Pulang sekolah, Agea tak langsung ke rumah. Ia mampir dulu ke perpustakaan mau minjam buku fiksi untuk diulas. Kalau saja bukan pr Agea tak akan mampir ke perpustakaan. Lebih suka ke Gramedia daripada perpustakaan yang hanya menyediakan buku pelajaran.
Setapak demi setapak langkah kaki Agea terhenti tatkala ditemuinya Andra tepat di depannya.
Agea menatap mata Andra dengan intens. Perasaannya tak karuan. Gejolak di dadanya bergemuruh. Rona pipinya mungkin memerah.
"Kata Kevin lu nanyain gua ya? Ada apa?" Andra yang tingginya sekitar 170 cm sedangkan Agea hanya 160 cm. Ada senjang diantara mereka. Agea menengadah menatap lekat Andra.
Agea terdiam. Shit! Kevin tadi diem aja kenapa sekarang ember banget?
Agea tak tau harus jawab apa. Terlebih mendadak.
"Hey? Penting ya?" tanya Andra sekali lagi. Tetapi dia mengatakannya dengan nada ketus. Bukannya Andra terkenal ramah? Tetapi saat bersama Agea rasanya dia bukan Andra yang sering diobrolkan teman-teman sebayanya.
"Gak kok, Kevin ngomong apa sama lo?" Agea memberanikan diri.
"Katanya Agea kelas sepuluh MIPA tiga mau ngomong sesuatu," kata Andra memelankan kata sesuatu.
"Gua udah cari lo di kelas, ga ada," lanjutnya.
Apa percakapan ini berlangsung lama? Kaki Agea sudah tak sanggup bertumpu.
"Oh? Gue cuman mau minta nomor lo-"
Anjir kenapa gue minta nomornya? Bego banget.
Agea tak menyangka hal itu yang keluar dari mulutnya. Padahal Agea mau diam saja tadi.
Tanpa pikir panjang Andra mengeluarkan hpnya.
"Catat aja nomor lo." Andra menyuguhkan hpnya ke Agea.
Agea mengambil hp Andra. Terlihat wallpaper warna hitam kelam di layarnya. Andra suka hitamkah?
Sebenarnya malu, tetapi ini juga berarti kesempatan untuk Agea. Agea lalu mulai menyalin nomornya di hp Andra. Ia serahkan hp itu ke pemiliknya.
Andra mengambil hpnya kemudian dia letakkan di saku depannya.
"Itu aja? gua pergi ya?" Andra berlalu dari hadapan Agea yang tak bergeming.
"Andra!"
Bukan, bukan Agea yang memanggil Andra.
Putri, teman Andra datang entah dari mana asalnya. Dia menyelonong di hadapan Agea. Mengamit tangan Andra dengan centilnya.
Andra segera melepaskan kaitan tangan Putri. Mereka pun keluar bersama dari koridor menuju parkiran.
Agea tersentak kaget saat Putri datang tadi. Apalagi langsung mengaitkan lengannya di saat Agea ada disampingnya.
Mereka ada hubungan apa sih?
Cukup penasaran dirinya. Ingin bertanya pada Kevin, takut dicepuin lagi. Tak akan lagi Agea menanyakan tentang Andra ke Kevin. Yang ada Andra akan menemuinya lagi.
Agea yang tadinya mau ke perpustakaan jadi lupa, ia pun bergegas pulang.
Baru tiba di gerbang, Agea dihampiri Keysa. Ternyata Keysa dan Riska belum pulang.
"Nungguin gue ya?" tanya Agea pada Keysa dan Riska yang saat ini tengah menatap bersamaan.
"Ge'er banget ni anak," celetuk Keysa kemudian menepuk pundak Agea.
"Gini Gea, berhubung hari ini pulang cepet, ke warnet yuk!" ajak Keysa riang.
Sebenarnya pulang sekolah pukul tiga sore tetapi ada rapat dadakan, para guru menyuruh anak kelas sepuluh dan sebelas pulang duluan. Sedangkan anak kelas dua belas ada sekolah sore.

KAMU SEDANG MEMBACA
Agendra ✔
Novela JuvenilIni kisah Agea dan Andra. Pasangan? Jelas bukan. Lalu, apa yang terjadi di antara mereka hingga judul cerita adalah gabungan dari nama mereka? Penasaran? Click, happy reading~