bagian 9. Dail dan Zander

11.7K 766 1
                                    

Sekarang kami sudah dalam perjalanan. Cindy benar, Paul memang sangat tepat waktu.

"Ana,,, apa kau mencari seseorang di sini? " tanya Cindy saat kami sudah mendekati area parkir club malamnya.

"Tidak... Kenapa? " tanya ku heran

"Hanya saja kau sedikit aneh, kau tidak  pernah mau saat kami mengajakmu jalan walau hanya ke mall, tapi hari ini kau malah mengajak kami ke club? Tempat yang bahkan baru sekali kau masuki selama hidupmu. Aku hanya sedikit kaget " katanya menjelaskan.

"Yah aku hanya butuh penghiburan saat ini. Dan kurasa tempatnya bukan di mall, tapi disini ". Jawabku dan paul sudah memarkirkan mobilnya.

" baiklah,,, kuharap kita bisa bersenang senang kali ini " sambung Paul, mungkin dia mengingat kejadian saat pertama kali aku datang  dan Dail mengusir kami.

"Yahh,,,, kuharap kali ini tidak akan ada pengganggu. " jawabku berharap.

Saat kami akan memasuki club, Paul membisikkan sesuatu pada penjaga pintu. Entah apa, kulihat si penjaga hanya mengangguk, kemudian menyuruh kami masuk.

Paul tidak pernah melepaskan Pegangannya dari Cindy. Aku hanya mengekor di belakang, mengikuti paul yang sedang mencari tempat duduk.dan dia memilih sebuah sofa, agak jauh dari lantai dansa.

Setelah paul memastikan aku dan  Cindy duduk ,ku lihat dia berbisik pada cindy,tapi cindy hanya menganggukkan kepala. Lalu dia pergi. Aku hanya mengamati mereka.

"Dia akan memesan minuman " Cindy  menjelaskan Dan kujawab dengan anggukan. Sekarang musiknya berganti, tidak terlalu kuat,sangat cocok untuk berdansa dengan pasangan, tapi aku tidak punya pasangan malam ini.

"Aku ingin berdansa,,,," kata Cindy, dia menggeser duduknya mendekat,sambil menggerakkan tangan dan bahunya mengikuti irama musik.

"Pergilah,,, kenapa kau tidak turun? " maksudku turun ke lantai dansa.

"Paul akan marah, kau tau dia sangat cerewet". Dia tersenyum manis. Dia sangat lucu. Dia seperti adik kecil.

" aku tau,,,tapi dia sangat baik. Kalian sudah pacaran? " tanyaku penasaran. Karena hampir di mana ada Cindy pasti ada Paul disana.

"Belum, dia pernah memintaku menjadi pacarnya,,,tapi aku memintanya menunggu"

"Why?? Kau punya pacar? "

"Tidak, bukan itu masalahnya, aku baru terlepas dari masalahku yang sangat berat, dan aku baru bisa menikmati kebebasan ku. "
Aku hanya mengangguk.

"Dan dia pasti akan menjaga mu dengan baik " hanya itu yang bisa ku katakan untuk mendukung mereka.

"Yahhh dia melakukannya... " dia tersenyum manis.

"Aku tau kalau kau dalam masalah Ana,..." sambungnya.

"Apa maksudmu? " tanyaku kaget, aku  tidak pernah menceritakan masalah pribadiku pada orang lain, apa yang dia ketahui? .

"Ana,,,tidak tau apapun masalahmu, tapi ku harap itu akan cepat berlalu, dan kau akan baik baik saja, " katanya  sambil memegang telapak tangan kiriku.

" yah... Kuharap ini berjalan  dengan baik, " kataku berharap.

"Hei,, apa yang kalian bicarakan? " tanya paul, paul datang dengan seorang pelayan dibelakangnya sedang membawa minuman.

Bukan hanya mereka, Dail juga ada di belakang si pelayan.
Apa lagi yang mau dia lakukan?

Astaga.... Kami bahkan baru sampai.

"Ana... " katanya, sambil mengelus ujung kepalaku lalu duduk di sebelah kananku. Sementara Paul mengambil duduk di samping Cindy, paling ujung.

Aku melotot pada Paul, bertanya apa kau yang mengajaknya kesini?  Paul mengangkat kedua bahunya saat tangannya sudah melingkar di pinggang Cindy. Seolah dia tau arti dari tatapanku.

DON'T PLAY MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang