•21•

22.1K 2.5K 235
                                    

Haizal berjalan dengan riang menyusuri koridor rumah sakit menuju lobby, di sampingnya ada Sega yang mengiringinya di dampingi Glen dan dua anggotanya membawakan barang barang milik Haizal semasa di rumah sakit.

Ya, hari ini anak itu sudah diperbolehkan pulang oleh dokter Drian karena bujukan Haizal dan juga tiga kembarannya semalam. Ditambah dengan permintaan Serran yang terdengar seperti perintah yang tak terbantahkan membuat Dokter muda itu jadi berpikir dua kali untuk menentang.

Serran juga menjelaskan pada Sega dan Yona bahwa membiarkan Haizal terus-menerus dirumah sakit akan membuat anak itu jenuh dan tertekan karena suasana sepi dan tertutup. Bahkan selama di rawat 1 minggu ini anak itu tidak diperbolehkan untuk keluar dari ruang rawat.

Sementara Yona sudah lebih dulu menunggu di lantai satu karena menebus obat untuk Haizal di kawal oleh Tama. Mengenai Glen dan Tama Haizal sama sekali belum tau tentang mereka karena Yona ataupun Sega belum memberitahu nya, Haizal pun tidak penasaran karena dia tau bahwa dirinya tidak akan bisa menjangkau pemikiran keluarganya.

Haizal sesekali bersenandung kecil bahkan saat di dalam lift, ia merasa sangat senang karena akhirnya bisa keluar dari rumah sakit. Rasa bosannya sudah tidak bisa dia tahan lagi, terlebih pikirannya akan mulai menjadi overthinking karena terlalu banyak berada di dalam ruangan tertutup.

"Jangan jauh jauh jalannya son, nanti kamu lepas dari jangkauan Daddy"ujar Sega sambil menarik Haizal agar berdiri di antara dirinya dan Glen sehingga membuatnya terlihat mungil karena badan kekar dan tinggi Glen dan Sega.

"Izal kan jalannya pelan, Daddy tuh langkahnya kegedean tau"ujar Haizal kikuk, bukan karena canggung dengan Sega tapi dia sedikit takut dengan Glen yang wajahnya bak psycopat di film film. Eh? Sebentar-

"Loh aku baru ingat! Om yang waktu dulu jambak rambut Saya kan?!"Glen menegang seketika, terlebih wajah Sega sudah tidak enak di pandang. Tatapan tajamnya menghunus menatap Glen.

Haizal menatap intens Glen seperti memastikan sesuatu lalu dengan cepat bertupuk tangan.

"Iya bener aku inget"ujar Haizal.

"Apa benar itu Glen?"tanya Sega dengan nada rendahnya.

Glen gelagapan menjawab Sega "I-iya tuan hari itu saya melaksanakan tugas yang diperintahkan tuan untuk mengambil DNA tuan muda" sahutnya.

Sega menggeram tertahan, ia harus tetap menahan rasa ingin memenggal kepala tangan kanannya yang sangat bodoh ini. Ia tidak ingin image ayah baik yang dibangun untuk Haizal hancur karena amarahnya.

Haizal hanya menatap ayahnya polos lalu kembali menatap pintu lift tanpa menyadari keadaan Glen yang membatin resah. Dua anak buah Glen bahkan ikut merasa resah takut disangka terlibat.

Tak lama pintu lift terbuka sehingga Haizal dengan cepat keluar untuk menemui Sang Mommy yang katanya menunggu di kursi tunggu. Dan benar saja, Haizal menemukan sosok wanita setengah baya yang cantik nan anggun yang sudah beberapa waktu ini menjadi wanita yang sangat ia sayangi.

"Mommy!"seru Haizal berlari bak anak kecil dengan rambut nya yang bergoyang goyang menambah kesan imut pada remaja itu.

Sega hanya menggelengkan kepala pelan sambil tersenyum. Ia seperti punya anak yang masih kecil lagi saat melihat putra bungsunya bertingkah seperti itu.

𝙁𝙞𝙣𝙙 𝙈𝙚 || 𝙃𝙖𝙞𝙯𝙖𝙡  [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang