Thirty Seven

1K 65 333
                                    

Minggu amat boring. Dimulai dari tiadanya Abangnya paling terjahil di rumah. Agea amat rindu dengan Age, meski tak bisa mengakuinya karena gengsi. Lalu, Mama Agea yang kini belajar masak cake di rumah Mama Alka. Terakhir, Papa Agea yang sibuk kerja meski weekend. Katanya sedang menyusun materi presentasi untuk bertemu dengan investor besok.

Mengingat hari besok, Agea jadi cepat-cepat beranjak dari kasur menuju ke meja belajarnya. Ujian UAS Senin besok adalah penentuan untuk naik ke kelas dua belas. Siapapun termasuk Agea akan menyiapkan yang terbaik.

Baru dua puluh menit belajar tekun, niat baiknya itu pun goyah hanya karena denting suara di ponselnya.

Keysa P
Ge lo nggak liat chat gc?
16.09

Agea membuka roomchat yang dimaksud. Ada pesan beruntun dari friendsix. Huft, mereka mengajak ke pantai sore ini meski besok adalah hari ujian.

Jemarinya mulai mengetik untuk memberikan sanggahan.

Friendsix

Me
Kalian lupa? Kan
besok ujian.
15.44

Aldi
Harus sblm ujian lah main
Mau pulkam soalnya
15.44

Me
Abis ujian terakhir kan bisa?
15.45

Riska
Katanya dia pulkam
abis ujian trkhir
15.45

Boni
Kok lo yg jwb??!!
15.45

Riska
Mang knp? Salah gue?
Salah temen2 gue?
15.46

Obrolan itu menjadi panjang ketika Boni menambah memanasi dan Riska yang kian lama terus membalas. Jadinya, pergi atau tidak? Agea bimbang.

Dia tutup buku catatannya. Membiarkan buku itu terletak di meja belajar. Sudah Agea putuskan untuk ikut bersama lima sahabatnya. Tak ada salahnya untuk refreshing diri sebelum hari esok melanda.

***

Ombak mengguyur jari-jari kaki. Angin semilir berhembus. Helai rambut ikut terbawa bersama angin. Agea sesekali meletakkan helai rambutnya ke belakang telinga.

"Kayaknya kita mundur semeter lagi deh." Riska bergerak lebih dulu untuk mundur karena ombak yang kian mengenai kakinya.

"Nggak, ah. Ombak tuh dinikmatin, Ris." Keysa tetap pada pendirian. Ombak pantai mampu menyentuh dan membasahi sampai pergelangan kakinya.

Agea sama dengan Keysa, menikmati guyuran ombak. Perasaan tenang mendengar desirannya. Pasirnya yang putih Agea mainkan juga. Tempat ternyaman selain kamar, ya pantai.

Dino memberikan kelapa muda pada Agea. Duduk di sampingnya. Begitu juga dengan kehadiran Boni di samping Keysa. Disusul dengan datangnya Aldi.

Mereka sama-sama hanyut dalam manisnya kelapa muda.

"Nggak kerasa, anjir. Bentar lagi kelas dua belas." Keysa menggigit bibirnya. Rasanya sakit. Dia tak mimpi. Waktu yang berjalan cepat.

Agea mengangguk. "Iya. Berharapnya kita sekelas lagi."

Satu tangan Keysa diletakkannya di bahu Agea. "Gue juga pengennya gitu." Tangannya kemudian dijatuhkan hingga mengenai pasir.

Agendra ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang