12

4.3K 401 2
                                    

Sekarang mereka berdua tengah memasak untuk sarapan karena jaemin menginginkan renjun memasak untuk sarapan mereka berdua. Alhasil disinilah sekarang jaemin dan renjun berada di dapur mansion jaemin itu. Sedangkan jaemin hanya mengganggu dengan cara memeluk renjun dari belakang.

"Nana! Ayolah! Bisa pergi sebentar? Aku sedang sibuk." Kesal renjun.

"Tidak akan. Aku ingin seperti ini, aku tidak mau berjauhan darimu. Kau tau sendiri hanya satu hari ini yang bisa aku lakukan untuk bersama denganmu." Ucap jaemin dengan nada manja.

"Ayolah Nana. Apa ini benar-benar tuan Na Jaemin yang sebenarnya? Perasaan tuan Na yang sebelumnya sangat datar sekali." Ucap renjun datar.

"Hmm. Ini tuan Na Jaemin yang sebenarnya. Jadi, bersabarlah padaku." Ucap jaemin sembari menghirup secara rakus aroma tubuh tunangan mungilnya itu karena dia pasti akan merindukan sih mungil ini, akibat dia yang harus ke Amsterdam selama satu bulan.

"Ah, sepertinya aku sangat sial sekali." Ucap renjun sembari asyik memasak untuk sarapan mereka. Hingga jaemin yang mendengarnya langsung membalikkan tubuh renjun dan menatapnya dengan sangat intens.

"Apa? Apa benar seperti itu Na Renjun?" Ucap jaemin datar.

"Hmm. Dan satu lagi, saya Huang Renjun, bukan Na renjun." Ucap renjun datar dan menatap mata bak rusa milik tunangannya itu.

"Sebentar lagi, kau akan menjadi Na Renjun untuk selamanya sayang." Ucap jaemin.

"Tidak. Kenapa kau sangat perca--" omongan renjun terpotong karena jaemin mencium bibir ranum itu sembari mematikan kompor agar tidak terjadi hal yang tidak mereka inginkan.

Renjun yang mendapatkan ciuman itu langsung membulatkan matanya tapi sedetik kemudian diapun menutup matanya dan mulai menutup matanya lalu mengalungkan tangannya pada leher tunangannya itu dengan jaemin yang langsung merengkuh pinggang ramping tunangannya itu dan memperdalam ciuman tersebut.

"Mhhh...." Desahan renjun lolos begitu saja karena ciuman yang dilakukan keduanya semakin intens bahkan saling membelit satu sama lainnya. Hingga renjunpun akhirnya memukul dada jaemin sebagai tanda kalau dia membutuhkan oksigen. Jaemin yang mengerti langsung melepaskan ciumannya dan salivapun terangkai diantara keduanya. Bahkan jaemin tersenyum senang karena renjun tampak sangat seksi saat ini. Bahkan dia merasa sangat beruntung sekali. Mengenai masa lalu dia sudah lama melupakan itu semua. Setelahnya jaeminpun menghapus saliva yang tercecer di dagu tunangannya itu. Lalu mengecup singkat bibir ranum itu kembali untuk menutup ciuman mereka itu.

"Kau berlebihan jaemin. Aku jadi, terlambat memasaknya." Kesal renjun lalu diapun kembali menghidupkan kompornya dan mengacuhkan jaemin. Sedangkan jaemin hanya tertawa melihat betapa menggemaskannya tunangannya itu. Bahkan jaemin akhirnya memutuskan untuk menunggu di meja makan sembari memperhatikan renjun dari meja makan. Bahkan maid ataupun bodyguard merasa sangat senang dengan perubahan tuannya itu.

Setelah acara sarapan mereka berdua, jaeminpun membawa renjun untuk berkeliling mansion besarnya itu, karena tidak mungkin nantinya tunangannya itu akan tersesat di mansion miliknya juga, kan tidak lucu jadinya.

Setelah acara jalan-jalan mengelilingi mansion, jaeminpun pergi untuk melihat berkas sebentar sedangkan renjun berada di ruangan bioskop khusus mansion itu dengan ponsel jaemin ditangannya. Karena jaemin yang menyuruhnya.

Jaemin yang telah selesai dengan berkasnya pun berniat untuk menghampiri tunangannya itu, tapi tidak jadi karena Lucas mendatanginya dan mengatakan kalau temannya berada dibawah semua. Lalu jaemin yang mengerti langsung pergi menuju lantai satu mansion miliknya itu dan melihat temannya berada di depan pintu.

"Kalian kemari? Kenapa tidak mengatakan apapun padaku?" Ucap jaemin datar bahkan dia merasa sangat kesal karena melihat jeno.

"Kami ingin meminta utangmu pada kami. Kau berutang cerita tuan Na." Ucap soobin.

"Baiklah. Tapi, kenapa tidak menghubungiku?" Ucap jaemin datar.

"Kami sudah menghubungi tapi kau tidak mengangkat ponselmu." Ucap Hyunjin memberikan bukti valid.

Dan jaeminpun meraba sakunya dan dia baru teringat kalau ponselnya bersama dengan renjun, tunangan mungilnya itu.

"Ada apa?" Ucap hanjis.

"Tidak. Yasudah ayo masuk." Ucap jaemin.

"Nana? Tadi ponselmu berbunyi aku sengaja tidak mengangkatnya karena inikan privasi--" perkataan renjun tertahan karena melihat semua orang yang sebagian telah dia lihat di restoran beberapa hari yang lalu.

"Huang Renjun? Jadi itu benar?" Ucap soobin kaget hingga renjun langsung bersembunyi dibelakang jaemin.

"Jangan berlebihan soobin." Ucap bomin.

"Kenapa hmm?" Ucap jaemin karena merasakan baju belakangnya ditarik oleh sih mungil dan diapun berbalik untuk menatap penuh puja tunangannya itu. Tapi, renjun langsung melompat kedalam gendongan jaemin dan menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher sang dominan. Untung saja Jaemin bagus dalam penyeimbang kalau tidak mungkin mereka akan mencium lantai bersamaan. Sedangkan semuanya kaget melihat sifat hangat dari sahabatnya itu yang telah menghilang 2 tahun lamanya. Sedangkan jeno hanya terdiam karena cemburu pada jaemin. Dan berandai-andai jika saja dia tidak menyakiti renjun mungkin sekarang dialah yang berada di posisi Jaemin tersebut.

"Ekhem." Ucap Hyunjin menyadarkan kedua orang yang tengah dimabuk asmara itu.

"Ayo duduk." Ucap jaemin lalu semuanya duduk di sofa ruang tamu itu dengan jaemin yang juga duduk di sofa single dengan renjun diatas pangkuannya.

"Renjun-ssi? Apa kau malu makanya seperti itu?" Ucap hanjis padahal dia ingin merebutnya sepertinya sekarang sudah tidak mungkin lagi.

Renjun hanya mengangguk sebagai jawaban untuk hanjis itu dan jaemin tersenyum kecil sembari mengelus punggung sempit tunangannya itu.

"Tak perlu malu renjun-ssi." Ucap bomin.

"Kami kemari ingin mendengar kebenaran saja. Jadi, kalau kau seperti itu bukannya tidak akan baik?" Ucap soobin.

Renjun yang mendengar hal itupun mengangkat kepalanya yang tersembunyi lalu berbalik dengan masih duduk dipangkuan jaemin sembari menyandar padanya dengan sangat nyaman.

"Jadi? Kalian benar-benar telah bertunangan?" Ucap hanjis dan renjunpun menunjukan cincin pada tangan kirinya dimana cincin tunangan itu melingkar dengan sangat manis di jari manisnya itu. Karena renjun benar-benar sangat malas berbicara ditambah tatapan jeno yang sulit untuk ditebak olehnya.

"Kapan kalian bertemu? Kenapa kami tidak tau?" Ucap Hyunjin.

"Kami bertemu 2 tahun yang lalu dan telah menjalani hubungan selama diam-diam dan memutuskan untuk bertunangan. Aku sengaja menyembunyikannya dari kalian karena aku tidak suka kehidupan pribadiku diketahui oleh banyak orang. Kalian tau itu kan?" Ucap jaemin dan yang lainnya hanya mengangguk.

"Lalu? Kenapa di restoran saat itu kalian tidak saling mengenali?" Ucap soobin bingung.

"Itu permintaan ku soobin-ssi." Ucap renjun.

"Dan apa benar jeno adalah mantan kekasihmu?" Ucap Hyunjin.

"Hmm. Tapi itu sudah sangat lama. Aku juga sudah memaafkan kesalahan jeno." Ucap renjun.

"Tapi jaemin? Hubungan kau dan jeno baik-baik saja kan?" Ucap hanjis.

"Iya. Hubungan kami baik-baik saja kok." Ucap jaemin datar.

"Baguslah. Jeno dan jaemin, sekarang kalian tidak perlu bermusuhan karena apa? Karena sekarang inilah masa depan, dan kau juga renjun tidak berjodoh tapi hanya menjadi persinggahan dari renjun sebelum menemui jaemin. Jadi, kalian jangan merasa kesal satu sama lainnya." Ucap Bomin.

"Arra." Ucap jeno datar. Dan renjun hanya memegang tangan jaemin yang berada di perut datar renjun, dia melakukan itu agar jaemin tetap tenang dan tidak marah dengan jeno lagi apalagi mengenai kemarin.


























✔✔✔













Up nih reader-nim😁
Maaf ya book yang ini kelamaan up nya😁
Soalnya lagi buntu kali😁
Jangan lupa votement nya ya😁
We love you💚😍😘


Married (Jaemren) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang