17

4K 362 17
                                        

Pagi kembali datang, dan renjun juga kedua orangtuanya tengah sarapan bersama di meja makan dengan sangat tenang.

"Njun? Bagaimana kau suka bekerja di universitas ayah taeil?" Ucap yuta.

"Lumayan papa." Ucap renjun tersenyum.

"Lalu bagaimana jaemin? Apa dia selalu menghubungimu?" Ucap winwin tersenyum dan seketika yuwin dapat melihat perubahan wajah renjun yang merona karena malu.

"D...dia selalu menghubungiku kok Mama." Ucap renjun sedikit gugup.

"Baguslah. Kalau begitu, sekarang kau biar papa yang antar. Kebetulan papa harus bertemu dengan calon mertuamu, jaehyun." Ucap yuta tersenyum.

"Baik papa." Ucap renjun tersenyum.

"Sudah sekarang makan sarapannya yang banyak." Ucap winwin lalu memberikan sarapan pada renjun dan yuta.

"Mama juga sarapan yang banyak." Ucap renjun memberikan sarapan pada piring winwin. Semua pekerja di mansion itu benar-benar tersenyum melihat keharmonisan keluarga itu. Mereka benar-benar sangat senang melihat tidak adanya pertikaian antara keluarga itu.

























Di universitas, renjun baru saja masuk ke lobby dan diapun dipanggil oleh jisung.

"Renjun ge?"

"Iya jisung? Ada apa?" Ucap renjun tersenyum pada adik dari tunangannya itu.

"Begini renjun ge. Ah, maksudku dosen Huang." Ucap jisung yang terlihat sangat tidak nyaman dengan panggilan itu.

"Jisung. Panggil Gege saja." Ucap renjun tersenyum.

"Gege. Aku boleh memintamu memelukku?" Ucap jisung menunduk dan renjunpun tersenyum mendengar penuturan dari adik jaemin itu.

"Baiklah kemari." Ucap renjun merentangkan tangannya dan jisung yang malu-malu langsung masuk kedalam pelukan renjun dan bahkan terkesan renjun lah yang tenggelam dalam pelukan jisung karena tubuh jisung lebih besar dari renjun.

"Kenapa bayi besarku ini?" Ucap renjun sembari mengelus punggung jisung dan itu tidak luput dari semua penglihatan mahasiswa-mahasiswi di universitas itu.

"Aku merindukan jaemin Hyung Gege. Biasanya aku selalu bisa bersamanya. Tapi, sekarang bahkan baru hari ketiga dia pergi. Rasanya aku sudah sangat merindukannya." Ucap jisung mengeratkan pelukannya terhadap renjun.

"Aku juga merindukannya. Walaupun dia menyebalkan, aku merindukan pelukannya." Batin renjun.

"Apa aku terlalu cengeng Gege?" Ucap jisung yang masih setia memeluk renjun.

"Tentu saja tidak. Itu hal wajar jisung. Aku juga merindukannya." Ucap renjun. Dan jisung dapat mendengar ketulusan dari tunangan hyungnya itu. Dia merasa sangat bersyukur karena akhirnya Tuhan memberikan pendamping yang baik untuk hyungnya yang terluka itu.

Tepat saat itu, chenle dan hwall melihat kedua orang itu dan menghampirinya.

"Maaf dosen Huang?" Ucap hwall dan sontak saja jisung langsung melepaskan pelukannya dan menunduk karena malu.

"Iya?" Ucap renjun tersenyum.

"Kenapa sih raksasa ini memelukmu? Kau kan tunangan hyungnya." Ucap hwall.

"Dia merindukan hyungnya. Makanya memelukku. Lagian jisungkan adikku juga."Ucap renjun tersenyum.

"Aku juga merindukan bomin Hyung. Hueeeeeee." Ucap hwall lalu memeluk chenle disebelahnya.

"Tenanglah." Ucap chenle mengelus punggung temannya itu.

"Ini baru hari ketiga bukan begitu dosen Huang? Kenapa mereka sangat lama sekali kembalinya." Ucap hwall kesal. Kalau saja sih hyunjin itu tidak melarangnya pergi dengan bomin dia pasti tidak akan seperti ini.

Married (Jaemren) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang