bagian 13. Adam

11.2K 675 7
                                    


Setelah keluar dari ruang kerjanya, dia langsung mengantarku pulang dengan mobil yang sama, tapi kali ini memakai sopir. Jadi kami berdua duduk di kursi belakang, tidak ada yang berniat memulai percakapan. Dia yang sibuk dengan ponselnya dan aku dengan pikiranku.

Pikiranku sedang kacau sekarang, aku sudah menandatangani surat perjanjian pernikahan. Tapi aku bahkan baru tau nama aslinya.

Ana kau memang gadis gila, apa Adam sudah membuatmu hilang akal? Dasar  gadis bodoh.

Saat kami sudah duduk manis di dalam mobil, dia membuka jaket kulitnya dan meletakkannya di atas paha ku.mungkin karena aku memakai gaun yang sedikit pendek, jadi akan terangkat kalau aku sedang duduk,dan menampilkan pahaku yang kurus dan putih.

Lihat, sudah ku bilang dia sangat sopan dan manis, aku seperti orang yang berhasil menjinakkan beruang ganas. kulihat dia sekilas dan  aku tersenyum tanda terima kasih. Dan dia membalasnya dengan wajah datar.

Saat memasuki pekarangan tempat ku tinggal, aku mengembalikan jaketnya dan mengucapkan terima kasih, tapi dia tengah sibuk memandang keluar, aku mengikuti pandangannya, dan... Sial...sial...sialan.ada Adam di teras rumah ku.

Aku melihat kearah Zander lagi dan dia juga sedang mamandangku.

"Ayo... Aku akan mengantarmu masuk. " itu perintah.

"No... Jangan keluar. " dia tersinggung,

"Kau pulang lah... Terimakasih sudah mengantarku Zander ". Dia mengeram  marah.

" berhati-hatilah.... "  aku mengatakannya pada sopirnya melalui kaca spion tengah. Lalu aku keluar, berdiri menunggunya pulang. Tapi mobilnya bahkan tidak bergerak.

Haruskah dia jadi keras kepala saat ini?, Adam tidak boleh melihatku bersamanya sekarang. Kalau Zander adalah pemilik rumah sakit Davidson, Adam pasti sangat mengenalnya. Aku tidak mau  rencanaku hancur berantakan bahkan sebelum di mulai. Dan Zander tidak bisa di ajak bekerja sama.

Aku menyerah, akhirnya aku meninggalkan mobilnya dan berjalan menuju rumahku dimana Adam sudah menunggu, dengan menghentakkan kaki sangat kuat.

"Apa yang kau lakukan disini? " aku mengatakannya dengan sinis. Kuharap dia bisa menangkap maksudku. Kalau dia tidak di terima disini.

"Kau terlambat pulang... " dia tidak menjawab pertanyaanku, kemudian dia berdiri.

"Itu bukan urusanmu... "

"Bisa kah kita bicara di dalam? " dia menoleh melihat pintu rumahku. Maksudnya dia mau aku mengajaknya masukkan? Apa dia pikir aku bodoh. Setelah dia hampir memperkosaku di dalam mobilnya. Aku tidak mungkin akan dengan bodohnya mengurung diriku dan dia di kamarku yang sempit.

"Kalau ada yang mau kau bicarakan, bicaralah disini... Ini sudah malam Adam, aku tidak mau ada yang salah paham. ". Aku memberikan pengertian. Aku tidak mau menyulut emosinya, itu akan berakhir buruk untukku.

" tapi kau mengijinkan si Davidson masuk... Sekarang kau sedang beralasan denganku? ". Dia mulai meninggikan suaranya.

" dari mana kau tau? " kataku mengelak, tentu saja dari pengawalnya yang brengsek.

"Kau tidak perlu tau itu... " dia kelabakan.

"Adam??.. Kau menguntitku? " aku pura pura marah.

"Tentu saja tidak, apa yang kau bicarakan? " si brengsek ini masih saja mengelak.

"Terserah,,,, sekarang katakan keperluanmu, dan cepatlah pulang ".
Semakin lama dia disini, semakin dia menjadi seorang pengecut.

" aku datang ingin bicara tentang pertunanganku dengan Nia... " dia memelankan suaranya seolah takut akan melukai perasaanku.

DON'T PLAY MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang