DON'T PLAY MY LOVE

bagian 43.

AINSLEY BENE DAVIDSON

Itu nama anak kami, laki- laki pembawa kedamaian dan kemakmuran yang lahir dengan sempurna dan baik.

Mom dan istriku yang membuatnya, aku tidak terlalu pusing dengan nama. Aku juga pernah mengatakan ini pada istriku, terserah dia mau memanggilku apa, nama tidak terlalu penting, yang paling utama adalah istriku, Anastasya yang melahirkan anakku. Itu sempurna.

Kami sudah keluar dari rumah sakit, karena aku tidak terlalu suka disana. Beberapa orang rekan bisnis ku dan Daddy,selalu datang bergantian. Istriku dan Anakku jadi sulit untuk beristirahat.

Saat aku melihat bagaimana cara istriku melahirkan, itu rasanya seperti tulangnya di patah kan dan di sambung kembali, dengan paksa. Dan aku percayA itu. Aku melihatnya langsung.

"Kau tidak lelah.... Tidurlah, biarkan aku yang menemaninya.... "

"Tidak Mom, aku baik-baik saja.... Tadi siang aku sempat tidur.... " mom hanya mengangguk.

"Semenjak aku tau kalau Ana hamil, aku sangat berharap dia melahirkan seorang anak perempuan yang manis.... Seperti Ana.... "

"Mom tidak suka anakku... " tanyaku heran.

"Tentu saja aku suka, tapi kenapa dia meniru wajahmu... Akan lebih baik kalau dia mirip Ana ku yang manis..."

"Aku lebih menyukai istriku Mom... Sangat sempurna karena dia yang melahirkan anakku... "

"Mmmm kau benar.... Aku sangat menyukai menantuku ini, dia tidak bisa di perbudak olehmu, dan dia sangat mempunyai harga diri yang tinggi. Dia tau bagaimana cara melindungi orang yang dia sayangi. Keluarganya.... "

"Apa Mom sangat menyukai wanita pilihanku... " tanyaku tersenyum bangga.

"Dia yang memilihmu, bukan kau yang memilihnya... Seandainya dia tidak memilihmu, dia sudah pergi sejak malam dia ingin bunuh diri. Tapi dia memberimu kesempatan..."

"Tidak ada yang bisa menghentikannya, dia sangat menyayangi dirinya sendiri. Dan itu bagus, sangat jarang ada orang seperti Ana... Mungkin banyak wanita lain yang mau menjadi istrimu tidak lebih karena kau punya harta berlimpah, tapi itu tidak mempan untuk Ana... " lanjut Dadd.

Aku hanya mengiyakan ucapan kedua orangtuaku. Istriku memang sangat mencintai dirinya sendiri, bukan termasuk egois. Mungkin masa lalu dan masa mudanya yang penuh dengan kesakitan membuatnya kuat dan percaya diri. Aku juga sangat menyukai sifat istriku yang itu.

"Sebentar lagi kau harus membangunkannya, dia harus mandi dan makan... "

"Ok mom... "

Mereka keluar setelah mencium anakku yang sedang tidur di samping istriku.

Dia sangat kecil, aku jadi penasaran bagaimana wajah istriku saat masih bayi. Dia tidak memiliki foto sama sekali.

**********

"Pegang tanganku Ana... Jangan lakukan itu... " aku menatap istriku tidak suka.

Kami sedang dalam perjalanan ke Jepang, aku ada pertemuan disana dengan seorang pebisnis yang cukup terkenal.

Dia sangat marah karena aku memaksanya ikut dan meninggalkan Ainsley bersama neneknya. Anak laki-laki itu sudah berumur enam tahun. Dia juga sudah bersekolah. Mom juga sama sekali tidak keberatan mengurusnya, bukan,bahkan mom lebih banyak menjaganya dari pada kami. Aku selalu memaksa istriku untuk ikut menemaniku kemanapun aku pergi. Tidak ada yang berubah. Meski kami sudah memiliki anak, aku masih takut ada yang membuatnya marah dan pergi menghilang.

"Kenapa kau selalu memaksaku, aku masih ingin bersama anakku... "

"Anak kita sayang.... Dan berhenti menghentakkan kakimu, kau akan kesakitan nanti... "