•32•

19.2K 2.2K 298
                                    

Cuaca nampak cukup mendung sore ini. Bahkan tetesan kecil memenuhi kaca mobil yang di kendarai Sega. Ya, pria itu memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaannya segera dan bergegas pulang. Berita tentang Haizal memakan makanan pedas sampai membuat anak itu kembali terserang demam ditambah dokter Drian mengatakan bahwa Haizal terkena asam lambung. Sega ingin marah saja rasanya pada siapapun yang membiarkan anak itu makan makanan yang bahkan tidak diperbolehkan berada di mansion.

Tak lama mobil Range Rover itu memasuki area Mansion hingga sampai di loby. Sega langsung turun dan memasuki rumah nya untuk menemui Haizal, saat masuk ia melihat putra sulungnya sedang berkutat dengan laptop di sofa depan TV bersama dengan Jefan dan Winshon atau kita sebut dia Dion.

"Dimana adik kalian?"tanya Sega. Membuat perhatian mereka teralih. Serran melirik sebentar lalu kembali menatap layar laptop.

"Kamar"sahut Serran singkat.

"Dikamar Dad, dia baik baik aja kok. Ada si kembar dan juga Mommy yang juga menemani tadi"ucap Jefan.

"Lalu dimana ayah mu Win?"tanya Sega.

"Ayah baru saja pergi keluar mengurus sesuatu Dad. Setelah sebelumnya ia memberi ultimatum besar besaran pada Dery"ucap Dion.

"Bagus jika begitu, aku tak perlu menambahi. Kurasa ajaran Saga tak bisa di ragukan"ucap Sega lalu melanjutkan langkahnya menuju lift. Ia harus segera melihat putra bungsunya, kenapa pula demam anak itu naik turun. Ia yakin anak nya itu pasti kesal karena besok juga Yona tidak akan membiarkan ia sekolah.

Sesampainya di kamar Haizal, Sega langsung mendapati penampakan anak itu tengah menangis sambil di peluk Yona. Ah, ada apa sekarang. Apa yang membuat anak itu menangis? Sega mendekati ranjang Haizal dan menatap semua orang yang ada di sana. Jevian, Jemian, Juna dan Yona lalu terakhir kembali ke tatapan semula yaitu pada putra bungsunya.

Sega duduk di sebrang Yona yang kini Haizal di apit kedua orang tuanya. Tangan Sega terulur untuk mengusap lembut kepala Haizal.

"Putra nya Daddy kenapa, heum??"tanya Sega lembut.

"D-daddy.. hiks.. hiks.."Haizal mengurai pelukannya dari Yona lalu menghambur memeluk sang Ayah.

"Sutttt.. putra bungsunya Daddy"panggil Sega. Haizal menatap Sega dengan air mata yang mengalir, hidung memerah serta pipi merona akibat lama menangis.

"In.. hikss.. ini salah Izal Daddy hiks.. hiks.. salah Izal"racau anak itu membuat Sega mengernyit bingung.

"Suttt.. nangisnya udahan dulu ya, Izal cerita ke Daddy ada apa? Kenapa Izal bilang kalau Izal Salah?"ucap Sega sambil menyeka air mata anaknya itu.

"Hiks.. hiks.. b-bang Serran m-arah hiks.. hiks.. lalu maid d-dan yang lain jug hiks.. juga di marahi. I-itu hiks.. salah Haizal Daddy hiks.. hiks.. huaaaa"tangis anak itu makin kencang membuat tiga kembarannya jadi iba.

Sega menatap satu persatu anak kembarnya lalu istrinya, mengisyaratkan apa yang terjadi. Karena jujur ia belum paham apa yang di katakan Haizal.

"Haizal tadi makan mie pedas dengan Aheng, terus ketahuan Bang Erran yang udah pasti dimarahin habis itu. Bang Serran lalu marahin maid sama pengawal karena lalai jaga Haizal jangan sampai makan makanan gak sehat apa lagi kecolongan ada mie instan di dapur. Izal jadi ngerasa bersalah dan nangis"jelas Jemian. Aheng adalah nama lain Dery yang di pakai oleh si kembar.

Sega mengangguk paham. Serran memang benar benar, seharusnya ia memarahi pengawal dan maid jangan di hadapan Haizal. Tau sendiri jika adik bungsunya ini berhati malaikat dan orangnya tidak tegaan. Sega kemudian mengelus punggung sempit yang naik turun karena menangis.

𝙁𝙞𝙣𝙙 𝙈𝙚 || 𝙃𝙖𝙞𝙯𝙖𝙡  [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang