10

5.3K 417 3
                                    

Setelah beberapa menit, sampailah renjun di mansion seorang Na Jaemin yang bahkan lebih besar dari mansionnya bahkan banyak bodyguard dengan penjagaan ketat disini. Juga para maid yang menyambut mereka saat datang dan membungkuk.

"Tuan muda. Ini ada laporan dari Lia dan Giselle mengenai gangguan beberapa waktu ini." Ucap wanita yang kira-kira berumur 60 tahun.

"Makasih bibi Han. Kau bisa kembali. Saya akan ke kamar bersama dengan tunangan saya." Ucap jaemin setelah menerima berkas itu dan semua maid kembali pada pekerjaannya masing-masing.

"Mansion mu sangat luas sekali." Ucap renjun takjub.

"Hmm. Dan sebentar lagi akan jadi tempatmu berteduh juga. Dan jangan lupakan anak-anak kita." Bisik jaemin yang langsung membuat rona merah menjalar pada pipi chubby itu.

"Kau menyebalkan sekali." Ucap renjun sembari menghentakkan kakinya kesal dan itu benar-benar menggemaskan dimata seorang Na Jaemin.

"Sudah jangan bertingkah menggemaskan seperti itu. Aku tidak bisa tahan. Ayo." Ucap jaemin lalu merangkul tunangannya itu menaiki lift kelantai 3 yang memang hanya bisa di masuki oleh bibi Han, Lia, Giselle juga beberapa bodyguard kepercayaannya.

Sesampainya di lantai 3....

"Wah, ini sangat bagus." Ucap renjun sembari berjalan lebih dulu. Dan jaemin hanya tersenyum mengikuti dari belakang.

"Apa ini benar-benar kamar? Kenapa seperti ruangan lain saja." Ucap renjun bingung.

"Tentu saja. Seperti kamar yang sangat luas. Ada beberapa ruangan juga, ruang kerjaku, studio kecil, kamar pribadiku, ruang ganti pakaian dan aksesorisku, juga kamar bayi, mungkin ada satu ruangan kosong yang akan jadi tempat melukismu." Ucap jaemin mendekat dan sedikit menunduk untuk menatap mata tunangannya itu.

"Benarkah?" Ucap renjun dengan mata berbinarnya.

"Tentu saja. Sekarang kau ingin kemana?" Ucap jaemin sembari tersenyum.

"Aku ingin menemani tuan Na ini bekerja saja. Aku selalu penasaran bagaimana rasanya seorang ceo bekerja sehari-hari nya." Ucap renjun tersenyum dengan sangat manis.

"Baiklah. Ayo." Ucap jaemin lalu menggandeng tangan renjun menuju ruang kerja yang cukup besar itu dan yang pasti tertata dengan rapi.

"Wah"

"Kau yakin tidak akan bosan setelah ini?" Ucap jaemin yang telah duduk di kursinya.

"Hmm. Bekerjalah, aku ingin melihat-lihat sebentar." Ucap renjun sangat yakin dan jaemin mulai melihat berkas itu. Juga melihat semua hal di laptopnya dan sesekali mengerutkan dahinya tanda dia mengerti kenapa perusahaan miliknya di Amsterdam bisa sedikit kacau, dan mengakibatkan perusahaan yang dibangun bersama dengan bomin di LA jadi terpengaruh. Ternyata ada orang yang berkhianat dan jaemin sudah tau siapa.

Renjun yang telah mendekat dengan jaemin hanya melihat kearah laptop dan ekspresi pemuda na itu.

"Wah, aku sangat tidak mengerti. Sepertinya aku tidak di ciptakan untuk mengerti soal semua berkas ini." Ucap renjun mengerutkan dahinya.

"Itulah kenapa aku tidak bisa membawamu ke ruang kerja. Kau akan merasa sangat bosan." Ucap jaemin tersenyum melihat ekspresi renjun.

"Terserah saja. Aku akan duduk disana saja." Ucap renjun menunjuk salah satu sofa single ruangan itu.

"Baiklah." Ucap jaemin mengerti lalu renjunpun duduk di sofa tersebut dan jaemin kembali asyik dengan pekerjaannya juga memberitahu pada bomin agar dia bisa berhati-hati untuk kali ini.

Telah setengah jam berlalu, dan jaemin baru sadar kalau dia tidak sendiri disini, hingga dia melihat keadaan tunangannya itu dan jaemin langsung tersenyum dengan sangat lebar melihat renjun telah tertidur dengan sangat lucu di sofa itu.

Tepat saat itu, pintu ruangan jaemin diketuk dan masuklah 4 bodyguard terpercaya yang hanya bisa masuk ke lantai 3 juga yang menjaga di sekitar lantai itu.

"Maaf tuan Na." Ucap salah satu bodyguard bernama Huang Lucas.

"Ada apa Lucas? Tolong kecilkan suaramu sedikit." Ucap jaemin yang terus melihat apakah renjun akan terganggu atau tidak.

"Maaf tuan Na. Ini mengenai beberapa orang yang berusaha untuk menyakiti keluarga Anda. Kami sudah dapat datanya. Apa yang kira-kira harus kami lakukan tuan Na." Ucap Lucas.

"Kalian sudah memperketat keamanan mansion ini?" Ucap jaemin kaget.

"Sudah tuan Na. Kami sudah memperketat semuanya." Ucap salah satu bodyguard bernama Kim Jung woo.

"Baiklah. Oh iya, shotaro, sungchan, Lucas dan kau juga Jung woo. Tetap berjaga-jaga. Jangan sampai kecolongan. Mengerti?" Perintah jaemin.

"Baik tuan Na." Ucap keempat bodyguard itu lalu undur diri. Setelah keempat orang itu pergi, jaeminpun mendekat pada renjun lalu menggendongnya secara perlahan dan diapun masuk kedalam kamarnya yang bahkan jauh lebih besar itu. Lalu diapun meletakkan renjun diatas tempat tidur juga melepaskan sepatu dan kaus kaki tunangannya itu dan tidak lupa menyelimutinya lalu jaeminpun mengecup kening tunangannya itu dan memutuskan untuk bersih-bersih lebih dulu.

Setelah selesai dari acara mandi-mandinya diapun tersenyum melihat tunangannya bergelung dengan sangat nyaman di atas tempat tidurnya dan itu benar-benar menggemaskan bagi seorang Na Jaemin. Lalu diapun masuk kedalam selimut dan memeluk pinggang ramping tunangannya itu karena renjun membelakanginya dan diapun juga meletakkan kepalanya pada bahu sempit tunangannya itu.








________







Hari menjelang malam dan telah memasuki waktu makan malam. Tapi kedua anak adam itu masih bergelung dengan selimut mereka dan dunia mimpinya itu.

"Eung" erangan renjun sembari menggeliat kecil untuk bangun hingga pemuda yang lebih besar itu lalu diapun terbangun dan melihat pemuda mungil di sebelahnya menggeliat dengan menggemaskan hingga dia membuka mata indah bak rubah yang akan selalu menjadi favorit sang dominan.

"Selamat malam." Ucap jaemin tersenyum.

"Malam kembali. Kapan kita pindah kesini jaemin?" Ucap renjun bingung.

"Tadi. Aku menggendongmu kemari. Karena tidak tega membangunkanmu." Ucap jaemin sembari merapikan anakan rambut renjun.

"Pasti berat ya?" Ucap renjun dengan sedikit cemberut.

"Tidak. Kau sangat ringan. Apa kau sudah makan dengan benar selama ini?" Ucap jaemin tersenyum.

"Aish. Kau menyebalkan tuan Na." Ucap renjun lalu kembali berbalik untuk memunggungi tunangannya itu.

"Hei jangan marah begitu dong? Ayo kita makan malam. Apa kau tidak lapar?" Ucap jaemin dan renjun hanya diam saja karena dia juga merasakan betapa laparnya dia sekarang tapi dia masih kesal dengan Na Jaemin yang sayangnya adalah tunangannya itu.

"Sudah. Ngambeknya di pending dulu ya." Ucap jaemin sembari melingkarkan tangannya dan mengelus perut rata renjun yang ntah kenapa membuat renjun menjadi sangat nyaman sekali.

"Aku mau makan. Jadi, lepaskan tanganmu dari perutku." Ucap renjun ketus dan sedikit gugup hingga jaemin semakin gemas padanya.

"Baiklah. Kalau begitu ayo kita makan." Ucap jaemin melepaskan pelukannya dan jaeminpun langsung duduk begitu pula dengan renjun yang berjalan lebih dulu keluar dari kamar jaemin dan memasuki lift menuju lantai 1 mansion itu bersama dengan jaemin. Tapi, karena renjun sangat kesal dia menganggap jaemin tidak berada disana dan masa bodoh karena jaemin benar-benar menyebalkan demi semua boneka moomin koleksinya jaemin terlalu berlebihan.

Dan bagi jaemin, melihat tingkah menggemaskan renjun tidak terlalu baik bagi kesehatan karena renjun sangat berbahaya dan bisa membuat jaemin menggila dari apapun. Kalau ada obat yang bisa membuat seseorang menggila maka itu adalah renjun bagi Na Jaemin. Karena dia bisa menggila tanpa sebab karena perilaku Na Jaemin itu.












∆∆∆







Up dong nih reader-nim😁
Semoga suka ya😁
Ingat selalu jaga kesehatannya😁
We love you💚😍😘

Married (Jaemren) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang