22

3.6K 331 25
                                    

Disinilah sekarang haechan dan jeno tengah berada di sebuah restoran yang tidak jauh dari wilayah pantai karena memang telah masuk jam makan siang. Lalu merekapun memesan makanan seafood karena sedang berada di dekat pantai yang benar-benar membuat otak bisa sedikit lega. Dan terhindar dari hiruk-pikuk kehidupan kota.

Jeno masih setia menatap haechan yang duduk dihadapannya. Ntah kenapa dia sangat tidak ingin kehilangan momen bersama dengan haechan ini. Dan dia juga tidak tahu ntah sejak kapan haechan bisa mengambil alih dunia seperti itu.

Haechan yang merasa jeno tetap tidak memutus tatapannya merasa malu hingga pipi chubby itu di hiasi rona kemerahan yang sangat menggemaskan menurut jeno.

"A...ada apa jeno? Kenapa melihatku?" Ucap haechan gugup.

"Aku tidak ingin kehilangan momen untuk yang satu ini." Ucap jeno begitu saja dengan mudahnya.

"Apa kau memang seperti ini?" Ucap haechan curiga.

"Ani. Bahkan aku tidak seperti ini saat bersama renjun dulu. Ani, aku bahkan tidak pernah melakukan itu terhadapnya." Ucap jeno menunduk.

"Tidak masalah. Itu hanya kesalahan saja. Sekarang yang bisa dilakukan hanya melupakan dan membangun cerita baru dan biarkan semuanya tetap berada dibelakang jangan melihat kebelakang tapi jangan lupakan begitu saja." Ucap haechan yang memberanikan dirinya untuk menggenggam tangan jeno.

"Makasih." Ucap jeno tersenyum hingga eyesmile nya muncul.

"Hmm." Ucap haechan menganggukkan kepalanya.







































































_______________













































At. Amsterdam.

Setelah sarapan, renjun dan jaemin sekarang berada di ruang tengah sedang bersantai bahkan renjun sedang menonton film kartun kesukaannya. Dia berada di antara kaki jaemin dan menyandarkan tubuhnya pada jaemin. Sedangkan jaemin sibuk menghirup dan mengelus perut rata tunangannya itu.

"Injunie?"

"Hmm."

"Aku sudah mengatakan pada mommy, Daddy, otusan dan Mama untuk menyiapkan pernikahan kita. Dan yang kita perlu sekarang hanya melakukan pemotretan dan memilih cincin." Ucap jaemin.

"Benarkah? Kapan kau menghubungi orangtua kita?" Ucap renjun penasaran.

"Tadi. Saat kau masih mandi. Aku menghubungi mereka. Intinya, saat kita pulang besok semua persiapan pernikahan telah selesai." Ucap jaemin.

"Baiklah. Mengenai cincin itu, apa harus kita beli yang baru. Kitakan sudah punya ini." Ucap renjun mengangkat tangan kirinya dimana cincin itu melingkar.

"Benar. Tapi, ini akan kita lepas dan gantikan dengan cincin pilihan kita berdua." Ucap jaemin lalu mengusak kepalanya pada rambut halus renjun.

"Baiklah. Makasih sekali lagi Nana. Karena kau membuatku yakin kalau kau sangat serius padaku." Ucap renjun.

"Aku tetap akan serius padamu selalu. Jadi, jangan sungkan dan jangan pernah beranggapan aku akan pergi meninggalkanmu. Oke?" Ucap jaemin.

"Hmm." Ucap renjun sembari menganggukkan kepalanya.

"Lagian aku tidak akan bisa berpaling darimu. Sepertinya aku sudah jatuh terlalu dalam injunie." Ucap jaemin.

"Aku sepertinya juga telah jatuh lebih dalam padamu." Ucap renjun lalu mengambil salah satu tangan jaemin yang melingkar di perut ratanya dan memainkan tangan jaemin yang lebih besar dari tangannya.

Married (Jaemren) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang