Haizal mengusap wajahnya dan menggosok gosok matanya lalu berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk keretinaNya. Ia kini beranjak dari tempat tidur lalu merapikannya setelah itu berjalan menuju kamar mandi.
Selang beberapa waktu, pemuda itu kini sudah mengenakan seragam dan rambut ia biarkan acak acakan, rambut jamur berwarna kecoklatan menambah kesan imut dari pemuda 15 tahun.
Setelah ia merasa semua sudah rapi, ia langsung bergegas keluar dari kamarnya dan turun kelantai bawah, ia akan pastikan untuk sekolah hari ini bagaimanapun caranya. Setidaknya jika nanti ia benar akan homeschooling, ia sudah bertemu dengan Sean dan merasakan rasanya sekolah umum setelah dulunya pernah berhenti.
Ia mengedarkan pandangannya mencari dua sosok yang ingin ia lihat pagi ini yaitu sang Mommy dan Daddy nya. Namun, ia tak menemukan sosok yang ia cari. Mungkin mereka belum siap siap mengingat ini masih jam 5:30. Disana ia hanya melihat para maid berlalu lalang di area dapur sedang menyiapkan bahan makanan untuk di buat sarapan. Hingga kepala maid datang menghampiri Haizal.
"Selamat pagi tuan muda, apa tuan muda ingin di buatkan sesuatu? Nyonya mungkin sebentar lagi akan turun atau perlu saya sampaikan pada Nyonya bahwa tuan mudah sudah menunggu di meja makan?"tanya kepala maid dengan sopan. Haizal menggeleng pelan.
"Aku akan menunggu bi, eum kalau boleh bisa bibi buatkan aku susu coklat panas?"ucap Haizal kentara sekali anak itu sungkan meminta sesuatu.
"Tentu tuan muda, akan segera saya buatkan"ucap Lita lalu segera kembali ke dapur untuk membuatkan permintaan tuan mudanya itu.
Haizal termangu menunggu orang rumah itu turun, ia menopang dagunya dengan kedua tangan sambil pikiran penuh perdebatan. Ia mungkin akan di larang lagi untuk pergi sekolah, tapi hari ini ia sungguh ingin sekolah. Berada di rumah sepanjang hari kemarin itu sangat membosankan terlebih dirinya tak keluar keluar dari kamar kecuali pada saat makan malam.
"Haizal?"
Pemuda itu menengok dan mendapati kakak pertamanya sudah rapi dengan stelan jas formalnya. Haizal tersenyum ketika Serran menghampirinya.
"Bang Eran"sapa Haizal.
"Kamu mau sekolah?"tanya Serran saat melihat seragam Bratama yang dikenakan Haizal di balik jaket nya. Haizal mengangguk singkat.
Lita kemudian datang dengan segelas susu coklat di tangannya lalu di suguhkan di depan Haizal dengan sopan.
"Terimakasih bibi"ucap Haizal, Lita hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Bukankah keputusan kemarin sudah pasti bahwa kamu akan homeschooling? Lalu kenapa kamu sekolah hari ini?"tanya Serran datar, ah Haizal sudah mulai terbiasa dengan wajah yang tak pernah tersenyum itu.
"Haizal hanya ingin sekolah sekali ini aja, se-enggaknya untuk terakhir kalinya"lirih Haizal setengah berbisik, namun pendengaran Serran cukup tajam untuk menangkap suara halus itu.
Serran hanya menanggapi dengan deheman. Suasana disana canggung karena Haizal sejak tadi diam, bahkan ia tidak menyapa Yona seperti biasa, ia hanya tersenyum menanggapi sapaan Yona ketika wanita itu mendatangi meja makan.
"Haizal mau sarapan apa?"tanya Yona yang seperti biasa selalu mengelus puncak kepala Haizal.
"Apa aja yang Mommy masak, Haizal pasti makan kok"ucap Haizal.
"Yaudah Mommy masakin nasi goreng telur mata sapi ya, terakhir kali Haizal suka kan?"Haizal mengangguk hingga rambutnya bergoyang-goyang membuat Yona terkekeh gemas.
Saat Yona hendak ke dapur, Haizal menahan tangan mulus itu dengan lembut.
"Mommy..."panggil Haizal pelan, "I-izal sekolah ya hari ini?"pertanyaan yang sejak tadi ingin ia utarakan akhirnya keluar dengan perasaan ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙁𝙞𝙣𝙙 𝙈𝙚 || 𝙃𝙖𝙞𝙯𝙖𝙡 [ Terbit ]
FanfictionPART MASIH LENGKAP 𝙳𝚒𝚊 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚗𝚒, 𝚜𝚎𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚋𝚞. 𝚂𝚎𝚔𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚙𝚎𝚛𝚓𝚞𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒, 𝚋𝚊𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚞...