Tembus 3000 words nih..
Hati hati bosen😂
__________________________________
"Mommy Izal mau sekolah, boleh ya"bujuk Haizal. Pagi ini anak itu sudah bergelayut di lengan Yona, membujuk wanita itu agar mau mengizinkan nya pergi sekolah hari ini.
"Nggak ya Zal, Mommy bilang nggak"kekeuh Yona tegas. Haizal mengerucut kan bibirnya sebal. Padahal demamnya sudah turun sejak semalam, tapi kenapa ia tetap tak di izinkan pergi sekolah.
"Mending kamu tidur lagi sana, ini masih jam enam. Kamu bangunnya jam sepuluh atau dua belas siang aja"ucap Yoan yang masih fokus menata makanan di meja makan bersapa para maid.
Para maid yang sejak tadi memperhatikan ibu dan anak itu hanya diam sambil menahan untuk tidak memekik karena gemas dengan suara rengekan Haizal.
"Mommyyyy Izal gak ngantuk, Izal mau sekolah"ucap anak itu dengan wajah memelas.
"Haizal Cakarana Putra Zifander, sekali Mommy bilang enggak tetap enggak. Kamu masih harus istirahat dirumah, besok aja kalau mau sekolah"
"Nggak mauuuu, Izal udah banyak bolos masa bolos lagi"
"Ya gak apa apa, its easy sayang. Gak akan ada yang berani memprotes meski kamu gak sekolah bahkan sampai satu tahun ke depan. Kamu bakal tetap naik kelas dan gak ada yang berani nentang hal itu. Kamu tau kan sayang keluarga kita ini apa?"Haizal hanya menghela nafas jengah mendengar hal itu.
"Ini ada apa sih pagi pagi sudah ribut?"suara bariton mengalihkan perhatian anak dan ibu itu. Yona tersenyum sekilas pada Sega, ya pria yang baru saja datang ke ruang makan adalah si kepala keluarga Zifander.
"Anaknya Daddy ini kenapa? Heum? Kenapa cemberut?"tanya Sega dengan lembut.
"Daddy..."lirih Haizal. Ia diam, percuma bicara pada Sega karena hasilnya pasti akan tetap sama.
"Anak kamu nih ngotot mau sekolah, aku gak izinin karena masih perlu istirahat di rumah. Dia kan baru sembuh"ucap Yona, ia menekankan kata terakhir agar Sega peka.
"Yasudah, Haizal. Kamu sekolahnya besok aja ya?"tuh kan, Haizal bilang juga apa. Sega sekarang sependapat dengan Yona.
Alhasil anak itu memilih untuk tetap diam. Tak lama semua saudaranya sudah berkumpul di meja makan plus sepupunya termasuk juga Saga. Selama acara sarapan tak ada yang bicara karena Saga memiliki adab diam saat sedang makan. Selama itu juga Haizal hanya fokus pada makanannya tanpa mempedulikan sekitar.
Ada rasa kecewa di hati kecilnya. Tapi mau bagaimana lagi, lagipula sejak dulu apapun yang ia ingin kan tak pernah terkabul, jadi dirinya sudah biasa menghadapi rasa kecewa. Namu, pernahkah kalian berpikir rasa kecewa itu akan meluap jika terlalu banyak di tumpuk dalam hati? Bukankah akan ada luka yang menganga lebar jika hati terus menyimpan banyak nya kecewa? Hei, Haizal itu manusia biasa. Dia bukan malaikat ataupun dewa.
"Loh? Tas Izal mana? Gak di bawa sekalian pas turun tadi?"suara Jevian mengawali pembicaraan setelah acara sarapan benar benar selesai.
"Aku gak sekolah"jawab Haizal datar namun ekspresinya tetap seperti biasa tampang polos.
"Hah? Lagi? Yaudah deh"pasrah Jemian yang duduk di dekat Haizal.
"Aku pamit Kekamar"ucap Haizal entah pada Siapa karena dirinya tidak menatap siapapun.
"Apakah kalimat itu masih bisa di sebut sopan?"ujar Saga dingin. Sedari tadi pria itu menatap gelagat Haizal yang seperti tidak memiliki mood yang baik.
Haizal yang tadinya berbalik hendak pergi pun tergugu, dirinya mematung karena pada dasarnya suara Saga sangat ia takuti setelah Serran.
"Aku bicara padamu, beraninya kau bertingkah tidak tahu diri"tukas Saga.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙁𝙞𝙣𝙙 𝙈𝙚 || 𝙃𝙖𝙞𝙯𝙖𝙡 [ Terbit ]
FanficPART MASIH LENGKAP 𝙳𝚒𝚊 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚗𝚒, 𝚜𝚎𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚋𝚞. 𝚂𝚎𝚔𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚙𝚎𝚛𝚓𝚞𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒, 𝚋𝚊𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚞...