bagian 6.Dia datang

17.8K 828 1
                                    


"Kau tau Ana, selama ini aku menahan diriku seperti orang gila untuk tidak menyentuhmu. Kau bilang, kau tidak melakukan seks sebelum menikah? Omong kosong. Sekarang aku tidak akan menahan diriku lagi, aku akan menghancurkan mu sampai tidak tersisa. Dengan begitu kau tidak akan meninggalkan ku... " katanya dengan suara tajam.

Sekarang nafasnya sangat berat. Dengan cepat dia menarik paksa bajuku sampai terlepas dari kepala  dan dengan kasar dia menyentuh payudaraku dan mencoba menciumnya. Aku belum pernah mengalami penghinaan seburuk ini.

Dengan sisa kekuatanku, aku mendorong Adam . Aku akan memohon, menjadi keras kepala tidak membantu saat ini. Aku sudah sangat ketakutan, badanku gemetar dengan sangat kuat, aku menyatukan kedua telapak tanganku dan memohon padanya.

" Adam... Ku mohon.... Jangan lakukan ini...hiks... Hiks... " Aku masih mencoba menemukan suaraku.

Ku lihat wajah nya sangat memerah, dia pasti sangat marah. Dan itu menakutkan, dengan nafas berat dia mengamati gerak gerikku.

"Aku sangat takut Adam.... Kumohon... Biarkan aku pergi....aku minta maaf Adam...aku minta maaf...." Aku mencoba menghentikan air mata ku tapi tidak bisa. Kepalaku sangat sakit, seperti mau pecah rasanya dan penglihatanku mulai kabur, aku pusing.

"Maafkan aku Ana... Sayang,maafkan aku...." katanya menangkup kedua pipi ku, lalu menciumi wajahku dengan sangat lembut, dari mata, hidung, pipi dan bibirku.

"Maafkan aku sayang.... Kau pasti terkejut, maafkan aku, aku akan mengantarmu masuk ". Sekarang dia memohon, sambil membatuku memakaikan baju yang sempat dia lepaskan.

"Terima kasih.... Aku akan masuk sendiri... Terimakasih Adam,... Sungguh..." Dia tidak menjawab.

Setelah memastikan aku menggunakan bajuku dengan benar, dia membuka pintu mobil lalu keluar,aku menyusul. Saat berdiri aku sedikit terhuyung karena aku sangat pusing . Dia menangkapku agar tidak terjatuh dan memelukku sangat erat, sambil menciumi ujung kepalaku dia berkata,

"Aku sangat mencintai mu Ana, percayalah... Dan maafkan aku" katana pelan.

"Aku tau... " jawabku, aku mendorongnya pelan. Setelah dia melepaskan pelukannya,Aku pergi.

Dengan sekuat tenaga, aku memaksa tubuhku berjalan sampai kerumah. Setelah memastikan pintu terkunci, aku langsung menuju kasur dan menjatuhkan diriku disana.

Saat aku bangun,sakit di kepalaku sudah berkurang banyak. Aku juga sudah tidak merasakan pusing. Sekarang aku malah kelaparan. Ini sudah siang, dan aku sudah terlambat untuk kuliah.

Ahhhh untuk hari ini saja, aku akan melupakan tentang kuliah dan pekerjaan. Aku akan tidur sepanjang hari ini.

Mencoba melupakan semua kewajibanku, tetapi tidak dengan penghinaan yang Adam berikan tadi malam. Aku akan terus mengingatnya, setiap kata dan setiap pelecehan yang dia lakukan tadi malam. Aku akan mengingatnya.

Setelah menghilang selama dua hari, aku kembali ke duniaku yang sesungguhnya.

Saat aku kembali bekerja, untung saja Cindy tidak terlalu banyak bertanya, atas menghilangnya aku selama dua hari kemaren. Aku memang menyukai sifat Cindy, karena aku tidak terlalu suka berbagi cerita pribadi kapada orang lain. Aku akan merasa aman saat aku menyimpannya untuk diriku sendiri.

Saat aku melayani di meja kasir ku, aku kaget melihat laki laki ini disini.

"Kau mengingatku nona? " suaranya berat, dia laki laki asing di club malam. Wajahnya yang khas dan suaranya yang berat tidak mudah di lupakan.
Tapi apa dia mengingatku?

Aku mengangkat kedua alisku pura pura bingung, sambil tanganku mengembalikan kartu berwarna hitam, yang tadi dia berikan untuk membayar makanannya.

"Kau mengatakan sesuatu tentang tempat yang sopan dan layak" dia mencoba mengingatkanku.

"Ya, aku ingat".kataku sambil menoleh kebelakangnya,seolah berkata, cepatlah_kau_menghalangi_antrian.

" kapan kau akan selesai dengan tugasmu? "  Dia bertanya masih dengan wajah datarnya. Tidak peduli dengan antrian di belakangnya.

" jam enam sore... " Kulihat dia mengangkat salah satu alisnya kemudian melihat jam tangannya. aku tau maksudnya, itu_terlalu_lama_, ini_masih_jam_satu _siang.

"Aku bekerja dua belas jam, ini akhir pekan tuan. .. " sambungku menjawab kebingungannya. Entah itu perlu atau tidak.

"Oke, aku akan kembali lagi sebelum jam pulangmu".dia memutuskan, lalu pergi meninggalkan cafe, dan aku sibuk lagi dengan antrian yang dia tahan sedari tadi.

Saat bell pertukaran shif berbunyi, aku langsung meninggalkan mejaku, dan mengganti pakaian kerjaku dengan pakaian ku tadi pagi yang ku simpan di loker.

Lalu keluar lewat pintu belakang, pintu khusus karyawan/ty.

Saat aku menuju tempat perhentian bus, disana di pinggir jalan,aku melihat dia sedang berbicara melalui telepon sambil bersandar di pintu mobilnya.

" hey... Aku menunggumu " dia menyimpan handponenya saat aku hampir sampai di tmpat dia berdiri. Aku hanya tersenyum tipis. Lalu berhenti tepat di depannya, sekarang kami saling berhadapan.

"Boleh aku mengajakmu makan malam? " tanyanya sopan.

"Tentu,,,,,hanya ke tempat yang sopan dan nyaman, kalau kau punya". jawabku.

Dia mengangguk kecil. Lalu membuka pontu mobilnya, dan menyuruhku masuk dengan tangannya.

dia membawaku kesebuah cafe, cukup ramai, dan dia selalu berjalan di depanku lima langkah, semenjak kami turun dari mobil. Dan aku hanya mengikutinya.

Kulihat dia sedang berbicara kepada seorang pria berjas hitam, sepertinya dia menejer di cafe ini, lalu dia mengarahkan jalan menaiki tangga, yang ada di tengah ruangan, suasananya sangat hangat di sini. Aku suka.

Laki laki berjas hitam tadi mengarahkan kami ke lantai tiga. Lalu pergi meninggalkan kami setelah dia memastikan kami tau meja tempat kami akan makan malam. Sepertinya laki laki ini sudah memesan tempat ini sebelumnya.

Woahhhhh.... Aku bisa melihat seisi kota dari atas sini. Sangat cantik. Lampu lampu di bawah sana seperti kunang kunang yang bertebaran.

" duduklah... " shitt... Dia mengagetkanku. Aku memandangnya tidak suka. Lalu dengan patuh duduk di kursi yang dia tarik, setelah dia memastikan posisiku sudah nyaman, barulah dia juga duduk di kursi yang ada di depanku.

"Kau menyukai tempatnya? "

"Emm, ini sangat nyaman" jawabku pelan, sekarang dia memandangku penuh, seperti saat di club malam. Tatapannya tajam, dan dia tidak pernah tersenyum.

"Zander.... " katanya mengulurkan tangannya, aku mengangkat alisku bingung.

"Boleh aku tau namamu nona? " tanyanya lagi karna aku tidak menyambut uluran tangannya.

"Ana,... Anastasya... " dengan cepat aku menyambut uluran tanganya.

"Nama yang cantik,,, ".
" thanks... "

"Berapa umurmu Anastasya... "

"20 tahun... "Aku melihat dia mengeram. Kenapa? Apa yang salah dengan umurku?

" saat aku membawamu kesini... Apa tidak akan ada yang marah? "
Dia selalu memandangku tepat di mata, seolah dia sedang membaca ekspresi wajah ku.

"Aku tidak punya keluarga..., tidak akan ada yang mencariku " jawabku datar.

"Bagaimana denganmu? Zander?.... Kau sudah menikah? "

"Tidak, aku tidak menikah" jawabnya cepat.

"Pacar? "

"Tidak "

Kami kembali diam, aku mencoba mencari kebohongan di wajahnya, tapi tidak ada. Wajahnya datar.

"Aku ingin membicarakan satu rahasia padamu...".

aku akan mencoba keberuntunganku pada pria ini.kalau dia tidak sesuai dengan rencanaku, aku akan cepat meninggalkannya disini. Aku tidak mau membuang waktu ku sia sia.

DON'T PLAY MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang