Nine

1.3K 197 255
                                    

Sejam sebelum waktu pulang tiba, pelajaran yang diberikan Buk Tuti selesai. Mereka dijadwalkan UH minggu depan. Suara tak begitu gaduh dikarenakan guru itu galak. Semua hanya mengangguk pasrah.

Setelah menyampaikan pesan itu, Buk Tuti menyuruh semua murid kelas sepuluh MIPA tiga itu untuk duduk ditempat dan jangan berisik. Ia pun keluar, menutup pintu.

Tangan-tangan semua siswa ke atas, mengangkatnya kemudian menurunkannya semangat. "Yes!" Begitulah respon mereka dapat tambahan waktu satu jam untuk bermain, bercerita, tidur, bersantai. Bahkan ada yang memilih untuk menggambar di papan.

Keysa mendorong empat meja, menyatukannya dan menyeret Agea untuk ke sana. Mita yang sebelumnya duduk disamping Keysa meminggirkan dirinya dengan duduk disamping Monica, membelakangi empat meja susun buatan Keysa.

"Ngapain? Mau main monopoli?" celetuk Riska tak tahu.

"Ya kali," timpal Dino disebelah Riska. Dia melirik Riska sebentar setelah itu matanya tertaut kembali pada hp dengan layar dimiringkan. Sudah pasti bermain game online dengan Boni, Aldi, dan Adit.

"Tau gak? Pendaftaran OSIS dibuka hari ini!" Keysa membuka obrolan. Ternyata hanya dia yang excited. Keysa menatap kedua sahabatnya bergantian. Tak sesuai ekspektasinya. Hanya dia yang menginginkan jabatan OSIS itu.

"Lu minat ya?" tanya Riska begitu melihat mata Keysa membulat berbinar.

"Lu enggak?" tanya Keysa balik.

Riska mengambil permen lollipop disakunya. "Nggak sih." Dibukanya plastik lollipop dan memakannya.

"Ih gak bagi-bagi!" seru Agea mengambil sampah bungkus permen Riska. Cewek berambut panjang berwarna hitam itu terkekeh kecil. "Cuman satu," ungkapnya.

"Ah lu mah Gea orang lagi bahas OSIS pula." Tangan kanan Keysa memukul meja, ada suara brak selama kurang lebih dua detik itu.

Direspon Dino segera. "Berisik lo!" sarkasnya tajam. Dino pamit undur diri dari meja susun empat itu. Memilih duduk dibawah lantai bersama ketiga partner gamenya.

"Emang lu mau gue ngapain? Ikut gitu? Gue ga suka. Rencana gue mau daftar jadi perawat UKS hehe," kata Agea. Kedua sisi bibirnya terangkat, senyum kecil ditunjukkannya. Tak mempan untuk membujuk Keysa yang kini tengah pasrah dikarenakan hanya dia yang berminat.

"Tenang aja. Ntar gue tungguin kok lu sampe selese daftar." Agea berjanji. Keysa membalas dengan mengambil kedua tangan Agea. Sontak mengayunkan tangan itu. "Bener ya?" tanya Keysa memastikan. Kepala Agea ia anggukkan seraya melepaskan tangannya dari Keysa.

"Iya bawel tenang aja."

"Gue juga bakal temenin kok." Riska ikut menyemangati temannya.

***

Keysa mengambil formulir yang sengaja diletakkan didepan ruang OSIS itu. "Kalian yakin ga minat?" tanya Keysa memastikan sekali lagi. Keduanya bertatapan, menoleh ke Keysa serasa menggeleng. Keysa menghela napasnya. Dirinya berjalan ke kursi didepannya. Diikuti oleh Agea dan Riska.

"Eh no wa ini isi juga?" Keysa menunjukkan formulirnya ke hadapan Agea. Riska mendengus kecil karena dirinya tak ditunjukkan oleh Keysa. Riska ikut celingukan melihat selembar kertas itu.

"Isi aja. Kan disuruh isi."

Keysa menorehkan isi tintanya kembali. Mencatat dua belas angka di sana. "Bentar ya gue kasih ini dulu." Keysa meninggalkan kedua temannya. Menyerahkan formulir itu ke panitia.

Agendra ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang