•34•

16.8K 2.2K 156
                                    

Mata bulat itu terbuka perlahan menampilkan netra legam dari keduanya. Hal yang pertama kali ia lihat saat terbangun adalah Serran yang tidur di sampingnya dengan tangan kirinya memeluk perut Haizal. Anak itu jadi diam tak bergerak, padahal niatnya ingin menghindar dari Serran, kenapa sekarang jadi sedekat ini?

Haizal segera kembali memejamkan matanya ketika merasakan Serran akan terbangun. Benar saja, seperkian detik saat Haizal memejamkan mata, Serran menggeram kecil lalu membuka matanya. Pria itu bangun dari posisi tidurnya dan mengusap wajah pelan. Di lihatnya adik bungsunya itu masih tertidur dalam posisi yang tidak berubah sama sekali sejak tadi siang ia menidurkannya.

Senyum tipis terulas dari wajah datar itu. Haizal nampak imut saat tidur. Seakan tak habis habisnya mengagumi kegemasan sang adik, entah ada gerakan dari mana Serran mencubit pelan pipi yang cukup berisi itu dan mencium puncak kepala Haizal. Setelahnya Serran bangkit dari ranjang Haizal dan pergi menuju kamarnya sendiri.

Haizal yang sejak awal memang berpura pura tidur demi menghindari Serran menjadi tertegun mendapat perlakuan yang tak biasa dari kakak tertuanya itu. Dada Haizal bergemuruh karena gugup apa mungkin setelah ini Serran benar benar akan mengatur apapun yang menyangkut dirinya? Haizal takut, takut kecewa lagi, ia takut pada Serran. Sungguh.

Memikirkan hal itu membuatnya pusing, Haizal memilih membersihkan dirinya lalu mencari saudara kembarnya yang mungkin sudah pulang.

*****

Mark, pemuda yangahir di canada itu terlihat sedang Menunggu di luar kamar bercat putih dengan ukiran emas. Ya, ia berada di depan kamar Haizal untuk bertemu anak itu. Mengingat dirinya hari ini sama sekali belum melihat sepupu manisnya.

Cklek..

Pintu terbuka dan menampilkan Haizal yang tersentak mendapati Mark berada di luar kamarnya.

"B-bang Mark ngapain?"tanya Haizal. Melihat Mark yang tersenyum padanya membuat Haizal ikut tersenyum tipis.

"Ikut gue yok, bereng yang lain"tanpa menunggu persetujuan dari Haizal, Mark langsung menarik anak itu menuju lantai bawah.

Ternyata Mark membawa Haizal ke kolam renang yang disana terdapat Dery, Dean, dan juga Lucas. Tak ada kembar Zifander disana, Haizal berharap tiga kembarannya menyusul agar dirinya tidak terlalu di buat canggung oleh Mark dan juga Lucas.

"Weyyy dek, ayo sini berenang"seru Dery ketika melihat siluet Haizal berjalan di belakang Mark.

Dengan cepat Haizal menggeleng, "Gak, aku gak bisa berenang"ucapnya. Anak itu memilih uduk di gazebo yang jaraknya jauh dari kolam renang meninggalkan Mark yang terus berjalan menuju kolam.

"Eh gakpapa kok, ntar abang pegangin. Abang jagain biar gak tenggelam"ucap Lucas yang kini keluar dari kolam dan berjalan menuju Haizal. Haizal was was melihat Lukas yang mendekat kearahnya.

"Ayo"bujuk Lucas sambil menarik tangan Haizal.

"Nggak mau bang. Aku udah mandi tadi, ini lagian udah sore"lirih Haizal, ia bersih keras menarik tangannya yang di cekal Lucas.

"Gakpapa lah mandi lagi nanti, ini masih jam setengah empat, aman kok. Lagian Kita semua jago renang jadi kamu gak bakal tenggelam"kekeuh Lucas.

"Aku gak suka kolam"cicit Haizal.

"Udahlah Cas dia gak bisa renang, jangan di paksa ntar yang ada celaka"Dean tak tahan melihat sikap pemaksa kakak kembarnya itu.

"Aman kok, gue kan juara renang dulu pas JHS"ucap Lucas ia tetap menarik Haizal sampai anak itu kini berada di pinggir kolam. Tubuh Haizal gemetar samar, ia berusaha menjauh dari kolam.

𝙁𝙞𝙣𝙙 𝙈𝙚 || 𝙃𝙖𝙞𝙯𝙖𝙡  [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang