Agea menyantap keripik balado di kaleng bekas konghuan. Mengabaikan pesan Abangnya kemarin, tak baik makan di kamar.
Jemarinya mengambil hp, menatap group friendsix yang sudah ramai saja. Agea nge-scroll chat panjang itu. Hanya ada curhatan Keysa perihal OSIS tadi. Dibalas oleh Boni dan Aldi. Riska dan Agea yang sudah tau jalan ceritanya memilih diam. Bukan mengabaikan, hanya saja nanti chat itu makin panjang dan tak ada habisnya.
Dirinya turun dari kasur, meletakkan kaleng keripik di meja belajar. Jemarinya menyentuh buku-buku di rak. Tak lupa ia cek buku catatan pr dengan sampul batik itu.
Agea baru teringat ia punya tugas Agama yaitu merangkum. Dilihatnya kembali buku-buku di meja belajar. Nihil, tak ada buku cetak itu.
"Kok ga ada ya?" Agea mengecek kembali.
"Eh dipinjam Dino bukan sih?" Otaknya menyerap ingatan Minggu kemarin. Di mana sosok yang akrab disapa Dino itu meminjam buku cetak Agamanya. Dan lupa dikembalikan.
Segera ia mengirim pesan ke Dino. Tak lupa memakai tanda tanya dan seru (?!) agar terlihat membentak.
Me
Buku cetak Agama gue
bawa besok, awas ga bawa?!!
17.01Agea memutuskan untuk meminjam saja pada tetangga, tak mungkin Alka tak punya buku Agama. Sebelum pintu ia buka, Agea menyibak gorden dekat pintu dulu. Bermaksud melihat Alka sudah pulang atau belum dengan memperhatikan motornya.
Tapi ada yang berbeda dengan rumah itu. Didepan rumah Alka, ada sebuah pondok kecil bekas penghuni lama. Di sana tak hanya Alka, tetapi ada beberapa temannya duduk sambil bermain kartu.
Juga ada Andra.
Terlihat bahagia, mereka bahkan saling tertawa, teriak bahkan menendang teman disampingnya. Begitulah cowok, kasar tapi seru. Di sana juga, Andra menunjukkan gusinya, tertawa lebar. Agea menatapnya dengan saksama, jarang ada pemandangan seperti ini, terlebih didepan rumahnya.
Pintu terbuka, Age melayap keluar rumah. Agea merintih, bisa-bisanya Abangnya itu membuka kedoknya. Beruntung tak ada yang melirik rumahnya.
Saat mata Andra menoleh ke rumah depan, saat itu pula Agea menunduk. Padahal tak akan terlihat. Hanya saja ia takut, mana tau mata Andra itu layaknya elang.
Tiba-tiba ada notif dihpnya. Di sana Alka mengirim pesan. Ingin rasanya Agea mengabaikan tetapi dia juga butuh buku Agama.
Alka Anaran
Punya monopoli ga
17.24Me
Punya, Napa
17.24Alka Anaran
Pinjem
17.25Me
Bawain buku agama cetak ya sekalian
17.25Alka Anaran
Seep
17.26Selagi Agea mengambil permainan monopoli didalam rumah, Age masuk ke rumah tanpa menguncinya.
Begitu terkejutnya Agea, saat baru berbelok ke arah ruang tamu menuju pintu. Dilihatnya sosok Andra berdiri dengan satu tangan memegang buku cetak Agama seperti yang ia pinta.
"Eh Agea ya? Ini rumah lo?" Tangannya menyerahkan buku cetak Agama. Agea menukarnya dengan plastik berisi monopoli lengkap dengan uang palsu di sana.
Agea kikuk. "Iya," jawabnya pelan, hampir tak terdengar.
"Tetanggaan sama Alka, wah." Entah apa yang membuat Andra takjub sampai-sampai mengatakan wah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agendra ✔
Teen FictionIni kisah Agea dan Andra. Pasangan? Jelas bukan. Lalu, apa yang terjadi di antara mereka hingga judul cerita adalah gabungan dari nama mereka? Penasaran? Click, happy reading~