•01•

32.5K 2.9K 150
                                    

~Seberat apapun pekerjaan mu, jika kamu lakukan dengan ikhlas dan senang hati maka pekerjaan itu akan terasa mudah~
___________________________________

Seorang remaja mengenakan seragam SMA kini duduk di kursi ruang kepala sekolah. Di sebrang meja nya sudah ada pria yang berusia sekitar 40-an tengah menatapnya lekat sambil menghela nafas berat.

"Maaf nak, saya tidak bisa berbuat banyak, sekolah sudah di tegur dari pihak atasan karena tunggakan SPP mu dan juga beberapa kasus yang terkait dengan kamu"ucap Pak kepala sekolah.

"Tapi setidaknya mereka memberi tenggat dalam jangka waktu seminggu agar kamu bisa melunasi tunggakan SPP. Jadi sampai saat itu kamu masih bisa bersekolah"lanjutnya.

"Saya serahkan semuanya ke bapak, beri saya surat pemberhentian saja pak hari ini. Saya nunggak SPP 8 bulan pak, uang sebanyak itu saya dapat dari mana? Gaji saya saja jika di tabung belum cukup untuk membayar"

Remaja itu mendengus pasrah, satu minggu katanya? Satu minggu mau cari di mana uang SPP 8 bulan yang pastinya sudah bernominal jutaan. Lebih baik ia memutuskan untuk berhenti saja.

"Haizal, kamu yakin? Perjalanan kamu masih panjang. Kamu baru kelas 10, ada banyak hal yang harus kamu kejar"bujuk kepala sekolah membuat remaja yang di panggil Haizal itu menunduk.

"Mau bagaimana lagi pak, saya gak punya biaya. Saya sekarang hidup sendiri, selain biaya sekolah saya harus menghidupi diri saya sendiri. Bahkan untuk makan hari ini saja saya tidak tau dapat atau tidak. Jadi lebih baik saya berhenti saja pak. Saya mau kerja saja"jelas Haizal, pak kepala sekolah hanya bisa memandang iba pada murid nya satu ini.

Meski tidak berprestasi di akademik, ia cukup berbakat di bidang non akademik seperti olahraga maupun seni. Sangat disayangkan kalau ia sampai kehilangan salah satu murid kebanggaannya.

"Bapak harap kamu pikirkan ini lagi. Bapak tidak akan memberimu surat pemberhentian satu minggu. Dan kalau sampai pada waktu itu kamu tetap belum bisa, bapak terpaksa memberi kan surat pemberhentian. Bapak berharap yang terbaik untuk kamu, Haizal"

Ucapan pak kepala sekolah itu menjadi penutup pembicaraan mereka. Haizal pun keluar dari ruangan untuk kembali kekelas. Entah sudah kali keberapa pemuda itu menghela nafas nya, rasanya minat belajarnya sudah hilang sekarang. Mungkin pergi dari sekolah sekarang sama saja bukan?

******

"Nah balik juga lo akhirnya"suara melengking dari seorang ibu ibu kini menyapa rungu Haizal saat remaja itu baru saja memasuki area kos.

"Mak eko?"gumam Haizal.

"Malah bengong lagi lo. Heh! Gue kesini mau nagih uang kos lo yang nunggak 3 bulan. Mana sini bayar!"tukas orang yang di panggil mak eko dengan sinis.

Haizal masuk ke kamar kosnya untuk mengambil sesuatu lalu kembali menemui Mak Eko, ia menyerahkan beberapa lembar uang 50 ribu.

"Saya bayar sebulan setengah dulu ya Mak, soalnya gaji saya belum cukup"ujar Haizal.

"Yaudah sih, tapi usahain buat lunasin. Dan gue kagak mau ada yang namanya nunggak nunggakan lagi. Masih mending sebulan dua bulan. Awas aje lo nunggak tiga bulan lagi. Gue depak lo, masih banyak orang yang mau ngekos di sini kagak cuma lo doang"ucap Mak Eko dengan nada sinis sedari awal. Haizal hanya mengangguk paham lalu menghela nafas lelah setelah kepergian ibu pemilik kos yang ia tempati itu.

Haizal duduk di pinggir kasur sambil mengusap wajah kasar. Pikirannya bercabang cabang sekarang. Bagaimana ia bisa mencari uang banyak untuk membayar uang sekolah dan uang tempat tinggal nya ini? Sedangakan dia hanya seorang pelayan di cafe kecil yang gajinya bahkan tidak seberapa.

Jujur ia sangat ingin tetap bersekolah dan menggapai cita citanya seperti anak lain. Tapi ia tak punya biaya untuk dirinya sekolah.

Gruyuuk..

Perutnya berbunyi bahkan ada sedikit rasa perih. Ah dia baru ingat kalau dia belum makan, seingatnya terakhir kali dia makan adalah kemarin siang saat pulang bekerja. Itupun makan mie instan, terkadang Haizal ingin sekali tertidur lama dan tak pernah bangun lagi saat mendapati hidupnya seperti ini.

Namun satu hal yang Haizal sadari, hidupnya yang dulu dan sekarang tanpa ibu tetap sama. Menderita, cuma bedanya ia lebih bebas sekarang. Tak pernah ada luka yang ia dapati lagi di tubuhnya.

Dulu saat ibunya masih hidup, Haizal sama sekali tak pernah menemukan ketenangan di rumah nya. Selalu ada hal yang membuatnya disiksa oleh sang ibu. Haizal di suruh bekerja, membersihkan rumah, memasak, dan menjuci baju semuanya harus ia kerjakan. Jika Haizal pulang tanpa membawa uang, maka ia akan di siksa habis habisan seakan tidak ada ampun. Ya, ibunya sangat membenci Haizal, begitu yang Haizal tau.

Hingga sekarang, semenjak kematian ibunya Lima bulan yang lalu dan membuatnya di depak oleh keluarga ibunya dari rumahnya sendiri, kini Haizal tinggal di kos an kumuh dan sempit serta harus bekerja serabutan untuk membiayai hidupnya dan sekolahnya.

Dari sepulang sekolah sampai jam 12 malam Haizal bekerja di lain tempat, di cafe, rumah makan, bahkan Club malam ia masuki untuk menjadi pelayan disana. Dan seminggu yang lalu ia berhenti bekerja di rumah makan karena sempat tak sengaja memecahkan piring. Jadilah penghasilannya berkurang sekarang. Jadi, ada dan tak ada ibunya tetap sama saja bukan? Ia tetap hidup menderita.

Haizal kini bergegas mengganti pakaiannya dengan mengenakan sweater putih dan celana jins, lalu segera pergi ke cafe tempat ia bekerja.

*****

Haizal turun dari angkot dan berjalan menuju cafe yang cukup ramai pengunjung. Saat masuk ia sudah melihat salah satu teman kerjanya di sana sedang sibuk mencatat pesanan pelanggan.

"Eh Zal, udah balik sekolah lo?"tanya pemuda itu.

"Iya bang, bolos gue udah gak mood belajar"timpalnya.

"Yaudah gih langsung pakai apron lo, kasir lagi kosong tuh"Haizal mengangguk lalu bergegas pergi ke loker untuk mengenakan seragam cafe. Setelahnya ia mulai bekerja melayani orang yang akan membayar pesanan di kasir. Tak lupa senyum manisnya yang selalu ia suguhkan pada para pelanggan.

Terkadang Haizal akan gantian menjadi pelayan yang mencatat pesanan pelanggan dan membersihkan meja cafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkadang Haizal akan gantian menjadi pelayan yang mencatat pesanan pelanggan dan membersihkan meja cafe. Kadang juga dia akan beralih ke belakang untuk mencuci piring. Semua ia kerjakan dengan ikhlas tanpa mengeluh.

==============================

Makasih yang udah mau mampir dan baca cerita ku.. makasih banget juga yang udah mau vote..

𝙁𝙞𝙣𝙙 𝙈𝙚 || 𝙃𝙖𝙞𝙯𝙖𝙡  [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang