Epilog

810 38 672
                                        

Beberapa kali layar laptop meredup karena terlalu lama diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa kali layar laptop meredup karena terlalu lama diam. Gadis itu juga tengah melamun menunggu pengumuman yang sangat penting di hidupnya.

Di ruang keluarga, tempat yang biasanya Mamanya tempati untuk menonton siaran televisi, sekarang menjadi tempat Agea menanti sebuah harapan.

Kelak usai ini, Agea akan menerima jawaban apa pun yang nantinya muncul di layar laptopnya.

Pukul tiga sore nanti adalah puncaknya jawaban atas usaha yang selama ini Agea perjuangan.

Beberapa pesan penyemangat muncul di ponselnya. Agea memberikan balasan terhadap pesan dari sahabat-sahabat seperjuangannya. Meskipun hanya dia sendiri yang mendapatkan kuota SNMPTN di antara lima sahabatnya yang lain.

Friendsix

Dino
Mangat Agea. Go go.
Lolos kok. Gua yakin
14.06

Keysa P
Udh diumumin blom? Mangat Ge.
Gue yakin bgt kok lo tembus!
14.06

Riska
Tembus gmna mksd lo?
Lgi M emg, Gea?
14.06

Mulai deh. Cari ribut. Agea mengetikkan pesan balasan. Sebelum terkirim ke group, ada pesan dari Aldi yang membuatnya membatalkan untuk mengirimkan pesan tadi.

Aldi
Pengumumannya jam 3 kan?
Refreshing dulu lah. Kita jemput
ke rumah ya. Otw Gea
14.07

Tanpa banyak berpikir, Agea menyetujui ide Aldi. Segera ia beranjak dari duduknya di sofa ruang keluarga. Meninggalkan laptopnya di meja. Di rumah pada hari ini, hanya ada Agea dan Mamanya. Age, Abang Agea, masih di kosnya dan Papanya masih di kantor.

Dompet dan hp adalah dua benda yang wajib dimasukkan ke dalam tas selempang berwarna hitam favoritnya. Agea mengoleskan lipbalm dan sedikit sentuhan liptint agar tidak terlalu pucat.

Langkah kaki membawanya keluar dari kamar dan menuju dapur. Sejak satu jam yang lalu, Mamanya bersikutat membuat kue sebagai perayaan untuk pengumuman hasil SNMPTN Agea nanti.

Tanpa diketahui Mamanya, Agea memeluk lengannya. "Ma, doain. Aku malah jadi takut liat Mama bikin kayak gini. Kalau nggak dapet, gapapa, kan?" Dari lubuk hati terdalam, tentunya Agea ingin menjadikan dirinya sebagai salah satu peserta yang lolos SNMPTN tahun ini.

Olesan cream ke kue dihentikan Mia, memandang anak perempuannya dengan penuh kasih sayang. "Masih banyak jalur lain. Ada yang kayak Age dulu, ada yang mandiri, ada swasta, kan."

"Yang kayak Age tu SBMPTN, Ma. Nggak nyangka, si Abang pinter juga. Bisa lolos." Agea menyolek sedikit cream di kue yang masih belum dirapikan untuk dimakannya. Ternyata tak sia-sia Mamanya belajar membuat kue dari Mama Alka, tetangga mereka.

Agendra ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang