Four

1.4K 205 297
                                    

Baru saja mau memasuki kelas. Tas Agea ditarik dari belakang.

"Siapa anjir? Dino ya?" Agea membalikkan badannya. Malu rasanya karena salah tebakan.

"Kevin! Gara-gara lo kemarin—"

Mulut Agea ditutup paksa oleh tangan Kevin. "Jangan teriak napa." Dia lalu melepaskan tangannya.

Agea kesal dibuatnya. Terlebih mengingat betapa cepunya Kevin. Padahal kemarin Agea hanya menanyakan dekat atau tidaknya dia dengan Andra.

"Sini." Kevin mengajak Agea jauhan dari kelas. Mereka mengobrol di taman depan kelas.

"Gua gatau tuh ya kemarin cuman bilang Agea nanya lo Andra, udah gitu doang. Eh dia nyamperin lo." Kevin mengutarakan sejujur-jujurnya. Kevin juga tak menyangka Andra menghampiri Agea.

"Apa jangan-jangan Andra suka ya sama lo?"

"Bullshit macam apa itu?" sanggah Agea.

Sebenarnya apa tujuan Andra? Padahal hanya klise, tetapi Andra mau menjumpai Agea.

Bunyi bel berdering, mengharuskan masuk kelas. Agea melambaikan tangannya kepada Kevin. Anak itu berlalu dari kelas sepuluh MIPA tiga itu.

Agea baru mau masuk kelas ditepuk pundaknya oleh Keysa. "Woy!" sapanya.

Hanya saja hari ini Agea enggan menyapa balik. Dia lebih memilih berdiam diri dan duduk di kursi.

Keysa heran sendiri padahal dia mau menanyakan sesuatu perihal kejadian warnet kemarin. Saat ditanyakan Agea hanya diam saja dan itu membuat Keysa penasaran jadinya.

Namun ada baiknya Keysa memutuskan untuk menanyakannya nanti saja. Toh, Agea tak akan kemana-mana.

Buk Rina selaku guru Biologi masuk ke kelas dengan anggunnya. Di tangannya ada sehelai kertas. Entah apa itu.

"Anak-anak sekarang kita UH ya," katanya disambut sorakan ramai-ramai anak kelas sepuluh MIPA tiga tak terima.

"Buk mendadak banget."

"Minggu depan deh buk."

"Soalnya cuman tiga kan buk?"

Begitulah kicauan mereka. Mendadak Aldi menyungkurkan kepalanya ke meja. Menyampingkan kepalanya menghadap Agea.

Agea melihat itu terkekeh. "Kenapa Al? Lemes? Ha-ha."

Aldi manyun, ada sebuah ide di kepalanya. "Gua sih b aja. Kan ada lo," ucapnya tak bersalah.

Agea mencubit Aldi di lengannya. Membuat suara gaduh di mulut Aldi.

"Jadi ini yang dirasain Dino kemarin? Sakit banget!" gaduhnya. Kemarin Dino juga mendapat cubitan oleh Agea. Sekarang Aldi paham apa yang dirasakan temannya itu.

Agea hanya mengangkat bahu tak peduli. Aldi yang mengungkit Dino, Agea tak mau ambil pusing. Semenjak masalah ke wedding party itu, ia jadi malas bicara dengan Dino. Karena kejadian itu banyak rumor menyebar.

Siapa lagi yang membocorkan hal itu kalau bukan Fadil? Hanya dia yang tau. Dasar lelaki jaman sekarang lemes mulutnya.

Walau sudah serentak bilang tunda ulangan, tak ada yang bisa benar-benar melawan takdir. Apalagi Buk Rina yang mengetuai. Kalau ulangan hari ini ya ulangan.

Saat Buk Rina menyuruh mengeluarkan dua helai kertas dan segera membaca soal nomor satu. Kelas yang tadinya gaduh jadi serentak terdiam.

Saatnya pertempuran!

***

Aldi menyerahkan kertas ulangannya ke Agea. "Nitip," ujarnya pelan. Dia sudah kehilangan semangat. Mengerjakan ulangan Biologi sebanyak sepuluh soal membuatnya tak berdaya. Padahal waktu yang diberi lumayan banyak.

Agendra ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang