Kejadian pagi ini benar-benar menyulut emosi Agea. Di mana Age tak mau mengantarkannya ke sekolah. Dengan senyum yang dipaksa, Agea memukul keras pada punggung Abangnya yang tidur menelungkup itu sebelum akhirnya dia kabur dari kamarnya.
Dengan keterpaksaan bahwa harus pergi ke sekolah sendiri dan masih memiliki waktu kurang lebih lima belas menit lagi, Agea mencari angkot ke jalan raya-keluar dari daerah kompleks rumahnya. Beruntung angkot datang tak sampai menunggu satu menit.
Gerbang belum ditutup saat Agea keluar dari angkot biru. Rasanya dia ingin menjerumuskan Age ke dalam kolam berisi ubur-ubur pink dalam film kartun Spongebob agar menyengatnya habis-habisan. Padahal sudah jadwalnya hari Senin, di mana Agea akan upacara. Tak boleh ada kata terlambat.
"Ge!"
Agea tahu betul suara siapa yang menyapanya. Detik kemudian Keysa sudah ada di sebelahnya. Mereka berjalan berdampingan menuju kelas. Walau keduanya beda rute.
"Lo gimana sih? Dari kemaren nggak kirim-kirim rekaman suara pas ketemu sama Bang Imam itu?" Pagi-pagi Keysa sudah menampakkan raut wajah kesal.
"Ya, diedit dulu lah." Agea menjadi teringat di akhir rekaman suara itu ada suara Andra dan juga Putri yang perlu diedit. Kemarin dia juga sempat mengedit sampai selesai, namun lupa untuk mengirimkan.
"Lama banget ngedit dari Sabtu ke Minggu," ketus Keysa.
"Yaudah dikirim. Nih, liat." Agea membuka roomchat GeKeyRis dan mengirimkan rekaman suara selama tiga puluh menit itu di sana.
"Mantap, gini dong." Barulah ada senyum di bibir Keysa.
Mereka pun berpisah. Agea yang ke lantai atas dan kelas Keysa yang di lantai bawah. Jarak di antara mereka juga makin lama makin jauh hingga Agea meneruskan perjalanannya ke kelas.
Pemandangan yang Agea lihat sesudah melangkahkan kakinya ke lantai dua adalah tampilan tiga orang yang obrolannya seperti seru. Putri berkali-kali menyeru pada Alka. Di mana Alka meledeknya. Andra di sisi dinding bersandar hanya terkekeh mendengar perdebatan mereka.
Sepintas lalu, Agea tak menghiraukan mereka. Memilih untuk tetap fokus menuju kelas. Perkiraannya salah. Tasnya ditarik paksa dari belakang oleh Alka. Membuatnya mundur beberapa langkah.
Agea mendengus. Sama saja seperti Keysa tadi, pagi-pagi dia sudah kesal. "Ngapa, sih?"
"Gea, coba lo jawab. Kalau ada angsa lima, di kali dua. Berapa total semua angsa?" tanya Alka melontarkan teka-tekinya.
Putri terlihat menggeleng dan memohon untuk Agea agar tidak dijawabnya. "Jangan mau jawab, Alka tu sok tau."
Berbeda dengan penuturan Putri. Dia merasa tertarik. "Tetap lima kan jawabannya?"
Mendadak Putri terkejut. "Kok lo tau?"
Alka tertawa dengan reaksi Putri. "Kan, kan. Emang gampang. Masa dia jawab total sepuluh." Alka masih meledeki Putri. Sesekali dia memukul dinding tak tahan dengan Putri yang salah menjawab. Dan Agea yang baru datang bisa benar.
"Bener harusnya gue. Kan ada angsa lima. Trus dikali dua. Lo MTK dapat berapa, sih, Ka?" Putri mendadak emosi.
Berusaha sekuat mungkin Alka berhenti tertawa dan menjaga ekspresinya kembali. Andra yang bersandar di dinding tak mengucapkan apa-apa. Hanya melihat mereka dan juga pada Agea. Yang gadis itu sendiri tak sadar tengah ditatap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Agendra ✔
Ficção AdolescenteIni kisah Agea dan Andra. Pasangan? Jelas bukan. Lalu, apa yang terjadi di antara mereka hingga judul cerita adalah gabungan dari nama mereka? Penasaran? Click, happy reading~