bagian 12. surat perjanjian

11.3K 736 8
                                    

Setelah itu kami kembali makan dalam diam tanpa obrolan apapun.

"Bagaimana makanannya..? " dia bertanya setelah melihatku menghabiskan makananku.
Aku hanya melihatnya dalam diam,,,

"Kau menyukainya? ". Dia bertanya lagi

" yahh... Ini enak ". Buktinya aku menghabiskannya.

Lalu dia berdiri dan mengulurkan tangannya,

" ayo, kita bicara di ruang kerja ku " ajaknya.

"Bagaimana dengan ini? " bukankah setidaknya kami harus merapikan meja ini?

"Seseorang akan mengurusnya, ayo,, " katanya lembut. Akupun berdiri dan meletakkan tanganku di atas tangannya yang dia ulurkan sejak tadi.

Dia membawaku menaiki tangga yang tadi dia naiki saat mau mandi. Dan memasuki sebuah kamar tidak jauh dari ujung tangga,

"Duduk ". Itu perintah.
Dia menuntunku duduk di sebuah kursi yang berhadapan dengan sebuah meja dan sebuah kursi besar di seberangku, sepertinya ini meja kerjanya. Sementara dia berjalan kesebuah lemari yang terbuat dari besi?, seperti berangkas, lalu membukanya menggunakan sidik jari. Mengeluarkan sebuah amplop.

Ohh,,,, itu amplop yang sama dengan amplop yang di antarkan Markus tadi siang.

"Aku menyuruh sekretarisku mengantarkannya tadi siang, dan kau menolaknya. " itu pernyataan.

"Ada apa Anastasya? " dia menanyakan alasanku menolak amplopnya .

"Aku tidak menolaknya,, " dia menaikkan alisnya,

"Aku menolak orang yang memberikannya". Dia mengangguk kecil.

" apa dia melakukan kesalahan ? " suaranya yang berat mungkin akan membuat orang lain ketakutan, apalagi dengan badannya yang besar ini?
Mungkin orang sepertiku akan pingsan kalau dia menamparku sekali saja, karena itu kupastikan, aku tidak akan mencari masalah dengannya.

Aku tau dia bukan orang yang sembarangan, dia seperti seorang mafia . Mungkin dia memang seorang penjahat atau pembunuh bayaran? Seperti yang di katakan Dail. Dan sekarang aku sedang berdua saja dengannya.

SHITT aku merinding. Aku seperti memasuki kandang singa atau beruang? Dia lebih cocok di bandingkan dengan beruang melihat badannya yang besar itu.

"Kau bilang, kau yang akan mendatangiku, bukan temanmu atau sekretarismu. " jawabku datar,

Dia mengangkuk lagi. Mendorong amplop tadi dengan pelan ke depanku. Aku hanya melihat sekilas dan kembali memandanya lagi.

"Ini jawabanku ". Aku menarik nafas sangat dalam. Akhirnya...

" apa ini sesuatu yang bagus? " tanyaku sambil menggaruk alisku yang tidak gatal.

"Untukku atau untukmu? " dia menyandarkan punggungnya di kursi kebesarannya dan menyilangkan kedua kakinya. Kedua tangannya saling bertautan di atas pahanya yang...

"Untukku tentunya,,, itu yang paling penting, kalau untukmu kau bisa mengurusnya sendiri. ". Jawabku egois.

"Kenapa kau tidak membukanya saja".
Dia tidak sabar.

Aku mengangkat kedua bahuku acuh dengan reaksinya dan dengan pelan membuka amplopnya.

ohh ini sertifikat perjanjian pernikahan, aku melihatnya untuk memastikan kalau dia tidak memberikan surat yang salah. Dia mangangguk, sepertinya dia bisa membaca pikiranku.

" ehemm... Kau menerima lamaranku... Tidak ...maksudku tawaranku ? " tanyaku tidak percaya.

"Jangan bilang kau membatalkannya? Kau tidak bisa mundur sekarang Anastasya,,,, satu minggu adalah batas waktu yang cukup lama untuk membatalkannya, dan kau tidak melakukannya, sekarang kau tidak bisa mundur ". Kenapa dia marah? Dan aku juga tidak pernah berniat membatalkan tawaran ku. Apa dia gila?

DON'T PLAY MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang