Six

1.4K 203 256
                                    

Agea membuka pintu rumahnya. Menampakkan ruang tamu yang kosong tiada penghuni. Ditutupnya kembali pintu setinggi dua meter itu kemudian meletakkan tasnya sembarangan ke kursi tamu.

Gadis itu berjalan lesu ke kamar. Energinya sudah habis sejak bermain di pantai tadi.

Baru saja dia duduk ditepi kasur, notif WhatsAppnya berdering.

Ada roomchat baru, Agea diundang ke sana. "friendsix" tertera dinama groupnya. Di sana beranggotakan dirinya, Keysa, Riska, Boni, Aldi dan tentunya Dino. Keysalah pembuat group itu.

Di sana sudah masuk empat pesan beruntun. Agea membaca dengan saksama tetapi tak ikutan nimbrung.

Friendsix

Keysa P
Nah gini kan enak ada gcnya
(Mengirim tiga foto)
18.10

Agea meletakkan hpnya di kasur, ia ikutan menghempaskan tubuhnya di kasur bersprei motif kupu-kupu itu. Matanya terpejam. Lelah raganya, namun jiwanya senang.

Baru mau membalikkan badan, Agea merasakan dering hp yang ternyata ia himpit. Segera dia duduk bersila. Memandang layar hpnya.

Melalui Instagram miliknya, VanoAgtr mengikutinya. Agea menekan tombol follow. Karena Vano adalah teman kecilnya, tak mungkin ia mengabaikannya.

Lagi-lagi notif masuk.

Aldi Julian
(mengirim satu foto)
18.15

Agea menatap lekat foto tersebut. Wajahnya terlihat bahagia di situ. Tetapi dia jadi salfok sendiri melihat Dino ternyata meliriknya. Agea tak terlalu memperdulikan itu, dia memutuskan mematikan hp dan meletakkannya di nakas.

Dia pun melangkah menuju lemari, mengambil beberapa pakaian, dan handuk yang terletak di balik pintu. Menyegarkan badan segera adalah prioritas Agea saat ini.

***

Malam gulita disambut dengan bintang-bintang berkelip. Agea menatap itu di terasnya. Sembari menunggu Mama dan Papanya yang sebentar lagi balik. Sudah tiga hari tepatnya, kedua orang tuanya menetap di Jogja.

Sebenarnya hanya Papa Agea yang bertugas ke Jogja, tetapi Mama Agea merasa bosan di rumah dan kepengen jalan-jalan juga. Padahal Papa Agea melakukan bisnis di sana.

Agea jadi terbiasa mandiri. Terlebih Mamanya selalu saya ikut kalau ada bisnis di luar kota. Agea bingung pada Mamanya yang mementingkan jalan-jalan daripada anaknya. Tetapi ada baiknya bagi Agea dan Age, mereka jadi dapat banyak uang tambahan.

Mobil Avanza hitam datang membunyikan klakson nyaring. Mobil itu memarkirkannya di depan halaman rumah Agea.

Keluarlah dari situ Mamanya Mia dan Papanya Fadli. Tunggu, ternyata tidak hanya mereka berdua. Diikuti oleh dua orang paruh baya menurunkan koper. Dibantu oleh anak lelakinya.

Agea ikut membantu, tak baik mengabaikan tamu. Tapi saat Agea mengalurkan bantuan, cowok itu menarik paksa koper itu. "Gua aja." lirihnya.

Mau tak mau Agea berjalan mundur saat dia mulai mengangkat koper itu ke dalam rumah.

"Gea kan ada kamar kosong dibelakang, anterin Alka ke sana ya," perintah Mia ke anak nomor duanya itu.

Agea berjalan mendahului seseorang yang ternyata dipanggil Alka itu. Agea tak sadar langkahnya terlalui cepat sehingga Alka tak terlihat saat dia menoleh ke belakang.

Agendra ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang