Haizal kini sudah duduk kembali di bangkunya, kali ini ia sudah mulai berusaha mengembalikan moodnya. Tapi karena memang pada dasarnya mood nya hancur di tambah perkataan kakak seniornya tadi di toilet, kini membuat dirinya harus bisa menyembunyikan ekspresi."Ngebasket sama Daren itu noob banget, apaan menang gaya doang tu orang"ucap Sean yang di setujui Jemian.
"Hooh njir Jevian aja sampai ngumpat terus, gak ada bakat sama sekali untung dia bukan kapten tim basket. Kalau dia yang jadi tim basket, si Jevi pasti udah ngamuk sama kepsek"ucap Jemian.
"Daren siapa?"tanya Haizal yang akhirnya ikut bergabung bercerita.
"Itu loh senior kelas sebelas yang terkenal belagu"ucap Sean yang di angguki Jemian.
"Emang kenapa dia bisa belagu?"Jemian mencubit gemas pipi Haizal karena adik nya ini sangat polos sekali.
"Ya dia belagu karena status nya di sekolah ini tuh ada di strata satu sama kayak kalian"ucap Sean.
"Biasanya nih ya dia selalu cari alasan buat gabung sama kita, dulu sih Sean belum gabung jadi cuma bertiga doang. Juna, Jevian sama kakak. Tapi karena kita gak suka sama anak belagu kek dia jadinya kita gak nanggepin, bodo amat dia mau ngapain"ucap Jemian.
Haizal mengangguk angguk an kepalanya tanda paham. Seraya bergumam, "Segitunya ya permasalahan tentang strata."
"Dia itu mau nembus circle Zifander karena pengen bikin kelompok terkuat gitu. Kelompok berkelas yang isinya anak anak dari golongan orang yang tajir melintir."
"Kakak jangan pernah pandang pertemanan dari sudut finansial ya kak, ingat kata Izal"ucap Haizal yang tentu di angguki oleh Jemian.
"Iya, kakak gak pernah kok mandang status finansial orang lain. Menurut kakak kalau kita nyaman temenan sama orang itu ya berarti dia temen kita. Simpel sih"ucap Jemian.
"Intinya jangan pandang orang lain dengan sebelah mata"ucap Sean. Haizal tersenyum mendengarnya, ini yang membuatnya tidak ingin kehilangan Sean.
******
Sega memangku dagu nya dengan satu tangan, wajah pria itu cukup terlihat serius memikirkan sesuatu. Di seberang meja kerjanya ada Tama yang berdiri dengan tegap usai menyampaikan beberapa laporan.
"Jadi permasalahannya berawal dari Serran?"tanya Sega pada Tama.
'Maafkan saya tuan muda'batin Tama.
Tama mengangguk mantap, "setelah saya selidiki tempat kejadian kemarin tidak terdapat CCTV di sana, ada kemungkinan jika kejadian kemarin itu disebabkan binatang atau angin."jelasnya.
"Baiklah kau boleh pergi dari sini biarkan urusan ini jadi tanggung jawabku."ucap Sega, Tama mengangguk patuh lalu keluar dari ruang kerja sang tuan besar.
Glen tiba tiba masuk tanpa permisi dan berdiri di hadapan Sega.
"Tuan, kelompok Black Eagle mengirim ancaman terang terangan"lapor Glen pada Sega. Sedangan si tuan besar hanya diam menyimak.
"Rancang ulang strategi pertahanan, jangan sampai markas utama terdapat penyusup. Black Eagle biasanya bermain licik"desisi Sega.
"Tapi tuan kali ini benar benar bahaya, pimpinan kelompoknya mengirim surat kaleng dengan kotak berisi jantung manusia dan menuliskan nama tuan muda Haizal disana"Sega menatap nyalang pada Glen. Rahang pria itu mengeras serta tangan terkepal kuat.
"Apa maksudmu? Aku sama sekali belum mempublikasi keberadaan putra bungsuku. Bagaimana mereka bisa tahu tentang Haizal"
"Sepertinya kasus Radexa tempo lalu tidak benar benar berakhir tuan. Bisa saja sebelum Tuan Zafran membantai mereka, sudah ada yang menyebarkan berita tuan muda di dunia bawah"ucap Glen yang bisa di benarkan oleh Sega.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙁𝙞𝙣𝙙 𝙈𝙚 || 𝙃𝙖𝙞𝙯𝙖𝙡 [ Terbit ]
Fiksi PenggemarPART MASIH LENGKAP 𝙳𝚒𝚊 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚗𝚒, 𝚜𝚎𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚋𝚞. 𝚂𝚎𝚔𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚙𝚎𝚛𝚓𝚞𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒, 𝚋𝚊𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚞...