Hutan berantai (25)

131 84 270
                                    

Starla Hydrangea Aster
Aconitum mafia

..............

Warning⚠
Part ini mengandung kekerasan!
Yang gak kuat sama darah hati-hati jangan dibayangkan!

•vote
•comen
• Happy reading♥





25. Hutan berantai.

Gadis itu terduduk di lantai gua kelelawar yang jumlahnya cukup banyak mengerubunginya.

Ares mencoba mengusir kelelawar-kelelawar itu sebisa mungkin namun, nihil hewan kecil itu susah untuk di halau.

"Solar, gue butuh solar!".celetuk Starla.
Gadis itu mengambil ransel Ares mengobrak-abrik nya seingatnya cowok itu membawa solar untuk membuat api unggun.

"Ketemu!”

Starla melepas jaket levisnya melilitkan pada sebuah batang kayu sedang, lalu menyiramnya dengan solar.
Tangannya terulur menghidupkan korek api itu.

Blas!

Nyala!

Gadis itu berdiri mengibaskan senjatanya yang ia buat tadi ke arah segerombolan kelelawar itu.

"Pergi! Pergi!”

Kelelawar itu semua telah pergi, Ares tertegun sejenak.

Tes!

Darah bekas cakaran hewan itu menetes dari pipi Ares.

"Sen gak pa-pa?” tanya Starla.

"Gak!” ujar Ares sambil memalingkan wajahnya.

Gadis itu menghela nafas.

Kriukkk.....

Starla melotot perutnya sungguh tidak bisa di kondisikan.

"Suara apa itu?” celetuk Ares.

"Su- suara beruang kali!”

"Beruang kelaperan?”

Dam!

Starla menutup mulutnya, Ares benar-benar mampu menjatuhkannya.

"Lo tunggu sini gue cariin makan!” ujar Ares.


Sepuluh menit berlalu namun, Ares tak kunjung kembali.

"Kemana Sen Ares? Jangan-jangan gue di tinggal lagi” ujarnya, kedua kakinya melangkah keluar, perlahan-lahan menjauhi gua.

"Sen!!” teriakan itu tak mampu membuat Ares kembali.
Mata indahnya menemukan sebuah rumah kecil tua tak terawat di tengah kabut tebal.

"Rumah?, ah mungkin rumah kosong”

Dug!

Dug!

Dug!

Suara itu berasal dari sebuah benda seperti orang yang sedang memotong sesuatu,
Starla mengintip di celah rumah itu.

Apa itu seperti daging?

Tunggu!

"I-itu tangan manusia?” lirih nya tak percaya, seorang dengan jubah hitam sedang memotong daging manusia darah berceceran di sekitarnya bau busuk mulai tercium.

Kriek...

"Siapa itu? Jangan main-main!" suara menggelegar seram itu bagai duri yang menusuk jantung Starla.

Bugh!

Starla mendesis dahinya terluka karna dipukul dengan batu sebesar genggaman itu.
Rasanya mulai pusing, remang-remang ia melihat pria seram berambut gondrong panjang tak terawat dengan postur tubuh kekar.

Gadis itu masih sadar, pria itu mengangkat sebuah golok hendak diarahkan ke tubuhnya.
Starla berusaha mencari senjata disekitanya dengan pandangan kurang jelas dan darah yang makin deras menetes di dahinya.

Bugh!!

Starla memukulnya dengan cangkul yang kebetulan ada disitu pria itu terlihat meringis namun, belum tumbang.

Batss!!!

Sebelum pria itu berdiri, Starla terlebih dahulu menyabitkan cangkul ke kepala psycopat itu.
Gadis itu mengambil alih golok yang dipegannya.

Jleb!

Jleb!

Jleb!

Jleb!

"ARGHHHHHH!!!”

Starla tanpa sadar menusukan golok itu dengann brutal berkali-kali ke tubuh si psycopat membuat darah mulai mengalir deras.

"Hosh.....Hosh....Hosh....” Starla membuang golok penuh darah.

Apa?, apa yang telah ia lakukan?. kepalanya mulai sakit kini darah merah pekat psycopat itu berlumuran dibaju Starla.

"Apa?, apa yang gue lakuin?” kata Starla bergetar melihat kedua tangannya yang bergetar.

"Bukan!..... Ini bukan gue!, bukan!!!” teriaknya frustasi.
"Apa? Gue bukan..... Bukan gue..." Starla memegangi kepalanya.

"Siapa itu?!!"

Namun, ternyata tidak hanya satu ada orang lain.
Gadis itu berlari menjauhi tempat itu sejauh mungkin, memorinya muncul saat ayah dan ibu nya sering membunuh dulu.

Air mata berurai jatuh ke pipinya, kakinya berlari sekuat tenaga, ia bingung apa yang telah ia lakukan, Starla sama sekali tidak menyadari kala melakukan hal itu.

Brukk!



Hydrangea✓

Hydrangea✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang