26

4.7K 355 8
                                        

Renjun mulai terganggu dalam tidurnya diapun bergerak untuk menyamankan diri bahkan sampai mengusak pada dada bidang jaemin.

Jaemin yang merasakan isakan pada dadanya langsung membuka matanya secara perlahan dan benar saja tunangannya sedang mengusak pada dadanya.

"Injunie. Ayo bangun, kita sudah melewatkan jam makan malam sayang." Ucap jaemin lembut dan renjunpun membuka matanya secara perlahan lalu mengerjapkannya dengan sangat lucu.

"Akh sakit Nana." Rengek renjun yang merasakan sakit pada bagian bawahnya.

"Mianhe. Karena aku kau jadi sakit." Ucap jaemin merasa bersalah.

"Ssshh. Sudahlah tidak masalah Nana. Sekarang aku ingin mandi. Badanku sangat lengket dan aku sangat lapar." Ucap renjun sembari mempoutkan bibirnya dengan sangat lucu.

"Baiklah. Tapi, kau akan mandi setelah aku. Aku akan menyiapkan segalanya. Sekarang kau istirahat sebentar lagi karena aku tidak mau kau mandi lebih dulu dengan air dingin. Jadi, aku akan mandi lebih dulu dan menyiapkan air hangat untukmu." Ucap jaemin sembari mengelus kepala tunangannya itu.

"Makasih Nana." Ucap renjun sembari tersenyum dan jaemin langsung mengecup bibir ranum renjun lalu diapun segera pergi ke toilet lebih dulu. Renjun hanya diam dan merasakan wajahnya memanas akibat malu karena tingkah jaemin yang semakin romantis padanya. Lalu diapun mencoba meredakan nyerinya pada bagian bawahnya itu. Dan kembali menutup matanya karena kantuk yang masih menyerangnya juga badannya yang sangat sakit setelah melakukan hubungan intim dengan jaemin yang benar-benar sangat mengerikan tapi renjun juga tidak bohong karena itu sangat nikmat baginya.


Beberapa menit kemudian, jaemin telah selesai dengan acara mandinya dan memakai baju piyama lalu melihat jam yang telah menunjukkan 22:00 waktu Amsterdam. Diapun mendekat pada tunangannya itu dan membangunkannya kembali.

"Injunie ayo bangun. Tadi, katanya ingin mandi karena badanmu sangat lengket. Ayo." Ucap jaemin secara perlahan. Lalu renjunpun membuka matanya dan langsung merentangkan tangannya pada jaemin agar dia langsung digendong oleh jaemin.

Jaemin langsung menggendong renjun bahkan tanpa sehelai kain yang menutupi tubuh polos renjun hingga membuat renjun malu dan menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher tunangannya itu. Jaemin paham kalau dia sangat malu dan jaeminpun berusaha menahan dirinya agar tidak turn on karena itu akan menyakiti tunangan mungilnya itu.

Setelah mengantarkan renjun ke toilet, jaeminpun langsung mengganti seprai tempat tidurnya dengan yang baru karena tidak mungkin mereka berdua harus tidur lagi di seprai yang sama bahkan aromanya saja benar-benar tidak karuan. Tapi, jaemin tetap suka apalagi wajah renjun yang memerah dan tampak sexy sungguh membuat jaemin jatuh lagi dan lagi pada pesona tunangannya itu. Hingga dia tidak sadar, tunangannya telah berdiri disebelahnya dengan baju piyama berwarna abu-abu itu.

"Injunie? Kau sudah selesai?" Ucap jaemin tersenyum konyol.

"Hmm. Dan aku sangat lapar sekarang Nana." Ucap renjun mempoutkan bibirnya dan itu tampak sangat menggemaskan dimata jaemin. Hingga jaemin akhirnya mengecup ringan bibir merah itu.

"Baiklah. Ayo kita turun dan na jaemin ini akan memasak untuk injunie." Ucap jaemin sembari tersenyum lalu menjawil hidung renjun.

"Hmm. Ayo." Ucap renjun lalu menarik jaemin segera.

"Injunie? Apa sudah tidak sakit?" Ucap jaemin bingung sembari mengikuti langkah kaki renjun.

"Sedikit. Tapi, sudah lebih baik." Ucap renjun lalu mereka berdua sampai di dapur dan renjun dapat melihat semua maid pasti sudah tidur karena hanya tinggal para bodyguard saja yang berjaga di sekeliling mansion itu.

"Kau ingin makan apa?" Ucap jaemin memakai apronnya dan membuka kulkas.

"Ramyeon." Ucap renjun.

"Tidak boleh. Kau akan sakit kalau makan ramyeon. Yang lain saja. Ingat sayang, kita sudah melewati jam makan malam. Jadi, akan lebih baik makan yang lain." Ucap jaemin.

"Bibimbab." Ucap renjun.

"Oke bibimbab akan segera jadi. Kau hanya perlu duduk di kursi itu." Ucap jaemin lalu mulai mengambil bahan untuk membuat bibimbab. Renjun sangat terpesona lagi dan lagi dengan tunangannya itu lalu diapun bangkit dari acara duduknya karena sangat bosan dan diapun memeluk jaemin sembari mengusak kepalanya pada punggung lebar itu.

"Ada apa hmm?" Ucap jaemin bingung dengan kelakuan renjun yang mulai suka skinsip dengannya setelah kegiatan panas mereka beberapa saat yang lalu.

"Tidak ada. Aku hanya mau memeluk Nana seperti ini." Ucap renjun.

"Baiklah. Lakukan apapun yang akan membuatmu senang. Tidak masalah." Ucap jaemin tersenyum senang.

"Nana-ya. Kita makannya di ruang tengah saja ya sambil menonton televisi." Ucap renjun.

"Apapun untukmu sayang." Ucap jaemin tersenyum.

"Makasih Nana." Ucap renjun lalu kembali hening dan penuh dengan kecanggungan satu sama lainnya.

"Jaemin?"

"Kau butuh sesuatu?" Ucap jaemin lembut.

"Kau tidak akan meninggalkanku bukan?" Ucap renjun yang mendadak takut. Jaemin sontak saja langsung melepaskan pelukan renjun padanya dan berbalik sembari memegang kedua bahu renjun.

"Injunie sayang. Aku tidak akan meninggalkanmu. Kita akan menikah sayang. Aku tidak bisa meninggalkanmu karena aku sudah sangat mencintaimu, aku bahkan sangat menyayangimu. Aku hanya ingin bersama denganmu." Ucap jaemin tersenyum.

"A...aku ha...hanya takut." Ucap renjun menunduk.

"Aku tidak akan pergi kemanapun sayang. Aku akan tetap bersamamu. Di rumah kita denganmu, dan anak kita." Ucap jaemin sembari memeluk erat tubuh mungil tunangannya itu.

"Makasih Nana." Ucap renjun sembari membalas pelukan tunangannya itu dan menyembunyikan wajahnya pada dada jaemin.






















































__________________









































At. Korea.

Jeno melihat haechan yang benar-benar menginap di rumah sakit untuk menemaninya itu. Diapun tersenyum karena haechan yang tertidur di sofa dan itu tampak sangat menggemaskan baginya. Lalu jenopun turun secara perlahan dari bangsal nya tanpa menimbulkan suara apapun agar haechan tidak terbangun karena ulahnya. Lalu diapun mendekat dan berjongkok untuk melihat wajah damai haechan yang tertidur..

"Makasih haechan. Kau sudah ada dan mau menerimaku, padahal kau sangat membenciku awalnya. Makasih karena dengan dirimu aku merasa tidak sendirian lagi kali ini. Makasih banyak karena mau menjadi sandaran ku. Dan makasih banyak karena semua perhatianmu juga makasih karena selalu bersamaku. Aku tidak ingin kau meninggalkanku setelah sebulan berlalu tapi, aku juga tidak bisa memaksakan mu untuk tinggal jika kau tidak menginginkan ku. Aku benar-benar sangat takut haechanie." Monolog jeno.

"Aku akan tetap bersamamu jeno." Ucap haechan yang tiba-tiba membuka matanya dan menatap mata jeno dalam bahkan jeno sangat kaget dan hanya diam tanpa mengatakan apapun sama sekali.












































∆∆∆




































Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🙄
Semoga suka ya😁
Maaf karena up nya kelamaan😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan selalu ya😁
We love you💚😍😘

Married (Jaemren) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang