Kamar luas bernuansa dark itu terlihat sunyi, padahal ada dua orang didalamnya. Satu orang memang sedang tidur, namun satunya lagi duduk di sofa kamar tersebut menatap ke luar jendela balkon kamar dengan secangkir kopi dan juga laptop di hadapannya.
Tak lama satu orang yang tengah tertidur itu pun terbangun sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing. Nampaknya ia belum menyadari adanya seorang pria yang duduk di sofa kamar nya.
"Udah bangun?"suara berat itu mengagetkan si pemuda yang masih menggeliat di kasur.
"Bang Eran? Sejak kapan di situ?"tanya nya pada sosok pria yang ia panggil Eran.
"Sejak kamu abang jemput dari club"sahut Eran tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.
"Mobil kamu masih di club by the way, and don't forget to meet our parents after this! (Dan jangan lupa temui orang tua kita setelah ini)"ucap Eran lalu membawa laptop serta cangkir berisi kopi keluar dari kamar Jefan sang adik.
Jefan hanya mengusap wajahnya kasar, sepertinya ia akan kena marah dilihat dari raut wajah Serran sang kakak yang nampak misterius dimata Jefan. Dalam hati dia mengumpati dirinya sendiri karena kebablasan minum sampai mabuk berat.
Setelah ia membersihkan dirinya di kamar mandi, Jefan keluar dari kamarnya dan turun ke lantai satu untuk menemui keluarganya. Rambut pemuda itu masih basah tanda ia baru saja habis mandi. Di meja makan sudah ada sang Mommy dan Daddy yang duduk ber dampingan.
"Morning dear"sapa wanita setengah baya saat Jefan mendudukan dirinya di meja makan.
"Emm morning mom"sahut Jefan sambil mengambil roti tawar yang ada di atas meja makan dan mengolesinya dengan selai cokelat.
"Jefan"intruksi dari pria setengah baya yang tak lain adalah kepala keluarga di rumah itu menghentikan aktifitas Jefan.
Jefan menatap Daddy nya was was menunggu apa yang akan pria itu katakan padanya.
"Give me your card and pick up your car at the club after you have breakfast, and you can only hold platinum card. (Berikan kartu mu dan jemput mobilmu di club setelah kamu sarapan, dan kamu hanya boleh pegang kartu platinum)"Jefan membelalak tak percaya. Bagaimana bisa ia hanya di beri platinum card sedangkan dirinya memiliki gaya hidup boros.
Meski platinum card memiliki limit Memiliki limit kartu kredit sekitar 40 juta hingga 1 miliar, namun baginya jumlah segitu sangat terbatas. Tidak boleh, pokonya ia tidak akan menyerahkan Black card nya.
"Didn't you listen to daddy? (Apa kamu tidak mendengarkan Daddy)"ucap Sega tegas.
"Dad please, aku gak bisa cuma pegang platinum card, ya Jevan salah. But, please forgive me dad. (Tapi, tolong maafkan aku dad)"Jefan berusaha membujuk Sega namun tampaknya Daddy nya itu tak bisa di rayu. Ia beralih menatap Yona sang Mommy.
"Dengarkan Daddy mu Jefan, kamu tau kamu salah kan? Pulang dini hari dengan keadaan mabuk berat, kamu melanggar perjanjian untuk tidak minum bulan ini sebagai hukuman dari perbuatan mu yang hampir mencelakai dua adikmu. Kamu lupa dua minggu yang lalu kamu baru saja keluar dari rumah sakit?"Yona menatap tegas pada Jefan yang kini tak bisa berbuat apa apa lagi.
"Selesaikan sarapanmu dan kembali lah ke kamar lalu renungi kesalahan mu, biar suruhan mommy yang akan menjemput mobil mu nanti"titah Yona yang di patuhi oleh Jefan. Mommy nya itu sangat tegas meski kesehariannya dan cara bicaranya lemah lembut. Baik Serran maupun Jefan dan ke tiga adiknya sangat menghindari hal itu karena marahnya Yona sangat mengerikan melebihi Daddy mereka.
*****
Haizal masih bergelung dalam kain sarung miliknya sambil memeluk guling. Jam sudah menunjukan pukul 11 siang tapi pemuda itu masih lelap dalam mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙁𝙞𝙣𝙙 𝙈𝙚 || 𝙃𝙖𝙞𝙯𝙖𝙡 [ Terbit ]
FanficPART MASIH LENGKAP 𝙳𝚒𝚊 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚗𝚒, 𝚜𝚎𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚋𝚞. 𝚂𝚎𝚔𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚙𝚎𝚛𝚓𝚞𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒, 𝚋𝚊𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚞...