Haizal kembali di kurung di mansion dan tidak di perbolehkan sekolah akibat demamnya tak kunjung turun. Anak itu memilih pasrah, karena menyanggah pun tak ada gunanya. Lagipula dia mana berani menolak permintaan Yona, ditambah ada kembaran dari Daddy nya itu yang berwajah datar dan menyeramkan, yang kalau bicara sekali saja sudah bisa membuat nya gemetar ketakutan.
Sampai saat ini sehari tepatnya ayah keduanya itu berada di mansion, namun suasananya sudah seperti di rumah penyihir yang terasa suram dan menegangkan. Ia tidak di perbolehkan ini, tidak diperbolehkan itu, harus makan ini dan tak boleh melanggar.
Jika melanggar ancamannya pasti Zeon si singa liar milik Serran. Bagaimana mungkin Haizal bisa menolak jika seperti itu. Dia hanya akan aman jika terus bersama Sega. Tetapi sore kemarin Sega pergi keluar kota untuk mengurus pekerjaannya, jadi lah sekarang ia memilih diam di kamar dari pada bertemu dengan Saga ayah duanya itu.
Tok.. tok..
Pintu kamarnya di ketuk membuat suara menggema di dalam. Haizal mendecak malas, ia tahu itu pasti salah satu sepupu nya. Jujur Haizal malas meladeni salah satu dari sepupu kembar 4 nya itu. Lucas, pemuda itu seakan akan tak bisa membiarkan dirinya bebas sedikit saja, Lucas selalu memaksanya untuk berada di dekatnya. Terlebih sepupu nya yang bernama Mark itu, ia bahkan tak segan memangku Haizal membuat anak itu merasa sangat tak nyaman. Apalagi sekarang tiga saudara kembarnya sedang sekolah, jadi tak ada orang yang bisa ia jadikan pelindung.
"Haizal!! Ini bang Dery! Main yuk!"seru seseorang dari luar kamar.
Haizal sedikit menghela nafas ketika tahu bahwa yang mengetuk bukan salah satu dari dua orang yang ia ingin hindari. Ia akhirnya membuka pintu kamar nya dan membiarkan pemuda berwajah tampan bak pangeran itu masuk ke kamarnya. Eh? Bukankah semua anggota keluarga nya yang laki laki itu berwajah seperti pangeran?
"Kamu kok di dalam kamar terus, gak enak badan ya?"tanya Dery. Haizal mengangguk pelan.
"Beneran? Mau abang panggilkan dokter?"mendengar hal itu Haizal langsung menggeleng cepat.
"Aku eum oke kok"ucap Haizal. Dery hanya mengangguk anggukan kepala nya.
"Eh dari pada gabut ikut abang main yuk. Abang gak punya temen nih, yang lain pada pergi ke luar. Dean malah milih di perpustakaan mansion"ucap Dery.
"Bang Dean suka baca buku ya?"Dery hanya mengangguk menanggapi. Pemuda itu sedang sibuk memperhatikan sekeliling kamar Haizal yang tak banyak memiliki dekorasi ataupun pajangan, hanya ada beberapa figura foto anak itu bersama kembaran nya dan juga Jefan. Serta foto keluarga yang mungkin baru di ambil beberapa minggu lalu. Disana berisi lengkap anggota keluarga Zifander, ada Sega, Yona, Serran, Jefan, serta si kembar empat.
"Kita main apa?"pertanyaan bak anak kecil itu terlontar dari Haizal membuat Dery terkekeh. Sedetik kemudian Dery menatap Haizal penuh misterius Haizal sampai merinding dibuatnya.
*****
Serran baru saja menyelesaikan meeting dengan klien dari luar negeri selama tiga jam lamanya. Pria itu menghela nafas penat akibat di landa rasa bosan luar biasa. Mood pria itu sangat buruk saat ini, di benar benar butuh merefresh otaknya. Ia pun memilih membuka i-pad nya dan membuka rekaman CCTV yang terhubung ke mansion.
Niatnya ingin mencari keberadaan adik bungsunya, mengamati apa yang anak itu lakukan saat sendirian. Serran pun membuka CCTV yang ada di kamar sang adik. Benda itu terpasang tanpa sepengetahuan Haizal sehingga saat Haizal melakukan hal random itu menjadi obat lelah tersendiri bagi Serran ataupun Sega.
Alis tebalnya menyatu saat melihat sesuatu yang ada di rekaman itu, Haizal sedang duduk di meja belajar bersama Dery dengan mangkuk berisi mie di tangan mereka berdua. Ekspresi Haizal yang seperti kepedasan meyakinkan Serran bahwa mie yang di makan anak itu rasanya pedas. Serran berdecak kesal, anak itu bahkan sempat demam tinggi semalam. Dan apa sekarang? Makan mie pedas. Tak bisa dibiarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙁𝙞𝙣𝙙 𝙈𝙚 || 𝙃𝙖𝙞𝙯𝙖𝙡 [ Terbit ]
FanfictionPART MASIH LENGKAP 𝙳𝚒𝚊 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚗𝚒, 𝚜𝚎𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚋𝚞. 𝚂𝚎𝚔𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚙𝚎𝚛𝚓𝚞𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒, 𝚋𝚊𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚞...