part 3:Harus Memilih

14.9K 800 5
                                    

Sudah satu minggu berlalu, aku mau pun Adam tidak ada yang mengungkit atau bertanya kejelasan hubungan kami. Lagian,bukankah sudah jelas, dia memilih bertunangan dengan Nia.

Dasar brengsek, kepalaku sudah sangat sakit karna terlalu banyak menangis.lagian apalagi yang bisa aku lakukan?

Meminta Adam utk memilihku?

Atau memohon kepada Nia untuk tidak bertunangan dengan Adam?

Hell, itu tidak mungkin, sedari awal mereka kan sudah tidak menganggapku sebagai pacar atau sebagai teman.

Shit,,,shit,,, shit,,, aku merasa tidak punya muka sekarang, padahal aku harus ke kampus. Bagaimana kalau aku bertemu dengan mereka di kampus dan mereka sedang bermesraan? Mungkin juga selama seminggu terakhir ini mereka menertawakanku.

Lalu,Apa yang harus aku lakukan? Aku sangat tulus mencintai Adam, tapi teganya dia.
Bahkan dia tidak mencoba untuk menghubungi ku.
Akan lebih baik kalau dia bilang kalau selama ini dia tidak pernah memandangku atau menganggapku sebagai pacar, karna aku tidak layak.

itu akan lebih mudah ku terima dari pada dia diam seolah dia juga tidak berdaya seperti yang Nia katakan saat kami di kafe.

Selama satu minggu ini, aku selalu berangkat kekampus lebih pagi. Aku tidak berani berhadapan dengan Adam kalau kalau dia menjemputku seperti biasa. Atau mungkin juga aku terlalu takut kalau Adam sudah tidak menjemputku lagi karna harus menjemput Nia?
Sial, aku masih saja gemetaran saat memikirkan mereka berdua.

Saat aku berjalan menuju kelas, aku mengingat Adam. Biasanya kami berjalan bersama di lorong ini, dan dia selalu memegang tangan ku.

Brengsek,aku tidak mungkin langsung lupa kan? Dia sangat baik dan sangat manis padaku selama kami berpacaran. Dan itu membuat ku sulit melupakannya.

"Ana... " sial,itu suara Nia.

"Hai Ana, apa kabar mu baik? Sudah satu minggu kita tidak bertemu".
Dia datang dari belakang ku, dan langsung menggandeng lenganku.

Aku hanya tersenyum, melihatnya lagi membuat hati ku sakit.

" apa kau masih memikirkan tentang Adam?" dia bertanya? Tentu saja aku masih memikirkannya. Dia bahkan belum mengakhiri hubungan kami.

"Tentu saja aku masih memikirkannya? Dia pacarku bukan?"
Jawabku dingin,

"Hei, kau masih berhubungan dengan Adam?" dia kaget lalu melepaskan rangkulannya dari lenganku dan menoleh penuh padaku.

"Nia, aku dan Adam belum berakhir. Apa yang kau harapkan? " tanyaku menahan marah, memang benarkan? Aku maupun Adam belum mengakhiri hubungan kami.

"Sepertinya kau sangat percaya diri Ana, Adam akan bertunangan denganku, dan sudah jelas dia membuangmu lalu memilihku.." dia sangat sombong. Sepertinya dia sengaja ingin membuatku marah.

"Kau bilang itu bukan kemauan kalian berdua kan? Adam bukan memilihmu,dan apa ini Nia? Bukankah kau temanku? Aku bahkan tidak percaya kalau kau menghianatiku".

"Teman? Tidak ada teman antara kita Ana? Kau sangat tidak tau diri ya".

" apa maksudmu? Jadi selama ini kau tidak menganggapku? "

"Kau terlalu naif, aku hanya penasaran dengan orang sepertimu Ana, anak yatim piatu dan miskin. Menurutku itu sangat menarik, tapi kau malah jadi lupa diri , bukannya bersyukur kau bahkan sampai menggoda Adam. Kau tau, sedari awal aku dan Adam memang sudah berniat menikah".

" apa maksudmu? " tanyaku bingung, berita apa lagi ini? Jadi maksudnya selama ini, aku hanya pengganggu?

"Kalau saja kau tidak menggoda Adam, kami pasti sudah tunangan sejak 7 bulan yg lalu. Dan mungkin sudah merencanakan pernikahan sekarang. Dan kau,,,,sedari awal hanya pengganggu tidak tau diri Ana. Beraninya perempuan sepertimu bermimpi menjadi pendamping Adam?. Sangat tidak tau malu,,,,dan berhentilah berhayal,,, sadari posisimu...".jelasnya panjang lebar. Aku hanya diam, sangat heran dengan orang di depanku ini. Dia bukan seperti Nia yg ku kenal selama ini.

" berhenti menghinaku" aku mununjuknya,aku sudah menahan diri untuk tidak menamparnya,

"Kalau tidak,aku mungkin saja akan membunuh mu. Aku memang miskin tapi jangan pernah berani menghinaku. Kau hanya seorang penghianat,sebelum aku dan Adam berpacaran, dia bahkan  tidak pernah memandang mu.dan Jangan bilang aku pengganggu Nia, kaulah sebenarnya pengganggu. Jadi tutup mulut mu dan dengarkan. KAU  BOLEH MENGAMBIL ADAM ATAU SIAPAPUN, TAPI  TUNGGU SETELAH AKU MEMBUANGNYA kau paham? Sekarang minggir, jangan menghalangi jalan ku!....."aku sedikit mendorongnya dan aku memasuki kelasku.

Sial,,,,dia berhasil menghancurkan hariku. Dasar brengsek, dia benar benar perempuan ular. Ingin sekali aku menarik rambutnya atau menampar wajah palsunya yg penuh makeup.

Saat aku pulang kerja dari kafe, aku kaget melihat ada Adam di depan rumah ku. Dia tidak pernah mendatangi ku saat malam.

" apa yang kau lakukan disini?"dia berdiri.

"Hai Ana,,, " dia tidak menjawab pertanyaan ku.

"Aku menunggumu sedari tadi, kau baru pulang bekerja? Apa kau sudah makan? ..."Lanjutnya bertanya panjang lebar.

Semakin membuatku jengkel, ini pertama kalinya dia datang ke rumahku saat malam.

"Adam? Apa yang kau lakukan disini?,,,Aku sangat lelah, kalau tidak ada urusan, pergilah. Aku mau masuk, jangan menghalangi jalan ku". Aku marah, entah apa yang dia lakukan, seperti orang bodoh saja.

" aku sangat merindukan mu Ana, kenapa kau menghindari ku?"Katanya dengan wajah terluka.

"Itu tidak pantas, kau sudah memiliki tunangan".hatiku sangat sakit saat membahas ini.

" sayang,,,ku mohon, jangan bicarakan itu di antara kita, itu tidak berarti oke?". Apa maksudnya ini?

" tidak ada KITA lagi Adam".jawabku tajam

"Apa maksudmu? Kau mau meninggalkan ku?" dia tersinggung?

"Bukan aku, tapi kau yang sudah mengakhirinya. Jelas, saat kau sudah memutuskan utk bertunangan dengan Nia".  suaraku bergetar, ini membuatku bingung dan sangat terluka.

Setelah satu minggu aku menangisinya, sekarang dia datang seolah tidak terjadi apa apa? .

" sudah ku bilang itu tidak berarti Ana". dia maju dan meraih tanganku, tapi aku menariknya dan menjauh darinya.

"Seolah itu tidak akan terjadi kalau kau bilang itu tidak berarti Adam, kau  tetap harus bertunangan dengannya, kau memilihnya.  kau memilih bertunangan dengan Nia, yang berarti kau meninggalkan ku. itu pilihan mu Adam. Dan kau harus bertanggung jawab...". Air mataku sudah menetes tanpa ku sadari. Dia ingin memelukku, tapi aku tidak mau, dan kembali menjauh.

"kami memang akan bertunangan Ana, tapi kita tidak akan berakhir. Tidak akan pernah. Jadi berhenti keras kepala dan biarkan aku memelukmu. Aku sangat merindukan mu".katanya putus asa.

"What????...Adam...kau sangat brengsek, berhenti menghinaku lebih jauh, ini sangat menyakitkan utk ku. Aku sangat menyayangimu,aku sangat mencintaimu lebih dari diriku sendiri. Kau tau itu kan?.
Tapi kau, dengan kejamnya menentukan pertunanganmu di belakang ku, bukan dengan orang lain, tapi kau akan bertunangan dengan temanku sendiri. Jadi Adam, kumohon...pergilah. Kau sudah sangat menyakitiku... Dan ini adalah batasanku, lebih dari ini, mungkin aku tidak akan bisa bertahan lagi...dan aku tidak akan pernah mau menjadi simpanan mu... ".

Suaraku sudah sangat bergetar, ini menyakitkan  untukku. Aku memang mencintainya, tapi bukan berarti aku mau menjadi simpanan.

DON'T PLAY MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang