Two

1.4K 207 404
                                    

Sebagai siswi yang baik. Agea datang tak pernah telat ke sekolah. Tentu, itu berkat Abangnya Age yang sekolahnya jauh dari rumah. Mengharuskan dia pagi-pagi pergi ke sekolah. Tentu Agea jadi ikut-ikutan kepagian datang.

Agea tiba-tiba terbayang kemarin ke wedding party bareng Dino. Dan tangan mereka yang sempat bertaut kemarin. "Kacau anjir," celetuk Agea. Pusing sendiri kalau sudah terbayang hal demikian. Walaupun hanya penyamaran.

Pintu terbuka, menampakkan Dino datang.

Tanpa merasa bersalah Dino masuk dan menyapa Agea. "Pagi Gea. My beloved girlfriend. Lebih tepatnya pacar sehari, ha-ha."

"Kampret lu." Agea tak terima dikatai girlfriend. Sekaligus bagaimana Dino mentertawainya.

Dino hanya menunjukkan gusinya, nyengir. Agea cukup malas menanggapi Dino.

Selang beberapa menit kelas sudah ramai. Termasuk Keysa yang baru saja datang.

Wali kelas pun ikut masuk setelah Keysa. Padahal lima menit lagi baru mulai belajar. Tapi guru yang sering disapa Buk Rina itu telah masuk duluan.

"Baik anak-anak. Ibuk mau ngatur duduk kalian. Ibuk lihat kalian duduk bergenk-genk. Sangat tidak baik. Dan ada deskriminasi di dalamnya."

"Ah ga mau buk."

"Yah ibuk."

Banyak yang tak mau dengan arahan Buk Rina. Agea sebentar lagi akan pisah dengan Keysa.

"Bye Key," lambai Agea ke Keysa walau belum diatur tempat duduknya.

Buk Rina pun mengatur duduk kelas sepuluh MIPA tiga itu. Agea kebagian duduk dengan Aldi. Sang ketua kelas. Sedangkan Keysa dengan Mita. Dan Dino dengan Riska. Bisa-bisa cinlok Dino dan Riska, begitu pikir Agea.

"Di, Riska bisa-bisa cinlok tuh sama Dino," goda Agea ke Aldi. Rumor demi rumor mengatakan kalau Aldi suka sama Riska. Entah benar atau tidaknya.

"Lah hubungannya sama gue apa. Jangan ke makan gosip!" sanggah Aldi nampak kesal. Kedua alisnya beradu.

"Alah, hatinya panas tuh?" goda Agea sekali lagi.

"Lu emang ga panas liat Dino?"

"Apaan?" Agea tak terima.

"Kan gosipnya lu ma Dino—"

Sebelum Aldi menambah-nambah kalimat. Agea menutup mulutnya.

"Diem anjir nyebar yang enggak-enggak." Agea pun melepaskan tangannya dikarenakan mata Buk Rina melihat yang ia lakukan.

Aldi terkekeh. "Ketauan, kan."

"Bodo!" Agea mencoba tak peduli.

***

Entah sial atau apa. Agea terakhir kumpul tugas hari ini dengan Buk Rina. Dan Agea kedapatan disuruh Buk Rina untuk mengantarkan buku-buku latihan ke kelas sepuluh MIPA tujuh. Sangat jauh.

Saat Agea dan Buk Rina menuju kelas, Agea berpapasan dengan Fadil, siswa kelas sepuluh MIPA tujuh.

"Biar gue aja." Fadil mengambil buku-buku dari tangan Agea.

Untunglah ada Fadil.

"Oiya Gea, kemarin gue liat lo gandengan sama Dino di wedding party. Pacaran yah?" Fadil mengatakan itu dengan entengnya. Agea tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Gak lah. Salah liat kali." Agea mengelak. "Lagian lo ikut ke party itu juga?"

"Iyalah. Kan tetangga gue yang adain acara."

Agendra ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang