"Haizal?!"seru seseorang saat Haizal dan Jemian masuk ke kelas.
Haizal terkejut dan langsung tersenyum saat mendapati siapa yang memanggilnya.
"Sean! Jadi lo sekolah di Bratama?"ujar Haizal langsung berhambur memeluk Sean yang lebih tinggi darinya.
"Lo lupa? Gue waktu itu kan cerita. Lo? Kok bisa disini? J-jangan bilang. Haizal lo jual ginjal? Liver? Paru paru? Astaga tuhan! Haizal lo nekat banget anjir!"pekik Sean yang menyadari Haizal memakai seragam yang sama dengannya.
"Eh sembarangan lo San. Mati dong Gue kalau jual seluruh organ yang lo sebutin"Haizal menoyor kepala Sean.
"Duduk dulu aja yuk, biar nanti di jelasin"celetuk Jemian di samping Haizal.
"Lo kenal temen gue Jem?"tanya Sean saat melihat Jemian menggengam pergelangan tangan Haizal.
"Temen lo ini adek gue"ujar Jemian. Sean masih terdiam mematung.
"Anjay Hahahahaha lo bisaan ngakunya"tawa Sean menggema dikelas yang berisik itu.
"Dih gak percayaan banget. Tanya Izal sono!"Jemian menekuk wajahnya lalu mendahului Sean menuju bangkunya, ia bahkan menghempas lembut tangan Haizal dan meninggalkan kembarannya menuju bangku.
"Lo ya sembarangan banget, dia kembaran gue njing"ujar Haizal membuat Sean semakin tertawa.
"Lo yang sablengnya kebangetan. Jelas jelas lo itu anak tunggal. Jemian itu anak bungsu di keluarga Zifander. Dia punya dua kembaran. Jadi mana ada lo jadi kembarannya, orang kembaran Jemian itu Juna sama Jevian kok"ujar Sean disela tawanya ia sampai memegangi perutnya.
"Udah Zal tinggalin ni anak babi! gak percayaan banget. Gue udah bilang bakal jelasin nanti"Jemian menarik Haizal dan mendudukan kembarannya ke kursi di samping nya yang kosong.
Tak lama Guru perempuan masuk ke kelas mereka untuk memulai pelajaran. Ia mengabsen satu persatu murid di kelasnya lalu menatap Haizal yang nampak asing baginya.
"You? Ah, new student? Come on ahead and introduce yourself. (Kamu? Ah, murid baru? Ayo maju kedepan dan perkenalkan dirimu)"ujar guru permpuan itu. Tentusaja Haizal tak tau bahwa yang di tunjuk adalah dirinya, karena bahasa inggris adalah bahasa yang belum sama sekali ia kuasai.
"Izal. Disuruh maju kedepan sama madam"ucap Jemian membuat Haizal bingung.
"Haizal ayo maju"tambah Sean yang duduk dibelakangnya. Haizal akhirnya menuru dan maju ke depan papan tulis dan bediri di dekat guru perempuan itu.
"Please introduce yourself"
"Eum"Haizal tersenyum kikuk karena tak mengerti apa yang di katakan guru itu ia akhirnya menatap Jemian.
'Perkenalkan diri'ucap Jemian dengan gerakan mulut dan tangan. Lama Haizal terdiam membuat murid lain menunggu.
"Ah iya, Nama Ku Haizal Cakarana Putra siswa pindaha dari SMA negeri"ucapnya singkat.
"Ok, Any questions about Haizal? (Baiklah, da pertanyaan tentang Haizal?)"seorang siswi dengan seragam yang di beri pin emas berbentuk bintang di kerah bajunya menunjuk tangan.
"Lo masuk ke sini jalur apa? Beasiswa atau Daftar Mandiri? Lo dari keluarga mana dan strata lo apa?"tanya siswi itu membuat Haizal kebingungan.
"Gue daftar mandiri. Gue gak tau strata apa yang lo maksud"ujar Haizal.
"Okey, Haizal kamu bisa kembali ke kursi mu. Sebelumnya Nama saya Velisya, kamu bisa panggil saya madam"Haizal mengangguk lalu kembali ke tempat duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙁𝙞𝙣𝙙 𝙈𝙚 || 𝙃𝙖𝙞𝙯𝙖𝙡 [ Terbit ]
FanfictionPART MASIH LENGKAP 𝙳𝚒𝚊 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚗𝚒, 𝚜𝚎𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚋𝚞. 𝚂𝚎𝚔𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚙𝚎𝚛𝚓𝚞𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒, 𝚋𝚊𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚞...