•10•

27.8K 2.5K 127
                                    

Haizal terbaring di atas brankar dengan perban yang melingkar di kepalanya, mata itu masih setia terpejam dan tak menampakkan binar pekat yang biasanya menjadi candu. Di samping brankar terdapat Jefan yang duduk di kursi sambil memandang lekat wajah Haizal.

Ia meneliti setiap lekukan di wajahnya dimulai dari alis, mata, hidung dan rahang. Tangan pemuda itu terangkat untuk mengelus surai cokelat madu milik Haizal, sesuai perkiraan rambut itu sungguh halus dan lembut saat mengenai telapak tangan Jefan.

Ada rasa bahagia yang menyeruak dalam hatinya, ia benar benar tidak menyangka bahwa bar boy di Club yang selalu ia datangi ini adalah adik kandungnya. Tatapan nya beralih sendu saat menyadari bahwa dia tidak sengaja menabrak adik kandungnya sendiri, jujur ia semakin merasa bersalah akan apa yang telah terjadi.

Tak lama pintu di buka secara tak sabaran dan langsung menampilkan sosok wanita cantik yang tak lain adalah Yona. Wanita yang berstatus sebagai ibu dari enam anak itu tampak menangis sambil perlahan mendekati brankar yang di tiduri Haizal. Pandangannya lurus ke arah Haizal yang masih belum siuman.

Isak tangis Yona bertambah saat sudah berdiri tepat di pinggir brankar, tangannya terangkat untuk menyentuh wajah Haizal. Wajah manis dan imut serta tampan tersaji menciptakan sosok yang sangat menggemaskan meski kini matanya masih tertutup dengan kepala berhiaskan perban.

Yona tak henti hentinya mengucapkan rasa syukur pada sang tuhan di sela sela tangisnya, bahkan wanita itu berkali kali memberi kecupan kecil pada wajah pemuda yang terbukti adalah anak kandungnya.

"Sayang, anak Mommy hiks.. ini Mommy nak hiks.. bangun yuk.. Mom-mommy merindukan kamu hiks.. hiks.. Jovan bangun ya"bisik Yona yang masih didengar orang orang yang ada di kamar rawat itu. Semua ikut terharu melihat sosok pemuda yang selama ini di cari oleh keluarga mereka.

Di ruangan itu sudah ada Serran, Juna, Jevian dan Jemian serta Sega yang berdiri melingkari brankar. Posisinya si kembar kini berdiri di dekat brankar sebelah kanan bersebrangan dengan Yona dan Jefan. Ketiga pemuda kembar itu hampir tak berkedip memandangi pemuda yang mereka yakini adalah kembaran mereka. Jejak air mata masih terlihat jelas membekas di wajah mereka ber tiga.

Jangan lupakan sosok Serran yang juga terdiam tak bersuara dengan memandang dalam ke arah wajah adik yang ia nantikan. Serran menatap penuh rasa bahagia di iringi kata maaf yang terus berputar dalam hatinya.

Tak lama kelopak mata Haizal bergerak dan perlahan tebuka menampilkan sepasang mata indah dengan binar legamnya. Beberapa kali Haizal menutup kembali matanya untuk menyesuaikan cahaya yang menelusup ke retinanya sehingga ia baru menyadari bahwa dirinya tidak sendiri di ruangan itu.

"Jovan? Kamu sudah bangun? Mana yang sakit? Sini biar Mommy lihat"Yona mengusap air matanya dan menanyai Haizal.

"Hei nak? Apa kamu dengar suara kami?"Sega mendekati Haizal dan mengusap lembut surai putranya.

"Biar Juan panggilkan dokter"ucap Juan yang lengsung berlari keluar ruang rawat untuk menemui dokter yang tadi menangani Haizal.

"Kamu butuh sesuatu? Apa kepala mu sakit?"tanya Jemian yang menghadapkan wajahnya tepat di hadapan Haizal membuat pemuda itu tersentak.

"K-kalian siapa?"Tanya Haizal sambil berusaha mendudukan diri.

"Ini Mommy nak, Kita keluarga kandung mu Jovan"ucap Yona tersenyum hangat pada Haizal. Pemuda itu mengernyit bingung hingga ia mengingat peristiwa sebelum ia kecelakaan.

"Lo gak tau kalau lo sebenarnya bukan anak Riana? Jadi lo selama ini nganggap diri lo adalah anak kandung Riana? Haha lucu. Riana belum pernah menikah, jadi mana mungkin dia bisa punya anak kayak lo"

𝙁𝙞𝙣𝙙 𝙈𝙚 || 𝙃𝙖𝙞𝙯𝙖𝙡  [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang