bagian 5.kemarahan Adam

21.5K 857 0
                                    


Setelah dia menghabiskan minumannya, dia langsung berdiri dan meninggalkan meja bartender. Kulihat Lian mengikuti gerakannya dan aku juga menoleh mengikuti pandangan lian.

Laki-laki itu berjalan menaiki tangga, sepertinya dia anggota VIP.

"Ana, apa yang kalian bicarakan? " Cindy sudah mengakhiri tariannya dan langsung duduk di kursi yang  di duduki laki laki asing tadi.

"Tidak ada, apa kau mengenalnya? "
Dia membicarakan laki laki yang tdi, karena kulihat sesekali dia menoleh ke lantai dua,

"Tidak, aku tidak mengenalnya. Bagaimana denganmu? " dia berbicara sambil meminum minuman yang baru di berikan Lian, paul dan Lian juga seperti menunggu jawabanku, karena mereka bertiga sekarang sedang melihatku.

"Tidak, dia menanyakan namaku,dan aku menolak berkenalan!" aku mngangkat kedua bahuku, ayolah itu tidak penting, kenapa mereka sangat serius?

Dari sudut ruangan, dibawah tangga menuju lantai dua, aku melihat Dail berjalan menuju kesini. Apa lagi yang mau dia lakukan?

"Ana,,,, kau bisa pulang sekarang, kau sudah terlalu lama disini. " katanya menatapku tajam, apa maksudnya itu?

Apa dia baru saja mengusirku?
Kulihat Cindy dan Paul hanya diam mendengarkan apa yang Dail ucapkan. Mereka pasti tau kalau aku mengenal Dail, karena mereka sudah sering melihat Dail, Adam, dan yang lainnya beberapakali menyapaku di cafe.

"Jangan mengaturku, " jawabku sinis.

Lalu dia berpaling kepada Cindy, dia menghiraukan ketidaksukaan ku.

"Bisa kalian membawanya pulang? Ini masih jam kerjaku. Kalau tidak, aku sendiri yang akan mengantarnya".

Sekarang dia mengatur temanku? Apa dia gila. Dengan marah aku menarik tangannya agar dia kembali melihatku.

" apa masalahmu? Kenapa kau mengganggu kami? " Aku heran dengan sikapnya sekarang.
Dia tidak menjawabku dan kembali melihat Paul dan Cindy bergantian.

"Kami memang sudah selesai" itu Paul, dia langsung menggandeng lengan Cindy dan membisikkan sesuatu, kemudian Cindy mengangguk lalu ikut berdiri.

"Ayo Ana... " ajak Cindy, lalu dia menarik tangan ku tanpa menunggu jawabanku. Dan aku terpaksa mengikuti mereka.

Shitt..... Berengsek Dail. Dia pengganggu. Aku menoleh tidak suka padanya. Dan dia hanya diam memandangku dan menoleh keatas, kulihat disana ada laki laki asing yg tadi,dia berdiri dengan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya,sedang menonton drama ciptaan Dail tanpa ekspresi.

Di dalam mobil yang di kendarai Paul, dengan Cindy disampingnya, aku merasa tidak enak.

"Apa aku membuat masalah? " tanyaku merasa bersalah.

"Tidak ana, kami memang sudah selesai "  hanya itu, aku tau mereka menyimpan sesuatu, tapi aku berhenti  bertanya. Sepertinya mereka juga tidak berniat membaginya padaku.

Setelah insiden di Club malam, aku dan Cindy semakin banyak bercerita. Kami semakin dekat, dia gadis yang ramah dan sangat dewasa. Aku menyukai sifatnya. Apa selama ini aku terlalu sibuk dengan Adam, hingga aku tidak menyadari ada dia di sampingku?

Ini sudah tiga hari berlalu, dan apa lagi ini? Orang orang ini tidak berhenti mengganguku. Aku melihat adam sedang bersandar di pintu mobilnya, di depan rumahku.

Berengsek!!! Aku belum siap menghadapinya sekarang.

"Ana... "  panggilnya, saat aku berjalan melewatinya tanpa berniat menyapa.

Aku berhenti dan menunggu apa yang akan dia ucapkan selanjutnya, tapi dia hanya diam melihatku.
Lalu saat aku mau melnjutkan langkahku,dia berjalan cepat mengejarku dan memelukku dari belakang.

Aku bisa mencium bau badannya kembali setelah sekian lama. Aku membenci diriku sendiri saat mengetahui kalau aku tidak bisa membenci pria ini dan jujur aku masih merindukannya. Tapi dengan cepat aku sadar diri, disini hanya aku yang akan tersakiti.

"Lepaskan,,, " kataku, aku berontak melepaskan diri darinya, dan tidak berhasil. Dia sangat kuat.

"Aku merindukan mu Ana, sangat... Apa kau tidak? " katanya,aku bisa merasakan nafasnya di ceruk leherku dan shit,,, aku harus mengakhiri ini.

Dengan sekuat tenaga aku melepaskan tangannya dari perutku dan berhasil...

"APA YANG KAU LAKUKAN BRENGSEK"  aku berteriak marah. Dia kembali meraih ku tapi aku menghindar mundur dengan cepat.

Kulihat dia membuang nafasnya kasar, dan memandangku tidak suka.

"Apa yang kau lakukan di club malam Ana? " ahh si brengsek Dail pasti sudah mengadu.

"Berhenti mengusikku Adam, kau tidak berhak tau apa dan kemana aku pergi, kau bukan siapa-siapa, sekarang hentikan omong kosong mu dan pergilah. Kau tidak di butuhkan disini".   Aku berbalik pergi,

" ANA... " panggilnya kuat, dia berusaha mengejarku lagi.

Saat aku berbalik, dia menghentikan langkahnya... Aku ingin memastikan sesuatu dan untuk yang terakhir.

"Kapan kalian akan bertunangan? " tanyaku dingin.

"Apa? Ana.... " dia kebingungan.

"Sisakan satu undanganya untukku. Aku pasti akan datang. Aku harus mendoakan yang terbaik kan, untuk kalian. Mantan teman dan mantan pacarku yang baik ".kataku tersenyum sinis.

"Kau masih saja dengan keras kepalamu Ana, sudah ku bilang jangan pikirkan itu, pertunangan sialan itu bukan apa apa..."

"Apa kau takut? " aku memotong omong kosongnya.

"Apa kau takut aku menghancurkan pestamu? "

"Tidak ada yang perlu di hancurkan ana, sejak awal itu memang sudah hancur. " katanya pelan.

"Oh,,, itu sebabnya kau datang kemari?  Kau bilang merindukan ku setelah Nia membuangmu? "

"Ana, hentikan ini, percakapan ini tidak sehat untuk kita" dia putus asa.

"Tidak ada kita Adam,bukankah ini sudah pernah ku katakan padamu? , kita orang asing sekarang... " ku lihat wajahnya mengeras, dia jelas tidak suka. Dia berjalan cepat dan menarik tangan ku lalu mencengkeram daguku, sial dia marah...

"Dan aku juga sudah pernah bilang ana, kau tidak boleh meninggalkanku, beraninya kau,,,,tetaplah menjadi gadis baik dan penurut ana, aku tidak suka gadis pembangkang asal kau tau... Aku marah Ana, aku....sangat marahh,,,, kau bukan hanya melawanku, kau bahkan  bermain ke Club malam? Apa yang kau lakukan hah...? Kau mau menjadi pelacur?...Setelah meninggalkanku, sekarang kau mau menjajakan tubuhmu?....Apa kau kesepian? Kau butuh seseorang menyentuh tubuhmu, itu sebabnya kau pergi ketempat kotor itu... ".

Badan ku gemetar mendengar hinaaan ini, apa salah ku? Dengan cepat aku menghempaskan tangannya dari daguku dan, PLAKKK... Aku menamparnya, sangat kuat. Aku mersakan sakit di telapak tangan ku.

" Jangan menghinaku brengsek, sampah sepertimu tidak layak menilaiku... "Sekarang aku sudah menangis, dadaku sangat sesak.

Aku lihat muka nya sekarang memerah, dia sangat marah dan aku ketakutan. Aku berbalik dan meninggalkannya, tapi....
Dia mengambil tanganku dan menarikku paksa memasuki mobilnya, dikursi belakang.

Dia mendorong ku sangat kuat, hingga aku terbaring, dia menyusul masuk, dan mengunci pintu. Apa yang dia lakukan? Belum sempat aku memperbaiki posisiku,dengan kasar Adam menarik rambutku, dan sumpah itu sangat sakit. Dan....

" hummmmmppppppp"dia menciumku sangat keras, dengan tangannya masih menarik rambutku.

"Lepaskann..... adam....." mendengar aku menangis kuat, dia melepaskan
Ciumannya tapi tidak dengan rambut,

"Bukankah kau menyukainya?....Kau tidak perlu ke club malam,...aku akan memberikannya padamu,.. " aku sangat takut, dan kepalaku sangat sakit,

"Tidak adam... Hiks... Lepaskan.... Hiks... Kumohon, kau menyakitiku.... "

"Kenapa aku harus mendengarkanmu? Kau hanya wanita  murahan,,,sialan... "  kukira dia akan berhenti saat dia melepaskan rambutku,...

DON'T PLAY MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang