One

1.5K 216 412
                                    

Langkah sayu Agea terdengar pelan hingga tak bersuara. Agea berhenti tepat di pintu rumahnya.

Agea baru tersadar kalau Mama dan Papanya tak ada di rumah saat ini. Mereka pagi-pagi berangkat kerja ke Jogjakarta dan meninggalkan pesan ke Agea untuk di rumah berdua dengan Abangnya Age.

Dan Agea juga lupa untuk meminta kunci cadangan. Alhasil sekarang Agea terkunci.

Agea terburu-buru mengirimkan pesan kepada abangnya. Age bersekolah di SMK berbeda dengan Agea SMA. Dan jadwal pulang SMA dengan SMK berbeda.

Age pulang setiap jam lima, dan sekarang baru jam tiga sore. Agea tak mungkin menunggu di depan rumah tanpa kepastian.

"Anjir lah Age, masa dia ga ninggalin kunci di bawah pot kek?" celetuk Agea sendiri.

Agea telah mengirimkan pesan kepada abangnya agar cepat pulang. Tapi nihil, Age tak akan mungkin cepat menanggapi permintaan Agea.

Selanjutnya ia memutuskan untuk meninggalkan rumah. Mungkin ke Gramedia adalah jalan pintas terbaik saat ini. Hitung-hitung cuci mata.

Untuk menuju ke sana, Agea pun menuju jalan raya untuk naik angkot. Hanya berjarak dua kilometer. Dengan membayar tiga ribu rupiah Agea turun dari angkot.

"Ah udah lama ga ke sini." Agea lalu masuk ke dalam Gramedia dengan elegannya. Sambil memilih-milih buku, Agea tak sengaja berpapasan dengan Andra.

What? Andra?

Agea buru-buru menghadap ke belakang. Ia terlalu malu menunjukkan mukanya saat ini. Bukan karena apa-apa. Tapi karena Andra tak sendiri.

Dia bareng cewek? Sama siapa tuh Andra?

Agea menutup mukanya dengan buku. Sembari membelakangi dua sejoli di belakangnya. Agea sesekali mengintip.

Andra dan teman ceweknya itu sedang asik memilih buku. Andra tampak diam saja mengekori dia.

Setelah mereka agak menjauh, Agea menghela nafas lega. Setelah apa yang Agea lihat, cewek disamping Andra itu Putri, dia teman sekelasnya Andra. Dan mengapa mereka bisa pergi berdua? Pacarankah?

Cukup penasaran dirinya. Ingin menanyakan langsung hanya membuat tambah malu dan tentunya tak wajar. Andra saja mungkin tak mengenal Agea.

Agea memutuskan untuk pergi dari Gramedia dengan membeli satu novel. Tak ingin berlama-lama di sana. Bisa-bisa Agea terbakar api cemburu.

Sampai di rumah Agea di sambut Age.

Tumben tuh anak cepet pulang?

Dengan langkah cepat, Agea mendului abangnya. "Mana kunci?" Agea berbalik kembali. Meminta kunci pada abangnya yang stay di motor dan sedang asik berkutat dengan HP-nya.

"Nih." Age menyodorkan kunci pada Agea. Segera Agea mengambilnya.

"Gea gue nginep di rumah temen ya."

Kebetulan besok hari Minggu. Agea mengiyakan abangnya. Toh, sendiri di rumah tak masalah baginya.

Begitu disetujui Agea, Age segera pergi dari halaman rumah.

Agea berjalan lesu menuju rumah. Ia tutup pintu dengan bunyi brak.  Dia juga ikut kaget dengan dentuman suara pintu. Mungkin juga ini efek bertemu dengan Andra tadi sehingga dia belumlah fokus. Entah mengapa juga Agea bisa bertemu dengan Andra.

Coba saja kalau Agea dan Andra berteman, mungkin yang ditemani Agea itu Andra bukan Putri.

Malas memikirkan Andra, Agea memutuskan untuk tidur dengan pakaian sekolah. Dua sampai lima menit, Agea terlelap.

***

Minggu pagi tiba. Di sambut telfon oleh Dino. Entah apa yang dipikirkan Dino pagi-pagi sampai menelpon Agea.

Agea yang sedang merapikan kasur segera mengambil hp di nakas. Terlihat jelas nama Dino di layar. Angkat atau ga ya?

Tapi ujung-ujungnya Agea angkat. Takut ada yang penting.

"Apa?" tanpa ba-bi-bu Agea menanyakan maksud dan tujuan Dino. Cowok usil di kelasnya. Ada-ada saja kelakuan Dino di kelas yang membuat Agea kesal. Namun ada juga asiknya sekelas dengan Dino, dia bisa ngelawak.

"Temenin gua ke wedding party sepupu gua dong. Males sendiri gua," ucap Dino diseberang sana.

"Males ah. Ajak cewek lu kek." Agea sembari menjawab pergi ke dapur mengambil segelas air.

"Nah itu makanya. Gua kan cuman punya lu, Gea."

"Haha, yang bener aja." Agea tak tahan tertawa mendengarnya. Sejak kapan Agea dianggap cewek sama Dino? Biasanya juga mereka kelahi mulu.

"Gua jemput ya jam dua nanti. See you Gea." Dino mematikan sepihak telfonnya.

Agea bergidik sendiri. Ke wedding party bersama Dino? Tak ada yang salah. Hanya saja, kenapa harus Dino? Dia pria paling menyebalkan.

Walau malas pergi, Agea tak mengatakan sepenuhnya tidak untuk menemani Dino. Agea pun memilih baju yang cocok untuk ke party.

"Maskeran dulu kali yah?" Agea memutuskan maskeran sembari nonton film di netflik.

***

Agea sudah cantik dengan dress berwarna tosca itu. Dibaluti dengan tas selempang warna coklat dengan heels senada dengan warna tas.

Dino yang baru saja datang tersenyum picik. "Lu bisa juga dandan yah?"

Agea menyambut Dino dengan berkata, "Kenapa emang, mulai suka ya lu ma gue?" canda Agea. Dino hanya terkikik pelan. Lucu saja melihat Agea memakai liptint. Tampak cantik.

Tak ada balasan lanjut dari Dino, Agea pun naik di motornya dengan duduk menyamping. Ia pun memakai helm dari Dino.

Hening. Tak ada percakapan sepanjang perjalanan. Agea cukup malas berbincang dengan Dino. Yang ada nanti adu argumen.

Sesampainya di tempat acara. Agea turun. Dino pun begitu sambil mencari tempat parkir yang memadai.

"Oiya Ge, gua ngakunya sih lo pacar gua. Maaf ya. Sekali aja. Malu tau ke sini tanpa bawa gandengan." Tanpa ada dosa, Dino mengatakan itu kepada Agea.

"Anjir kesel banget gue," sanggah Agea. Jadi pacar pura-pura Dino sehari? Di depan sanak saudara Dino pula tuh. Bukannya malu, ataupun gimana. Dino kalau dari segi penampilan cukup lumayan. Tetapi malas saja kalau harus sama Dino.

"Jangan aneh-aneh, ya," gertak Agea lantang.

Dino mengambil tangan Agea untuk dipegangnya. "Sebatas gini doang?" Dino menunjukkan tangannya yang telah ia kaitkan dengan tangan Agea.

Agea mengangkat alisnya sedangkan dia hanya menerima perlakuan itu. "Nanti abis ini gue perlu cuci tangan tujuh kali," bisik Agea saat mereka sudah masuk ke acara pesta.

Ada kekehan dari mulut Dino. "Terserah lo, my new girlfriend, ha-ha." Mendengar itu, Agea berdecak.

Dino dan Agea berjalan berdampingan. Hanya sehari ini saja. Itu yang Agea tekankan. Lagi pula Dino membutuhkan dia untuk menyamar.

***

Agendra ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang