang penting,
apa selama ini Adam hanya bermain main denganku?apa dia hanya penasaran bagaimana rasanya berpacaran dengan wanita dari kalangan rendah sepertiku,sementara dia bisa mendapatkan wanita terhormat yang jauh lebih baik dariku? Kalau benar,apa aku hnya bermimpi terlalu tinggi selama ini?memang sejak awal Adam itu terlalu tinggi utk ku gapai, aku yang seorang yatim piatu dan miskin, tidak akan pernah layak utk Adam.

"Begitukah?, Lalu apa yang harus ku katakan?,,,Ahhhh.... selamat kalau begitu, untuk kalian berdua",Suara ku bergetar, aku ingin menangis, tapi tidak di depan para penghianat ini.

"Aku harus pergi, jam kerja hampir tiba,terimakasih makanannya Nia" Aku tersenyum pahit. Lalu aku berdiri hendak pergi tapi Adam memegang tangan ku,

" aku akan mengantar" itu perintah. Brengsek, dan aku masih menurut, saat dia menarikku keluar dari kafe.

Di mobil kami hanya diam, sampai mobilnya berhenti di depan kafe tempat ku bekerja.

" terimakasih" kataku tanpa menoleh. Lalu berjalan memasuki kafe dan mulai bekerja dengan suasana hati yang sangat buruk.

DON'T PLAY MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang