"Gue pikir lo udah gak ada di dunia ini ngelihat keadaan lo. Tapi kayaknya nyawa lo ada sepuluh ya, buktinya lo muncul di hadapan gue dengan seragam yang bukan kelas lo"Felix tertawa remeh.
"Apa salah gue sama lo Felix? Kenapa lo selalu bikin hidup gue sengsara"lirih Haizal nafasnya tersengal akibat cengkraman Felix. Pada saat itu ada hal aneh yang dirinya rasakan, namun Haizal tak menyadari itu.
Senyum Felix mengembang lalu menarik cengkraman nya hingga Haizal tersungkur ke depan pintu salah satu bilik toilet.
Kepala Haizal serasa berputar di tambah pusing yang sedari awal menyerangnya. Saat kesadarannya hampir lenyap, sayup sayup netranya melihat seorang pemuda menyerang Felix habis habisan. Dan akhirnya pandangan Haizal menggelap, Haizal pingsan dengan darah mengalir dari hidungnya.
Berselang kejadian itu, entah kenapa Haizal kini kembali berada di latar yang sama dalam mimpi nya, yakni kamar lamanya yang menjadi saksi bisu tempat dirinya menerima siksaan. Haizal mengingat jelas bahwa suasananya sama seperti suasana saat ia sempat dirawat karena kecelakaan beberapa minggu lalu di mana hari itu adalah hari ia bertemu dengan keluarga kandung nya.
"Lo gak akan mampu lawan Felix tanpa gue"ucapan datar dari sosok yang sangat Haizal ingat. Haizal berbalik mendapati sosok itu sekarang menjadi berada di depannya.
"Hai cupu"kekeh sosok itu.
"Ini masih sulit buat gue terima, lo sebenernya siapa? Kenapa wujud lo itu menyerupai gue?"tanya Haizal. Sungguh pertanyaan itu sudah lama ingin ia layangkan. Ia tau dan sangat sadar bahwa waktu itu bukanlah sekedar ilusi belaka, yang menemuinya pada hari itu adalah dirinya. Sosok yang menemui Haizal adalah sisi lain dari anak itu.
"Gak sulit kok, lo hanya harus terima. Lagi pula bukan gue yang tiba tiba muncul tapi lo, lo ada dan ngambil alih tubuh gue sejak gue berusia tujuh tahun. Tragedi dimana Riana mukulin gue pakai kayu yang sialnya ada paku nya disana. Lo gak lupa kan?"tanpa sadar Haizal mengangguk membenarkan.
"So how? Mau gue yang ambil alih?"tawaran dari sisi lain Haizal membuat Haizal bimbang. Lama dirinya berpikir hingga menatap lekat mata tajam milik sisi lainnya.
"Lo hidup dalam diri gue kan selama ini?"tanya Haizal.
"Kebalik, lo yang hidup dan menyatu dalam diri gue"
"Kalau gitu lo bisa tau apa yang sedang terjadi, gue gak akan kendaliin lo atau ngelarang apa keinginan lo. Tapi untuk sekarang jangan dulu ambil alih diri gue karena gue masih ingin ngerasain kasih sayang keluarga asli gue"sisi lain Haizal menghela nafas kasar.
"Lo berhak keluar kapan pun lo mau asal jangan merusak atau menghancurkan sesuatu nantinya. Lo bakal tau sendiri kapan waktunya lo keluar"ucap Haizal.
Setelah berpikir lama, sisi lain Haizal itu akhirnya menerima kesepakatan yang di buat Haizal.
"Gue bakal ambil alih tubuh gue kapan pun gue mau, jadi lo persiapin diri aja, Jovan."sisi lain Haizal menyeringai samar menatap Haizal. Kita sebut saja ini sisi asli dari seorang Haizal yang selama ini terpendam. Karena pada dasarnya yang menanggung semua rasa sakit yang di tuai oleh Riana dan masa lalu sebenarnya adalah sisi lain dari Haizal, sedangkan Haizal yang di panggil dengan nama Jovan hanya menampung ingatan itu hingga membuat nya trauma.
*****
Haizal, remaja yang tengah kebingungan dengan masih mengenakan seragam sekolah nya. Ia bertanya tanya tentang tempat yang sedang ia pijaki saat ini. Tempat apa ini? Kenapa ia bisa berada disini? Oh bahkan ia tak mengingat apa yang sudah terjadi padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙁𝙞𝙣𝙙 𝙈𝙚 || 𝙃𝙖𝙞𝙯𝙖𝙡 [ Terbit ]
FanficPART MASIH LENGKAP 𝙳𝚒𝚊 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚗𝚒, 𝚜𝚎𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚋𝚞. 𝚂𝚎𝚔𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚙𝚎𝚛𝚓𝚞𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒, 𝚋𝚊𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚞...