Eight

1.4K 198 262
                                        

Langit sore memberikan warna orange di padu awan putih menyelimutinya. Di sela-sela mendengar lagu menggunakan aerphone miliknya, Agea mengambil dua buah susu ultramilk di kulkas.

Keluar dari rumah, Agea mampir ke rumah baru Alka. Kalau saja tak disuruh Mamanya untuk mampir, Agea tak akan sudi ke sana.

Rumah mereka berhadapan. Dengan corak dinding berwarna abu kelabu, pagar yang sama tingginya dengan Agea itu ia dorong pelan. Agea masuk ke halaman rumah Alka yang tak begitu besar itu.

Dilihatnya pintu rumah Alka terbuka. Tanpa pikir panjang Agea mengucap salam dan masuk ke rumah. Di sambut dengan ruang tamu yang kursinya masih ada plastiknya. Pertanda kursi baru.

Agea menyerahkan satu susu ultramilk itu ke Alka yang sedang menyusun bangku meja makan.

"Gua ga suka btw," tolaknya. Tangannya mendorong ultramilk itu ke arah Agea.

"Yaudah kalau ga mau." Agea mengedarkan pandangannya. Dilihatnya tak ada siapapun.

"Kok ga ada orang?" Agea duduk di kursi ruang makan tanpa dipersiapkan pemilik rumah.

"Pada beli furniture. Bentar lagi juga pulang. Btw mumpung lu ada di sini. Mending bantu gua mindahin lemari," pinta Alka disambut gelengan cepat oleh Agea.

Tak peduli dengan respon Agea, Alka menariknya ke kamar. Diletakkan tangannya di sisi lemari. "Lu dorong ke sana." Alka memberi arahan ke Agea.

"Tinggal dorong doang kenapa sih? Kan lu bisa sendiri." Agea keluar dari kamar itu. Alka berdecak lirih. Tak ada gunanya ternyata Agea mampir.

Agea menemukan hpnya berdering. Dua detik setelah itu Agea membulatkan matanya tak percaya. Dilihatnya nomor tak dikenal itu mengirimkan pesan padanya.

Buru-buru Agea menyimpan nomor tersebut. Bibirnya ia gigit tak percaya. Dirasakannya sakit, pertanda yang dia lihat barusan nyata tak sekedar halu.

Andra Theana
Lo kenal sama Alka kan? Boleh minta nomornya? Ada perlu nih.
16.07

Walau bukan tentangnya melainkan tentang Alka, tak apa bagi Agea.

Agea baru tersadar kalau dirinya pun tak punya nomor Alka.

Me
Emang kenapa ya? Ada perlu apa?
16.08

Kali ini tak ada balasan. Padahal Agea ingin memperpanjang obralan.

Agea menunggu. Dirasakannya gerah di rumah Alka. Agea pun keluar dari rumah, duduk di teras. Matanya sesekali melihat notif yang tak kunjung datang.

Ingin rasanya Agea menanyakan Putri pada Andra. Ada hubungan apa mereka? Kenapa pada saat itu Agea melihat mereka berdua ke Gramedia bersama. Juga saat di perpus. Terlebih kedekatan mereka bisa dibilang punya hubungan khusus.

Jikalau benar Andra dan Putri ada hubungan, Agea jelas memilih mundur. Tak ingin jadi penghambat dihubungan mereka. Agea dengan bayangannya itu mengusap mukanya gusar. "Ga mungkin, mereka temen. Cuman temen," batinnya.

Alka datang membawa piring berisi kue brownies. Alka tau saja tamunya satu ini suka kue coklat. Tanpa malu-malu, Agea mengambil satu potong kue dengan tangan kanannya. Baru satu gigit, notif yang ditunggunya masuk. Segera Agea letakkan kembali kue tadi dipiringnya.

Andra Theana
Gua lagi nyusun biodata anak-anak.
16.14

Me
Oke
16.14


Kebetulan Alka ada di dekatnya. Segera Agea meminta nomor cowok yang tak bisa geser lemari tersebut.

Agendra ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang